Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85399Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Darmawan, Wayan | - |
| dc.contributor.advisor | Gerardin, Philippe | - |
| dc.contributor.author | Rizanti, Dwi Erikan | - |
| dc.date.accessioned | 2017-05-23T02:19:40Z | - |
| dc.date.available | 2017-05-23T02:19:40Z | - |
| dc.date.issued | 2017 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85399 | - |
| dc.description.abstract | Jati (Tectona grandis L.f.) merupakan salah satu jenis kayu tropis yang paling penting di Indonesia. Kayu jati di Indonesia diproses menjadi produk furniture dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan lokal dan internasional. Untuk memenuhi peningkatan permintaan produk, kayu jati dipasok dari Hutan Negara (Perhutani) dan Hutan Tanaman Rakyat (Community teak plantations). Jati rakyat dipanen pada rotasi yang lebih pendek yaitu sekitar 7-10 tahun dibandingkan jati Perhutani (40-60 tahun). Penelitian ini membahas karakterisasi sifat-sifat teknologi pada kayu jati rotasi panjang dan rotasi pendek berdasarkan kandungan ekstraktif, komposisi kimia kayu, kerapatan (density), jumlah vessel dan porositas kayu, swelling, water sorption isotherm, kekuatan lentur (modulus of rupture - MOR dan modulus elastisitas - MOE), kekerasan kayu, keterbasahan (wettability), perubahan warna, dan daya tahan terhadap jamur pelapuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jati rotasi pendek memiliki kandungan ekstraktif, kerapatan, stabilitas dimensi yang lebih rendah, dan memiliki nilai MOE, MOR dan kekerasan yang lebih rendah, serta memiliki daya tahan terhadap jamur pelapuk yang lebih rendah dibandingkan kayu jadi rotasi panjang. Jati rotasi pendek memiliki jumlah vessel yang lebih banyak dan porositas yang lebih tinggi, memiliki nilai perubahan massa yang lebih tinggi pada fenomena water sorption isotherm, keterbasahan yang lebih tinggi dan lebih baik dibandingkan dengan jati rotasi panjang. Hasil ini juga menunjukkan bahwa nilai swelling, MOE dan MOR, dan kekerasan pada jati rotasi pendek tidak sangat berbeda dibandingkan dengan jati rotasi panjang, meskipun jati rotasi pendek memiliki kerapatan yang rendah dan daya tahan terhadap jamur pelapuk yang rendah karena rendahnya porsi kayu teras dan kandungan ekstraktif pada jati rotasi pendek. Oleh karena itu, perhatian khusus perlu diberikan dalam hal penggunaan kayu jati rotasi pendek pada beberapa teknologi pengolahan kayu. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | Bogor Agricultural University (IPB) | id |
| dc.subject.ddc | Forestry | id |
| dc.subject.ddc | Forest Product | id |
| dc.subject.ddc | 2016 | id |
| dc.subject.ddc | Bogor, Jawa Barat | id |
| dc.title | Perbandingan Sifat-Sifat Kayu Jati Berdasarkan Pengelolaan Hutan: Rotasi Panjang Versus Rotasi Pendek | id |
| dc.type | Thesis | id |
| dc.subject.keyword | Jati rotasi pendek dan rotasi panjang | id |
| dc.subject.keyword | ekstraktif | id |
| dc.subject.keyword | wettability | id |
| dc.subject.keyword | durability | id |
| Appears in Collections: | MT - Forestry | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2017der.pdf Restricted Access | 12.02 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.