Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87999
Title: Biologi Nyamuk Ganjur Alang-alang Orseolia javanica Kieffer & van Leeuwen-Reijnvaan (Diptera: Cecidomyiidae).
Authors: Hidayat, Purnama
Guntoro, Dwi
Arini
Issue Date: 2017
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Alang-alang, Imperata cylindrica (L.) Beav. (Poaceae) merupakan salah satu gulma berbahaya di berbagai wilayah di dunia seperti Asia, Afrika Barat, dan bagian tenggara Amerika Serikat. Luas sebaran alang-alang di Asia sebesar 35 juta ha dan 8.5 juta ha di antaranya terdapat di Indonesia. Alang-alang tersebar melalui biji dan rimpang, dan sering disertai dengan aktivitas monospesifik yang mampu menekan vegetasi lain sehingga menghasilkan kerugian ekologi dan ekonomi. Selain itu, keberadaan alang-alang juga mampu meningkatkan frekuensi dan intensitas kebakaran. Pengendalian yang umum dilakukan untuk menekan pertumbuhan alang-alang adalah pengendalian kimiawi dengan herbisida, pengendalian fisik dan mekanik, serta pengendalian dengan musuh alami. Tercatat sekitar 90 jenis patogen, 90 jenis serangga, beberapa jenis nematoda, dan tungau yang diketahui berpotensi untuk menekan perkembangan alang-alang. Salah satu serangga yang dilaporkan memiliki potensi untuk mengendalikan alang-alang adalah nyamuk ganjur alang-alang Orseolia javanica Kieffer & van Leeuwen-Reijnvaan (Diptera: Cecidomyiidae). Nyamuk ganjur alang-alang adalah spesies serangga pembentuk ganjur yang diketahui hanya berkembang pada alang-alang. Larva instar awal nyamuk ganjur alang-alang mengolonisasi tunas muda alang-alang yang menstimulasi terbentuknya ganjur. Ganjur alang-alang ditandai dengan alang-alang yang berbentuk tabung, meruncing pada bagian ujung, berwarna merah keunguan. Penelitian ini bertujuan menyajikan informasi biologi nyamuk ganjur alang-alang. Ganjur alang-alang diambil dari pematang sawah di Desa Cibereum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan di antaranya penanaman alang-alang, pemeliharaan ganjur alang-alang, dan pengamatan biologi nyamuk ganjur alang-alang. Aspek perkembangan biologi nyamuk ganjur alang-alang yang diamati berupa lama siklus hidup serta ciri morfologi dan ukuran setiap fase (telur, larva, pupa, dan imago). Pengamatan lama hidup dan perkembangan telur diamati pada 150 telur. Pengamatan lama stadium larva dan pupa dilakukan pada 54 larva dan 30 pupa. Pengamatan morfometrik imago dilakukan pada 38 imago dan pengamatan fekunditas dilakukan pada 10 imago betina yang telah kopulasi dan 10 imago betina yang tidak berkopulasi. Imago betina nyamuk ganjur alang-alang dapat meletakkan telur satu per satu atau berkelompok pada dinding kotak plastik pemeliharaan ataupun pada tisu yang berada di dasar kotak. Telur nyamuk ganjur alang-alang berbentuk lonjong, permukaan licin dan memiliki ukuran panjang rata-rata 0.53 ± 0.004 mm dan lebar rata-rata 0.14 ± 0.001 mm. Rata-rata lama perkembangan telur adalah 4.5 hari. Telur yang baru diletakkan berwarna putih susu atau cenderung kekuningan. Telur yang berasal dari imago betina yang telah kopulasi (fertil) akan berkembang secara bertahap sementara telur dari i mago yang tidak berkopulasi (steril) akan kempis dan tidak menetas menjadi larva. Larva nyamuk ganjur terdiri dari 3 instar. Larva yang baru menetas (larva instar I) memiliki ukuran panjang rata-rata 0.59 ± 0.1 mm dan lebar tubuh rata-rata 0.19 ± 0.01 mm dengan rata-rata lama perkembangan 7 hari. Larva instar II memiliki ukuran panjang rata-rata 1.18 ± 0.4 mm dan lebar rata-rata 0.43 ± 0.15 mm dengan rata-rata lama perkembangan 3 hari. Larva instar III memiliki ukuran panjang rata-rata 3.30 ± 1.5 mm dan lebar rata-rata 1.00 ± 0.35 mm dengan rata-rata lama perkembangan 10 hari. Larva yang baru menetas dari telur berwarna oranye kemerahan, cenderung transparan dan memiliki titik mata (eye spot) berwarna hitam. Larva instar II berwarna oranye pudar, cenderung transparan, dan memiliki titik mata berwarna hitam. Dorsal tubuh cenderung cembung dan bagian ventral berbentuk datar. Larva instar III berwarna putih kekuningan dengan struktur tubuh yang lebih padat dan keras, ruas tubuh terlihat jelas, terdapat titik mata berwarna hitam dan sternal spatula yang berwarna cokelat pada ruas tubuh ke-tiga. Pupa nyamuk ganjur alang-alang memiliki panjang rata-rata 5.89 ± 0.7 mm dan lebar rata-rata 1.61 ± 0.25 mm. Rata-rata lama perkembangan pupa adalah 11 hari. Pupa nyamuk ganjur alang-alang yang baru terbentuk berwarna putih dengan duri-duri berwarna oranye kecokelatan yang terdapat pada abdomen. Warna pupa kemudian akan berubah menjadi oranye, cokelat muda hingga cokelat tua dengan struktur mata, tungkai dan antena berwarna hitam menjelang menjadi imago. Imago betina memiliki panjang tubuh rata-rata 5.65 ± 1.12 mm dan lebar tubuh rata-rata 1.16 ± 0.15 mm. Imago jantan memiliki panjang tubuh rata-rata 2.95 ± 0.27 mm dan lebar tubuh rata-rata 0.58 ± 0.06 mm. Rata-rata lama hidup imago betina yang berkopulasi adalah 1.7 ± 0.47 hari. Rata-rata lama hidup imago betina yang tidak berkopulasi adalah 1.2 ± 0.41 hari. Imago jantan memiliki rata-rata lama hidup 1.0 ± 0.00 hari. Imago nyamuk ganjur alang-alang memiliki rambut-rambut halus yang menutupi seluruh permukaan tubuhnya. Imago betina nyamuk ganjur alang-alang berukuran lebih besar daripada imago jantan. Selama hidupnya, imago betina nyamuk ganjur yang berkopulasi dapat meletakkan 512.1 ± 61.5 butir telur, sedangkan imago betina yang tidak berkopulasi meletakkan telur lebih sedikit yaitu 153.3 ± 27.3 butir telur. Seluruh siklus hidup nyamuk ganjur alang-alang berlangsung selama 37-57 hari.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87999
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017ari.pdf
  Restricted Access
17.56 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.