Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88222
Title: Efek Fumigan dan Repelen Fraksi Minyak Atsiri Pepermin dan Cengkeh terhadap Tribolium castaneum (Herbst) (Coleoptera: Tenebrionidae)
Authors: Harahap, Idham Sakti
Dadang
Syam, Sunaryo
Issue Date: 2017
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Tribolium castaneum Herbst (Coleoptera: Tenebrionidae) merupakan salah satu hama gudang penting di negara tropis. Fumigasi menggunakan fosfin merupakan upaya pengendalian T. castaneum yang paling umum dilakukan. Namun demikian, penggunaan fosfin secara terus-menerus dalam waktu lama tanpa adanya rotasi fumigan telah mengakibatkan terjadinya resistensi. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif pengendalian untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari efek fumigan dan repelen fraksifraksi minyak atsiri pepermin dan cengkeh terhadap T. castaneum, dan mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung di dalam fraksi aktifnya. Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan yang meliputi pemeliharaan dan perbanyakan serangga uji, uji toksisitas minyak atsiri, fraksinasi minyak atsiri, uji toksisitas fraksi, pengamatan perkembangan larva, uji repelensi, dan identifikasi senyawa dalam fraksi aktif. Pepermin fraksi n-heksana (pfh) dan cengkeh fraksi n-heksana (cfh) menyebabkan mortalitas paling tinggi terhadap imago dan larva T. castaneum setelah 72 jam fumigasi. Nilai LD95 pfh untuk imago dan larva berturut-turut sebesar 0.091 dan 0.589 ml/l udara, sedangkan nilai LD95 cfh berturut-turut sebesar 0.163 dan 0.718 ml/l udara. Selain mengakibatkan kematian, tiga taraf dosis terendah pfh dan cfh juga menunjukkan aktivitas penghambatan perkembangan larva. Persentase larva menjadi pupa pada pfh sebesar 48.67- 74.91%, sedangkan pada cfh sebesar 73.80-100%. Persentase larva menjadi imago pada pfh sebesar 9.12-16.59%, sedangkan pada cfh sebesar 5.00-13.94%. Uji repelensi menunjukkan bahwa pfh dan cfh memiliki aktivitas repelen yang tinggi masing-masing mencapai 86.7% dan 94.6% pada 72 JSP. Hasil analisis senyawa dengan GCMS menunjukkan senyawa dominan pada pfh antara lain β-pinen, limonen, isopulegol, menton, isomenton, mentol, pulegon, dan trans-carane, sedangkan pada cfh yaitu eugenol dan caryopilen. Dengan demikian, pfh dan cfh atau senyawa-senyawa yang terdapat di dalamnya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai insektisida nabati pengendali hama gudang T. castaneum.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88222
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017ssy.pdf
  Restricted Access
15.32 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.