Biooksidasi Parsial pada Penanganan Anaerobik Limbah Biomasa Pertanian

Abstract

Limbah padat biomasa pertanian dan agroindustri mengandung bahan organik yang sangat tinggi. Penerapan teknologi anaerobik selain mampu mengatasi permasalahan lingkungan, juga menjadi teknologi pilihan untuk mengkonversi limbah menjadi produk yang bernilai, yaitu biogas sebagai energi ramah lingkungan, digestat untuk memperbaiki struktur tanah, dan lindi sebagai pupuk cair. Namun, pemanfaatan biomasa pertanian terkendala dengan rendahnya laju hidrolisis bahan lignoselulosa yang merupakan tahap pertama dalam rangkaian degradasi secara anaerobik. Beberapa metode pra-perlakuan bahan secara fisiko kimia dan biologis dapat memperbaiki karakteristik bahan sehingga memperbaiki laju konversi anaerobik secara keseluruhan. Pada penelitian ini pra-perlakuan biooksidasi parsial dengan inokulum Aspergillus niger pada onggok dan campuran mikroorganisme pada jerami dan sayuran dievaluasi efektivitasnya terhadap kinerja digester anaerobik skala 1 L dan 20 L. Pada biomasa onggok dan jerami biooksidasi parsial selama 7 hari pada suhu ruang menghasilkan kinerja digester anaerobik yang lebih baik, ditunjukkan dengan produksi biogas yang lebih tinggi, yaitu 35% pada onggok dan 25% pada jerami. Pada sayuran biooksidasi selama 2 hari menurunkan kandungan VS biomasa yang cukup signifikan, sehingga menyebabkan turunnya produksi biogas hingga 39%.