Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85524
Title: Penilaian Kromium Serum Darah Pada Penyandang Diabetes Mellitus Tipe 2 Dan Non Diabetes
Authors: Rimbawan
Anwar, Faisal
Effendi, Adi Teruna
Nurohmi, Susi
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Gaya hidup yang dipengaruhi oleh era modern yang terjadi saat ini menggiring seseorang memiliki kebiasaan yang kurang sehat. Rendahnya aktivitas fisik dan makanan instan yang padat energi dan tinggi lemak tidak jarang menjadi suatu pilihan gaya hidup modern (Seddon et al. 2001). Data hasil Riset kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan bahwa proporsi penduduk ≥15 tahun dengan diabetes mellitus (DM) adalah 5.7% (DepKes RI 2007). Pada tahun 2013 dilakukan survei kembali dan terdapat peningkatan proporsi penduduk ≥15 tahun dengan diabetes mellitus (DM) yakni sebesar 6.9% (Kemenkes 2013). Mineral kromium dalam beberapa penelitian dinyatakan memiliki hubungan yang berlawanan dengan resistensi insulin (Kim dan Song 2014). Hal inilah yang mendasari penelitian ini untuk dilakukan yaitu melihat perbedaan nilai kromium serum darah pada penyandang DM tipe 2 dan non DM dapat digunakan untuk menjadi salah satu pertimbangan perlu atau tidaknya dilakukan suplementasi guna memperbaiki mekanisme kerja insulin pada penderita diabetes. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengetahui karakteristik subjek DM tipe 2 dan non DM; 2) menilai status gizi subjek DM tipe 2 dan non DM; 3) mengetahui tingkat aktivitas fisik subjek DM tipe 2 dan non DM; 4) mengetahui tingkat kecukupan energi dan zat gizi subjek diabetes dan non diabetes; 5) menilai kadar kromium serum, glukosa darah puasa, dan HbA1c subjek DM tipe 2 dan non DM; 6) menguji keterkaitan antara asupan kromium dengan kadar kromium serum; 7) menguji keterkaitan antara status gizi, aktivitas fisik, dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan glukosa darah puasa dan HbA1c; 8) menguji keterkaitan antara kadar kromium serum darah dengan glukosa darah puasa dan HbA1c. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional survey dan dilakukan pada bulan Juni 2015-Februari 2016 bertempat Puskesmas I Denpasar Timur dan Puskesmas I Denpasar Barat Kota Denpasar. Kriteria inklusi untuk kelompok DM tipe 2 adalah pria dan wanita usia 50-65 tahun, penyandang DM tipe 2, sudah mengalami menopause untuk wanita ≥1 tahun terhitung saat penelitian dilakukan, dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan pada inform concent. Adapun kriteria eksklusi meliputi penyandang DM tipe 1, menderita anemia, dan menggunakan terapi insulin pada penyandang DM tipe 2. Subjek dipilih secara purpossive dari sebanyak 432 calon subjek terpilih sejumlah 42 orang untuk kelompok DM tipe 2 dan 45 orang kelompok non DM. Data yang dikumpulkan berupa Indeks Massa Tubuh (IMT), komposisi lemak tubuh, lemak visceral, lingkar pingang, gambaran konsumsi pangan sumber kromium, tingkat kecukupan energi dan zat gizi, aktivitas fisik, glukosa darah puasa, HbA1c, dan kadar kromium serum darah. Data yang diperoleh diolah dengan microsoft excell dan SPSS for windows. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel bebas (status gizi, aktivitas fisik, tingkat kecukupan energi dan zat gizi serta kadar kromium serum) dan terikat (glukosa darah puasa dan HbA1c). Korelasi Spearman dan Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat sedangkan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Sebagian besar subjek memiliki status gizi obesitas. Status gizi berdasarkan IMT antara subjek DM tipe 2 dan non DM tidak berbeda secara signifikan. Rataan nilai IMT pada kelompok DM tipe 2 (26.4±4.5) lebih tinggi dibandingkan kelompok non DM (25.5±5.0). Nilai rataan komposisi lemak tubuh pada perempuan DM tipe 2 lebih tinggi (38.3%) dibandingkan pada perempuan non DM (35.4%). Demikian pula pada laki-laki, nilai rataan komposisi lemak tubuh pada laki-laki DM tipe 2 lebih tinggi (25.3%) dibandingkan pada kelompok non DM (22.9%). Sebesar 52.4% subjek pada kelompok DM tipe 2 memiliki kadar lemak visceral berlebih begitu pula pada kelompok non DM (46.0%). Nilai rataan lingkar pinggang pada perempuan berbeda signifikan. Lingkar pinggang perempuan DM tipe 2 lebih tinggi (91.9 cm) dibandingkan dengan subjek perempuan non DM (83.4 cm) meskipun kedua kelompok tergolong dalam kategori tinggi untuk perempuan. Adapun lingkar pinggang pada laki-laki tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok. Namun nilai rataan lingkar pinggang laki-laki DM tipe 2 lebih tinggi (90.5 cm) dibandingkan dengan laki-laki non DM (87.2 cm). Aktivitas fisik yang ditunjukkan dengan nilai PAL menunjukkan bahwa pada kelompok non DM tingkat aktivitas fisiknya lebih tinggi (PAL 1.68±0.09) dibandingkan pada kelompok DM tipe 2 (PAL 1.58±0.11). Nilai rataan tingkat kecukupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat pada kedua kelompok tergolong normal. Tingkat kecukupan serat pangan kedua kelompok tergolong rendah. Tingkat kecukupan serat pangan untuk kelompok DM tipe 2 lebih rendah (55.4 ± 15.9%) jika dibandingkan dengan kelompok non DM (62.1 ± 15.5%). Tingkat kecukupan energi, protein, dan karbohidrat tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok subjek DM tipe 2 dan non DM. Namun tingkat kecukupan serat dan kromium memiliki perbedaan yang bermakna. Jenis pangan mengandung kromium yang paling banyak dikonsumsi dan memberikan kontribusi terhadap tingkat kecukupan adalah beras, ayam, tomat, dan kangkung. Rata-rata kromium pada kelompok non DM adalah 65.1 μg/L. Kadar kromium serum pada kelompok DM tipe 2 tidak terkontrol (35.6 μg/L) lebih rendah dibandingkan dengan DM tipe 2 terkontrol (46.6 μg/L). Subjek dengan glukosa darah puasa dan kadar HbA1c sebagai kontrol tingkat glikemik yang semakin tinggi memiliki kadar kromium serum yang semakin rendah. Terdapat hubungan yang signifikan antara GDP dan HbA1c dengan lingkar pinggang, aktivitas fisik, kadar kromium serum, dan serat makanan. Indeks massa tubuh dan lemak visceral memiliki hubungan yang signifikan dengan kadar HbA1c. Variabel yang paling dominan terhadap profil glukosa darah adalah aktivitas fisik dengan OR 6.248 (1.795-21.995) terhadap glukosa darah puasa dan 3.590 (1.153-11.182) terhadap HbA1c .
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85524
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017snu1.pdf
  Restricted Access
25.22 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.