Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85428
Title: Penerapan Sistem Usahatani Terintegrasi Di Provinsi Bali.
Authors: Kusnadi, Nunung
Rachmina, Dwi
Mahatmayana, I Ketut Manu
Issue Date: 2017
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Integrated Farming System (IFS) merupakan sebuah sistem pertanian yang memadukan ternak, ikan, tanaman, dan agroindustri dalam sebuah sinergitas sistem yang lebih luas, dengan memanfaatkan limbah usahatani sebagai input bagi usahatani lainnya. Pemanfaatan limbah dilakukan baik secara langsung maupun melalui proses pengolahan untuk menghasilkan produk sampingan berupa energi, pupuk, dan pakan untuk meningkatkan produktivitas dengan biaya yang minimum. Terdapat dua model IFS yang telah dipraktekkan oleh petani di Provinsi Bali, yaitu integrasi pada unit usahatani (IFS unit) dan integrasi pada kelompok (IFS wilayah). Tingkat penerapan IFS pada kedua model masih bervariasi dan belum diketahui dampak yang ditimbulkan terhadap pendapatan usahatani. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan membandingkan tingkat penerapan pada model IFS unit dan model IFS wilayah. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat penerapan IFS pada model IFS unit dan model IFS wilayah. Menganalisis dan membandingkan pendapatan usahatani dan efisiensi usahatani pada model IFS unit dan model IFS wilayah. Data dikumpulkan dari 67 petani contoh yang dipilih secara purposive dan insidental. Metode analisis data menggunakan metode analisis deskriptif, regresi logistik, analisis pendapatan usahatani dan analisis rasio R/C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan IFS pada model IFS wilayah relatif lebih tinggi dibandingkan dengan model IFS unit. Kondisi kandang pada model IFS wilayah lebih baik, pemanfaatan limbah tanaman, urin ternak, kotoran ternak dan biogas lebih tinggi dibandingkan dengan model IFS unit. Pemanfaatan tenaga ternak pada kedua model termasuk sangat rendah, namun pemanfaatan tenaga ternak pada model IFS unit lebih tinggi jika dibandingkan dengan model IFS wilayah. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi tingkat penerapan IFS secara signifikan adalah tingkat pendidikan dan pengalaman berusahatani. Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap tingkat penerapan IFS, sedangkan pengalaman berusahatani berpengaruh negatif. Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa pendapatan total usahatani model IFS wilayah lebih tinggi dibandingkan dengan model IFS unit. Pendapatan total model IFS unit dengan luas lahan ≤ 0.50 hektar sebesar Rp 29 862 000 per hektar per tahun, sedangkan model IFS unit dengan luas lahan > 0.50 hektar sebesar Rp 30 553 000 per tahun per hektar. Pendapatan total model IFS wilayah dengan luas lahan ≤ 0.50 hektar sebesar Rp 35 280 000 per hektar per tahun, sedangkan model IFS wilayah dengan luas lahan > 0.50 hektar sebesar Rp 38 878 000 per hektar per tahun. Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara pendapatan total model IFS unit dan model IFS wilayah. Hasil analisis tambahan keuntungan menunjukkan bahwa model IFS wilayah lebih menguntungkan dan efisien dibandingkan dengan model IFS unit.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85428
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017ikm.pdf
  Restricted Access
16.34 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.