Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85242
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorWidodo-
dc.contributor.advisorWiyono, Suryo-
dc.contributor.authorAndriani, Desta-
dc.date.accessioned2017-05-15T04:35:14Z-
dc.date.available2017-05-15T04:35:14Z-
dc.date.issued2017-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85242-
dc.description.abstractCabai merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai arti ekonomi tinggi sehingga banyak dibudidayakan di Indonesia. Penyakit antraknosa merupakan salah satu penyakit penting yang banyak dilaporkan dapat menyebabkan kerugian secara ekonomi di seluruh pertanaman cabai terutama di Asia. Kehilangan hasil akibat penyakit ini dapat mencapai 50% dan dapat menyebabkan penurunan kualitas produk. Beberapa spesies cendawan yang menginfeksi buah cabai yaitu Colletotrichum gloeosporioides, C. acutatum, dan C. capsici. Upaya yang paling umum dilakukan untuk menanggulangi penyakit ini adalah dengan penggunaan fungisida dan dilakukan secara intensif. Aplikasi fungisida yang dilakukan oleh petani sering tidak disertai dengan pengetahuan yang memadai tentang cara ini, sehingga satu jenis fungisida digunakan secara terus menerus. Penggunaan satu jenis bahan aktif fungisida secara intensif dapat menyebabkan resistensi karena adanya tekanan terhadap gen patogen yang menyebabkan terjadinya mutasi, sehingga sensitivitasnya terhadap fungisida tersebut berkurang. Tingkat sensitivitas patogen antraknosa perlu diketahui untuk mengurangi resiko terjadinya resistensi patogen terhadap suatu bahan aktif sehingga pengelolaan penyakit terjadi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat sensitivitas dan kemungkinan terjadinya resistensi beberapa spesies Colletotrichum penyebab antraknosa cabai terhadap bahan aktif benomil, klorotalonil, mankozeb, dan propineb. Pengujian tingkat sensitivitas dan potensi perkembangan resistensi isolat Colletotrichum spp. terhadap bahan aktif fungisida dengan mengukur hambatan relatif diamater koloni masing-masing isolat Colletotrichum spp. Pengujian potensi perkembangan resistensi isolat Colletotrichum spp. terhadap bahan aktif fungisida dipilih berdasarkan nilai penghambatan relatif > 90%, penghambatan relatif ≤ 90% tidak diuji. Data dianalisis statistik dengan Anova dan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Data dianalisis dengan probit menggunakan program POLO PC untuk mengetahui nilai IC50. Kriteria tingkat sensitivitas ditentukan dengan tingkat hambatan relatif. Isolat Colletotrichum uji sudah resisten terhadap klorotalonil bahkan ketika konsentrasi dinaikan 10 kali dari anjuran. Semua isolat Colletotrichum uji masih sensitif terhadap benomil, tetapi sudah resisten terhadap mankozeb dan propineb. Sebagian besar isolat Colletotrichum sensitif terhadap mankozeb dan propineb pada konsentrasi 5 dan 10 kali dari anjuran. Tingkat sensitivitas isolat yang berbeda pada spesies Colletotrichum spp. yang sama menunjukkan hasil yang beragam pada bahan aktif fungisida yang diuji. Isolat yang berbeda dari spesies C. gloeosporioides memiliki tingkat sensitivitas bervariasi hanya terhadap propineb, tetapi variasi tersebut pada isolat C. capsici terjadi terhadap semua bahan aktif yang diuji. Semua isolat C. acutatum menunjukkan reaksi yang sama terhadap masing-masing bahan aktif yang diuji. Benomil memiliki nilai IC50 di bawah konsentrasi anjuran tetapi nilai IC50 klorotalonil di atas konsentrasi anjuran. Nilai IC50 untuk bahan aktif propineb dan mankozeb berada pada rentang konsentrasi anjuran dan beberapa di bawah anjuran. Potensi perkembangan resistensi terhadap benomil terjadi dengan cepat pada C. gloeosporioides isolat TGM 1105. Isolat Colletotrichum yang diuji lebih lama berkembang menjadi resisten terhadap manozeb. C. gloeosporioides isolat CKB 15 berpotensi berkembang menjadi resisten terhadap propineb. Perkembangan resistensi secara umum lebih cepat terjadi pada bahan aktif propineb, diikuti oleh bahan aktif benomil dan mankozeb. Manfaat dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah tentang perbedaan sensitivitas dan respons penyebab penyakit antraknosa terhadap fungisida. Selain itu, diharapkan juga dapat memberikan rekomendasi kepada petani dan pemerintah dalam menyusun metode pengendalian kimia penyakit antraknosa cabai secara rasional.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPhytopathologyid
dc.subject.ddcColletrotrichumid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleSensitivitas Tiga Spesies Colletotrichum Spp. Asal Cabai Terhadap Fungisidaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbahan aktifid
dc.subject.keywordIC50id
dc.subject.keywordkonsentrasiid
dc.subject.keywordtingkat hambatan relatifid
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017dan.pdf
  Restricted Access
14.81 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.