Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/86002
Title: Analisis Ekonomi dan Kesediaan Pengusaha Tempe dan Tahu untuk Kontribusi dalam Operasional Pengolahan Limbah (Studi Kasus : Industri Tempe dan Tahu Primkopti, Kelurahan Semanan, Jakarta Barat)
Authors: Istiqomah, Asti
Lestari, Resti Dwi
Issue Date: 2016
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Sektor industri merupakan sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Menurut Badan Pusat Statistik DKI Jakarta (2014) sektor industri memberikan kontribusi sebesar 15.23 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta pada tahun 2013. Salah satu industri tersebut adalah industri tempe dan tahu Primkopti yang berada di Kelurahan Semanan, Jakarta Barat. Kegiatan yang terdapat di industri tempe dan tahu memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif berupa pendapatan dan serapan tenaga kerja sedangkan dampak negatif berupa pencemaran limbah yang dihasilkan jika langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Untuk itu, agar kegiatan ekonomi dapat berkelanjutan maka perlu ada pengolahan limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Salah satu cara pengolahan limbah tersebut adalah dengan menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengestimasi besarnya manfaat ekonomi dari industri tempe dan tahu, (2) Menganalisis persepsi masyarakat mengenai limbah cair tempe dan tahu, (3) Mengestimasi nilai kesediaan (WTP) pengusaha tempe dan tahu untuk membayar iuran biaya operasional IPAL, dan (4) Mendesain mekanisme pembayaran untuk pengolahan limbah tempe dan tahu dengan menggunakan IPAL. Metode yang digunakan yaitu analisis pendapatan, analisis persepsi, dichotomous choice- contingent valuation method dan analisis deskriptif. Manfaat ekonomi keberadaan industri tempe dan tahu adalah sebesar Rp 66 180 860 732 per tahun yang didapat dari pendapatan industri tempe dan tahu serta penyerapan tenaga kerja. Persepsi masyarakat menunjukkan bahwa jika limbah yang dihasilkan baik limbah cair dan padat merusak estetika lingkungan, air limbah menimbulkan bau yang tidak sedap serta jumlah IPAL yang ada sekarang belum cukup untuk menampung limbah yang ada saat ini. E WTP pengusaha untuk operasional IPAL adalah sebesar Rp 60 568 per bulan. Pembayaran operasional IPAL dilakukan per bulan dan perlu dibentuk lembaga khusus dengan melibatkan pengurus Primkopti dan perangkat desa.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/86002
Appears in Collections:UT - Resources and Environmental Economic

Files in This Item:
File SizeFormat 
H16rdl.pdf
  Restricted Access
44.65 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.