Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87429
Title: Bioaktivitas zat ekstraktif kulit dan mata kayu sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen), mahoni (Swietenia mahagoni Jck.), dan mangium (Acacia mangium Willd.)
Authors: Syafii, Wasrin
Sari, Rita Kartika
Rosdiana, Nursinta Arifiani
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Sejumlah kulit kayu dan mata kayu seringkali menjadi limbah pada industri kayu seperti industri pulp dan saw mill. Hingga saat ini pemanfaatan limbah kayu seperti mata kayu dan kulit kayu hanya difokuskan sebagai sumber energi. Dalam studi terdahulu telah ditemukan bahwa mata kayu dan kulit kayu mengandung polifenol yang berlimpah (Pietarinen 2005 & 2006a). Beberapa jenis kayu cepat tumbuh seperti mangium (Acacia mangium), sengon (Paraserianthes falcataria), dan mahoni (Swietenia mahagoni) banyak ditanam di hutan tanaman di Indonesia sehingga ketersediaan limbah kulit dan mata kayunya melimpah. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar ekstrak mata kayu dan kulit kayu sengon, mahoni, serta mangium, menganalisis fitokimia kualitatif dan kuantitatif senyawa kimia ekstrak tersebut, serta mengevaluasi bioaktivitas ekstrak-ekstrak tersebut yang bersifat antioksidan dan antijamur pelapuk coklat (Poria placenta) dan jamur pelapuk putih (Coriolus versicolor). Serbuk kulit dan mata kayu diekstraksi dengan metode sokletasi berurutan menggunakan empat pelarut yang berbeda kepolarannya (diklorometan, aseton, toluena-etanol 2:1, dan air) lalu dihitung kadar ekstraknya. Analisis fitokimia kualitatif dilakukan melalui uji polienol, saponin, flavonoid, alkaloid, sterol, dan terpena. Analisis fitokimia kuantitatif dilakukan menggunakan gas chromatography mass spectrometry (GC-MS) dan MALDI-TOF. Kemudian aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode metil linoleat dan 2,2-diphenyl-1- picrylhydrazil (DPPH). Aktivitas antijamur pelapuk kayu ditentukan dengan metode penghambatan pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit mahoni menghasilkan kadar ekstrak tertinggi sebesar 18.48% dengan kadar ekstrak aseton kulit mahoni yang paling tinggi diantara ekstrak aseton lainnya. Terdapat kehadiran saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid, terpena, dan sterol dengan konsentrasi yang sangat kuat dalam semua ekstrak berdasarkan analisis fitokimia kualitatif. Katekin dan asam benzoat ditemukan di dalam beberapa ekstrak kulit dan mata kayu dalam jumlah besar. Senyawa kimia tersebut berperan penting terhadap nilai antioksidan dan antijamur. Aktivitas antioksidan tertinggi diperoleh pada ekstrak kulit sengon toluena-etanol 2:1 berdasarkan metode metil linoleat (OUI=97.98%) dan ekstrak kulit sengon toluena-etanol 2:1 (EC50=6.8mg/L) berdasarkan metode DPPH. Ekstrak sengon memiliki sifat antijamur yang paling baik, terutama ekstrak toluenaetanol 2:1 mata kayu sengon dengan nilai hambatan pertumbuhan 84.12%. Besar aktivitas antioksidan dan antijamur terkait dengan kandungan kimia dalam ekstrak.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87429
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017nar.pdf
  Restricted Access
16.83 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.