Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87822
Title: Model Pengembangan Produksi Jagung untuk Kebutuhan Industri dan Peningkatan Perekonomian
Authors: Nurmalina, Rita
Mulatsih, Sri
Saliem, Handewi Purwati
Panikkai, Sumarni
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Peranan komoditi jagung sebagai bahan baku pakan ternak sampai saat ini permintaannya semakin meningkat. Jumlah produksi pakan tahun 2015 sebesar 13.8 juta ton. Dengan demikian fungsi jagung khususnya untuk pakan dengan penggunaan jagung yang relatif tinggi ini disebabkan oleh harganya yang relatif murah, mengandung kalori tinggi, mempunyai protein dengan kandungan asam amino yang lengkap, mudah diproduksi, dan digemari oleh ternak dibandingkan dengan bahan baku pakan yang lainnya. Upaya untuk menggantikan jagung dengan biji-bijian lain tampaknya belum berhasil sehingga jagung tetap menjadi bahan baku utama pakan di seluruh dunia. Semakin meningkatnya permintaan jagung untuk pemenuhan kebutuhan pangan, industri bahan makanan, bahan baku pakan dan bahan baku energi (bioetanol), sementara produksi jagung nasional belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut, maka peningkatan jagung nasional memiliki peran penting baik sebagai substitusi impor dan surplus produksi diarahkan untuk ekspor. Penelitian ini bertujuan untuk : (i) menganalisis peran dan dinamika perjagungan nasional di Indonesia; (ii) menganalisis model ketersediaan jagung nasional dengan pendekatan dinamis; (iii) menganalisis model produksi jagung nasional untuk memenuhi kebutuhan industri dan peningkatan perekonomian; (iv) merumuskan dampak pengembangan produksi jagung nasional terhadap perekonomian nasional. Untuk menjawab tujuan tersebut digunakan pendekatan dinamika sistem, digunakan software powersim studio. Model ini menggunakan tahun 2015 sebagai tahun dasar dengan periode simulasi hingga tahun 2030. Dampak kebijakan pengembangan produksi dianalisis dengan menggunakan 4 skenario yaitu (1) Skenario 1, peningkatan produktivitas diasumsikan mengalami kenaikan sebesar 0.4 persen/tahun; (2) skenario 2, ekstensifikasi luas areal jagung diasumsikan mengalami kenaikan 1.0 persen/tahun; (3) skenario 3, penurunan pertumbuhan jumlah penduduk menjadi 1.32 persen; (4) skenario 4, penurunan import sebesar 60 persen. Sedangkan untuk menyusun alternatif kebijakan digunakan 3 skenario yaitu : (5) skenario 5, penggabungan skenario 3 dan4, (peningkatan penurunan tumbuhan 1.32 persen dan penurunan impor 60 persen), untuk melihat sisi kebutuhan; (6) skenario 6, penggabungan skenario 1 dan 2, (peningkatan produktivitas 0.4 persen dan ekstensifikasi lahan 1.0 persen); (7) Skenario 7, penggabungan skenario1,2,3 dan 4, (ekstensifikasi lahan 1.0 persen, peningkatan produktivitas 0.4 persen, penurunan jumlah penduduk menjadi 1.32 persen dan penurunan impor 60 persen). Hasil analisis menunjukkan pengembangan produksi jagung nasionalmemberikan dampak posistif terhadap ketersediaan jagung sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan akan industri pakan dan pangan dan meningkatkan pendapatan petani serta perekonomian secara nasional. Hasil simulasi model dengan menggunakan strategi kebijakan pemerintah mampu meningkatkan produksi jagung dan meningkatkan perekonomian wilayah. Dari hasil simulasi peningkatan produktivitas sebesar 0.4 persen/tahun (skenario peningkatan produktivitas) mampu meningkatkan produksi jagung sesuai dengan target pemerintah sebesar 22.20 juta ton pada tahun 2016, walaupun belum mampu memenuhi kebutuhan jagung yang meningkat lebih cepat dari produksi jagung. Oleh karena itu diperlukan skenario kebijakan yang menggabungkan beberapa skenario untuk menghasilkan kebijakan yang lebih baik. Kebijakan alternatif dengan skenario 7 (gabungan peningkatan ektensifikasi lahan, peningkatan produktivitas, penurunan impor dan penurunan jumlah penduduk) memiliki kinerja yang lebih baik dari skenario lainnya. Dengan target parget produksi sebesar 22.89 juta ton pada tahun 2016. Peningkatan produksi jagung nasional akan memberikan sumbangan terhadap pendapatan petani, PAD, pendapatan daerah yang secara tidak langsung memberi kontribusi terhadap PDB sehingga perekonomian nasional akan meningkat. Strategi dan kebijakan yang dilakukan pemerintah sebaiknya tetap diterapkan dalam mewujudkan pencapaian peningkatan produksi jagung nasional dan memfokuskan pada peningkatan ekstensifikasi lahan dan peningkatan produktivitas, karena memiliki pengaruh yang sangat besar dalam upaya meningkatkan produksi jagung nasional. Peluang peningkatan produksi jagung dalam negeri masih terbuka lebar melalui pemanfaatan sumber pertumbuhan produksi secara optimal. Sumber pertumbuhan tersebut meliputi: (1) perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) dan ekstensifikasi dengan memanfaatkan lahan tidur, (2) menekan senjang hasil antar wilayah maupun antar agroekosistem melalui penggunaan varietas unggul baru komposit dan hibrida serta penerapan model PTT spesifik lokasi, (3) menekan kehilangan hasil panen dan pasca panen, dan (4) meningkatkan stabilitas hasil antar musim dan wilayah melalui penerapan pengendalian hama terpadu secara bijaksana.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87822
Appears in Collections:DT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017spa.pdf
  Restricted Access
37.31 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.