Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/8449
Title: Pemanfaatan Minyak Sawit Kasar sebagai Sumber Energi Alternatif untuk Penyangraian Biji Kakao
Authors: Widyotomo, Sukrisno
Mulato, Sri
Prastowo, Bambang
Suharyanto, E.
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Kakao
Sangrai
Energi
Minyak Tanah
Minyak Sawit
Issue Date: 2008
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Salah satu tahap pengolahan hilir kakao yang sangat menentukan cita rasa khas chocolate adalah proses penyangraian. Penyangraian bertujuan untuk mengembangkan rasa, aroma, warna, dan mengurangi kadar air. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia telah merekayasa alat sangrai biji kakao tipe silinder horisontal dengan sumber panas kompor bertekanan berbahan bakar minyak tanah yang cocok dan terjangkau oleh pengusaha kecil baik secara teknologis maupun harga. Upaya konversi minyak tanah menjadi minyak nabati sebagai bahan bakar sumber panas penyangraian perlu dilakukan mengingat ketersediaan energi fosil yang semakin langka. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kinerja mesin sangrai biji kakao tipe silinder horisontal dengan menggunakan sumber panas kompor bertekanan berbahan bakar minyak sawit kasar [crude palm oil, CPO]. Kompor bertekanan yang digunakan adalah kompor Protos 1 dengan dasar rancangan dari Universitas Hohenheim, Jerman. Hasil uji awal skala laboratorium menunjukkan bahwa pada durasi proses pembakaran yang sama, minyak tanah yang dibutuhkan 2 kali lebih banyak dibandingkan minyak nabati. Pada proses penyangraian biji kakao diperoleh hasil bahwa dengan kompor bertekanan berbahan bakar minyak sawit kasar, biji kakao pascasangrai dengan kadar air 2-3% diperoleh setelah proses penyangraian berlangsung selama 45-50 menit dengan suhu sangrai antara 110- 120 o C. Tenaga yang dihasilkan kompor sekitar 2,7 kilowatt dengan konsumsi bahan bakar antara 0,271-0,292 kg/jam. Residu pembakaran dan tingkat kebisingan masingmasing sebesar 0,32-0,52 g/kg dan 70,2 dB. Frekuensi pembersihan nozzle kompor dilakukan antara 4-5 jam sekali. Uji organoleptik menunjukkan bahwa biji kakao pasca sangrai tidak terkontaminasi bau asap ataupun bau asing lainnya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/8449
Appears in Collections:Proceedings

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Sukrisno.pdfFull Text157.27 kBAdobe PDFThumbnail
View/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.