Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85409
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAchmad-
dc.contributor.advisorFalah, Syamsul-
dc.contributor.authorNurafida, Desi-
dc.date.accessioned2017-05-23T02:21:41Z-
dc.date.available2017-05-23T02:21:41Z-
dc.date.issued2017-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85409-
dc.description.abstractPenyakit mati pucuk pada bibit jabon (Anthocephalus cadamba) oleh cendawan Botryodiplodia theobromae menyebabkan terhambatnya regenerasi tanaman ini. Usaha pengendalian yang banyak dilakukan saat ini yaitu dengan menggunakan fungisida sintetis. Tetapi penggunaanya menimbulkan masalah dengan meninggalkan residu bagi lingkungan dan menyebabkan resistensi patogen. Kitosan merupakan senyawa alami yang potensial sebagai alternatif untuk mengendalikan serangan penyakit pada tanaman. Senyawa ini memiliki sifat biologi dan mekanik yang tinggi diantaranya biorenewable, biodegradable, dan biofunctional sehingga aman untuk lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas kitosan dalam mengendalikan B. theobromae penyebab mati pucuk pada bibit jabon dan menguji pengaruh viskositas kitosan dalam mengendalikan mati pucuk pada bibit jabon. Penelitian ini menggunakan kitosan dari cangkang udang yang di larutkan dengan asam asetat 1.5% dan lakukan uji viskositas menggunakan Viskometer Brookfielt. Uji efektivitas larutan kitosan dalam mengendalikan mati pucuk pada bibit jabon dilakukan secara in-vivo. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu rancangan dua faktor dalam rancangan acak lengkap (Faktorial RAL) dengan faktor waktu penyemprotan dan konsentrasi larutan kitosan. Waktu penyemprotan larutan kitosan dilakukan satu hari sebelum inokulasi dan satu hari setelah inokulasi sedangkan konsentrasi larutan kitosan yang digunakan yaitu 0.0%, 0.1%, 0.3%, 0.5%, 0.8%, dan 1.0%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan kitosan dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit pada bibit jabon yang diduga karena larutan kitosan memiliki gugus amin bermuatan positif yang dapat berikatan dengan bahan dinding sel yang bermuatan negatif sehingga terjadi kebocoran pada sel patogen. Berbeda pada parameter tingkat kejadian penyakit yang diamati, larutan kitosan tidak memberikan pengaruh nyata karena B. theobromae mampu menimbulkan gejala mati pucuk pada seluruh bibit jabon. Konsentrasi dan waktu penyemprotan larutan kitosan berpengaruh nyata terhadap tingkat keparahan penyakit (P<0.05), tetapi keduanya tidak saling berinteraksi. Perlakuan paling efektif yaitu pemberian larutan kitosan dengan konsentrasi 0.1 % sebelum dilakukan inokulasi dengan tingkat keparahan penyakit sebesar 25 %. Viskositas larutan kitosan juga memberikan pengaruh terhadap keparahan penyakit mati pucuk pada bibit jabon. Viskositas terbaik dalam menekan perkembangan penyakit mati pucuk bibit jabon yaitu 8.80 dengan tingkat keparahan penyakit sebesar 7.90%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcSilvicultureid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleKeefektifan Kitosan Dalam Mengendalikan Botryodiplodia Theobromae Pat. Penyebab Mati Pucuk Pada Bibit Jabon (Anthocephalus Cadamba (Roxb.) Miq).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAnthocephalus cadambaid
dc.subject.keywordBotryodiplodia theobromaeid
dc.subject.keywordkitosanid
dc.subject.keywordmati pucukid
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017dnu.pdf
  Restricted Access
12.46 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.