Etil Ester Minyak Ikan Sardin (Sardinella sp.) Semirefined dan Refined).

Abstract

Minyak ikan sardin hasil samping penepungan merupakan salah satu komoditi utama hasil pengolahan perikanan yang dapat dikembangkan dalam pangan. Komponen utama minyak ikan adalah trigliserida yang memiliki sifat mudah teroksidasi. Transesterifikasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan stabilitas minyak ikan yang menghasilkan minyak etil ester dengan gliserol sebagai hasil sampingnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Desember 2016 yang terdiri dari empat tahap yaitu (a) karakterisasi minyak ikan sardin kasar, (b) pemilihan bahan baku minyak ikan yang tepat untuk proses transesterifikasi, (c) pemilihan katalis dan suhu yang tepat pada minyak ikan terpilih dan (d) stabilitas etil ester minyak ikan selama penyimpanan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial. Minyak ikan sardin hasil samping penepungan diperoleh dari PT. HOSANA BUANA TUNGGAL, Bali. Perlakuan untuk transesterifikasi yang diberikan yaitu konsentrasi katalis (0.5, 1.0, dan 1.5%) dan suhu (60, 70, dan 80 °C). Parameter yang dianalisis yaitu profil asam lemak, residu logam berat, dan kualitas minyak (oksidasi primer, oksidasi sekunder, viskositas dan kejernihan). Karakteristik minyak ikan sardin kasar belum memenuhi persyaratan untuk transesterifikasi sehingga diperlukan pemurnian yaitu netralisasi dan bleaching. Kedua minyak hasil pemurnian tersebut ditransesterifikasi dan minyak ikan terpilih yaitu minyak semirefined dilanjutkan pada tahap pemilihan katalis dan suhu. Perlakuan terbaik diperoleh pada konsentrasi katalis NaOH 1% pada suhu 70 ºC. Hasil analisis ANOVA dan uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi katalis NaOH dan suhu berpengaruh nyata pada rendemen, peroksida, p-anisidin, TOTOX dan viskositas (p< 0.05). Kestabilan etil ester semirefined terbaik pada perlakuan tokoferol 0.06 ppm dan dugaan umur simpan selama 5 bulan.