Deteksi Kuersetin Dengan Teknik Voltametri Menggunakan Elektrode Pasta Karbon Termodifikasi Polimer Polipirola Tercetak Molekul

Abstract

Deteksi kuersetin menggunakan elektrode pasta karbon (EPK) menghasilkan voltammogram siklik dengan 1 puncak oksidasi dan 1 puncak reduksi pada potensial +0.51 V dan +0.44 V vs Ag/AgCl. Pengukuran dengan EPK termodifikasi polimer polipirola tercetak molekul (MIP) juga menghasilkan 1 puncak oksidasi dan 1 puncak reduksi, yaitu masing-masing pada potensial +0.35 V dan -0.56 V vs Ag/AgCl, tetapi intensitas arus puncak oksidasi dan reduksi pada EPK MIP jauh lebih tinggi dibanding pada EPK. EPK MIP memiliki cetakan yang hanya dapat mengenali senyawa kuersetin, sehingga selektivitas terhadap kuersetin sangat tinggi. Linearitas pengukuran kuersetin dengan EPK MIP lebih rendah daripada dengan EPK, dengan nilai koefisien determinasi (R2) ialah 0.9070 dan 0.8673 masing-masing untuk arus puncak oksidasi dan arus puncak reduksi. Nilai limit deteksi dan limit kuantitasi yang dihasilkan pada pengukuran arus oksidasi kuersetin dengan EPK MIP masing-masing 0.64 × 10-6 M dan 1.93 ×10-6 M, serta pada arus reduksi masing-masing 0.57 × 10-6 M dan 1.72 × 10-6 M. Nilai simpangan baku relatif (%SBR) pengukuran kuersetin dengan EPK MIP pada arus oksidasi adalah 5.34% dan pada arus reduksi 3.98%. EPK MIP stabil digunakan untuk pengukuran kuersetin hingga 20 kali pemayaran.