Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87411
Title: Produksi dan peningkatan mutu minyak ikan dari lemak jeroan hasil samping industri pengolahan patin siam (Pangasius hypopthalmus
Authors: Suptijah, Pipih
Santoso, Joko
Kamini
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Hasil samping pengolahan ikan patin berupa jeroan berpotensi untuk dijadikan sumber bahan baku produksi minyak ikan. Minyak ikan yang dihasilkan dari pengolahan tradisional masih berkualitas rendah karena menggunakan suhu tinggi sehingga berpotensi menghasilkan zat bersifat karsinogenik. Proses produksi yang optimal dan pemurnian minyak ikan perlu dilakukan untuk mendapatkan minyak ikan patin dengan kualitas baik sehingga layak dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik kimia jeroan ikan patin (Pangasius hypopthalmus), menentukan perlakuan ekstraksi minyak ikan terbaik dengan metode dry rendering dan pemanasan kompor, menentukan konsentrasi alkali terbaik dalam proses netralisasi (semi-refined), konsentrasi adsorben magnesol dan lama pengadukan (stirring) terbaik dalam proses pemurnian minyak ikan patin. Karakterisasi jeroan ikan patin meliputi analisis proksimat, residu logam berat, dan profil asam lemak. Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa kadar lemak pada jeroan patin sebesar 88.19%. Kadar logam beratnya di bawah batas maksimum SNI sehingga aman untuk dikonsumsi. Proporsi kelas asam lemaknya adalah sebagai berikut SFA > MUFA > PUFA dengan kandungan asam lemak tertinggi adalah asam oleat. Perlakuan ekstraksi dry rendering terbaik (suhu 50 °C selama 2 jam) menghasilkan minyak dengan rendemen 45.17%, bilangan peroksida/peroxide value (PV) 2.77 meq/kg, nilai asam lemak bebas/free fatty acid (FFA) 0.83%, bilangan asam/acid value (AV) 2.86 mg KOH/kg, bilangan anisidin/anisidine value (p-AV) 1.64 meq/kg, nilai total oksidasi (Totox) 8.39 meq/kg, dan nilai kejernihan 62.18% T. Minyak ikan hasil ekstraksi perlakuan terbaik tidak berbeda nyata dengan minyak hasil ekstraksi dengan pemanasan kompor. Pemanasan kompor dipilih sebagai metode ekstraksi untuk memproduksi minyak ikan patin yang dilanjutkan dengan pemurnian. Tahapan pemurnian meliputi netralisasi dan bleaching. Perlakuan NaOH 16 °Be dipilih karena menghasilkan karakteristik minyak terbaik dengan rendemen mencapai 96.46%, PV 2.32 meq/kg, FFA 0.26%, AV 0.27 mg KOH/g, p-AV 5.23 meq/kg, Totox 9.87 meq/kg, dan nilai kejernihan 58.69% T. Minyak ikan murni hasil bleaching terbaik diperoleh pada perlakuan konsentrasi adsorben magnesol 1% selama 10 menit dengan rendemen 88.16%, PV 3.56 meq/kg, FFA 0.58%, AV 1.15 mg KOH/g, p-AV 1.38 meq/kg, Totox 8.49 meq/kg, dan nilai kejernihan 75.58% T. Minyak ikan patin hasil pemurnian sudah memenuhi standar minyak ikan konsumsi IFOS (2011).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87411
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017kam.pdf
  Restricted Access
21.69 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.