Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83537
Title: Rancang Bangun Model Manajemen Risiko Rantai Pasok Agroindustri Berbasis Pengetahuan
Authors: Marimin
Herdiyeni, Yeni
Haditjaroko, Liesbetini
Septiani, Winnie
Issue Date: 2016
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Risiko rantai pasok agroindustri susu terletak utamanya pada karakteristik produknya yang mudah rusak. Hal ini sejalan dengan guideline Food and Agriculture Organization (FAO) untuk negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) tahun 2011/2022 mengenai kategorisasi industri dan makanan berbasis risiko. Susu dan Industri Pengolahan Susu (IPS) masuk ke dalam kelompok kategori makanan dan industri berisiko tinggi. Risiko ini muncul dari rangkaian aktivitas rantai pasok mulai dari kegiatan di peternakan, koperasi dan IPS. Selain itu risiko juga muncul dari aktivitas pengiriman susu dari peternak ke Tempat Pelayanan Koperasi (TPK), TPK ke koperasi dan pengiriman susu dari koperasi ke IPS. Risiko yang terjadi pada satu jaringan berpengaruh terhadap jaringan lainnya, sehingga menimbulkan kerugian yang berdampak pada rantai pasok keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model manajemen risiko rantai pasok agroindustri susu berbasis pengetahuan. Model ini tersusun atas empat model utama yaitu Model 1 yaitu model identifikasi risiko, Model 2 yaitu model penilaian risiko, Model 3 yaitu model mitigasi risiko dan Model 4 yaitu model perhitungan harga susu di tingkat peternak dengan memasukkan faktor risiko. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk merancang Sistem Pendukung Keputusan Cerdas untuk penilaian risiko dan perhitungan harga susu di tingkat peternak berbasis risiko. Sistem ini mengintegasikan tiga model yaitu Model 1, 2 dan 4. Model identifikasi risiko terbagi menjadi dua sub model yaitu model pemetaan risiko rantai pasok di setiap jaringan rantai pasok dan model pemetaan risiko di aktivitas pengiriman susu. Model 2 yaitu model penilaian risiko yang terbagi menjadi tiga sub model yaitu model pengukuran risiko, model rantai hubungan risiko dan model performansi risiko. Sedangkan model 3 yaitu mitigasi risiko ditentukan berdasarkan evaluasi risiko dan konsekuensi risiko rantai hubungan risiko yang memiliki besaran risiko tertinggi. Identifikasi risiko menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Hierarchy Risk Breakdown Structure (HRBS), sedangkan penilaian dan performansi risiko menggunakan pendekatan logika fuzzy dalam bentuk linguistik. Proses inferensi menggunakan pendekatan Fuzzy Inference System (FIS) dengan metode penalaran fuzzy Mamdani. Keterkaitan risiko dan faktor risiko dimodelkan dengan pendekatan rantai hubungan risiko, sedangkan perfomansi risiko dimodelkan dengan menggunakan Fuzzy Assosiative Memories. Hasil identifikasi diperoleh 38 risiko di aktivitas jaringan rantai pasok dan 17 risiko pengiriman. Besaran risiko terbesar di peternakan ada pada faktor risiko inbreeding (kawin saudara), risiko terbesar koperasi terjadi pada faktor risiko kehilangan susu dan harga susu yang tidak sesuai dengan estimasi. Faktor risiko di IPS terletak pada risiko kerusakan produk pada saat penyimpanan di outlet. Risiko pada kegiatan pengiriman terbagi menjadi tiga tahapan yaitu pengiriman susu dari peternak ke Tempat Pelayanan Koperasi (TPK), TPK ke koperasi dan koperasi ke IPS. ii Risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai selanjutnya dievaluasi setiap dampaknya pada setiap jaringan, kemudian dimodelkan keterkaitannya dengan menggunakan pendekatan rantai hubungan risiko. Penelitian ini menghasilkan empat model rantai hubungan risiko rantai pasok agroindustri susu yaitu rantai hubungan yang terkait dengan penurunan jumlah produksi susu, penurunan kualitas susu, kerugian finansial akibat kelalaian dan pemalsuan serta keterlambatan pengiriman susu ke IPS. Model rantai hubungan risiko ini menggambarkan keterkaitan risiko dan faktor risiko pada jaringan rantai pasok. Berdasarkan hasil evaluasi risiko, diperoleh hasil bahwa konsekuensi yang paling besar dari rantai hubungan risiko adalah penurunan jumlah produksi susu. Faktor risiko inbreeding merupakan faktor risiko yang paling penting dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Faktor risiko ini disebabkan oleh tidak adanya sistem pencatatan (recording) sapi perah. Mitigasi risiko yang diusulkan untuk menangani risiko tersebut adalah penerapan sistem recording sapi perah, melalui sistem database SISI Ver 2 yang telah dikembangkan sejak tahun 1995. Analisis struktural dari penerapan database SISI Ver 2 ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Interpretative Structural Modelling (ISM). Berdasarkan analisis elemen kunci dari penerapan sistem recording sapi perah, diperoleh empat kendala utama yaitu terkait dengan petugas teknis, keterbatasan fasilitas dasar, kurangnya sosialisasi di tingkat peternak serta kendala aturan pemberian nomor telinga pada sapi. Setiap kendala dikaitkan dengan elemen kunci aktivitas yang dibutuhkan, kebutuhan program, perubahan yang dimungkinkan serta lembaga yang terlibat. Analisis elemen kunci dari penerapan sistem recording ini,diharapkan dapat menjadi usulan bagi pengambil keputusan untuk menerapkan database SISI Ver 2 ini di semua koperasi Jawa Barat. Model terakhir yang disusun dari penelitian ini adalah model perhitungan harga susu. Biaya produksi dikelompokkan dalam 3 skala usaha ternak berdasarkan jumlah kepemilikan sapi per peternak. Skala usaha 1 dengan rata-rata jumlah kepemilikan ternak 3,2 ST (Sapi Ternak) per peternak, skala usaha 2 dengan 6,80 ST per peternak dan skala usaha 3 dengan 15,83 ST per peternak. Nilai risiko dengan pendekatan logika fuzzy dibagi menjadi tiga batas nilai yaitu batas bawah, nilai tengah dan batas atas. Dari penelitian ini diperoleh 9 model harga dari kombinasi tiga skala usaha dan tiga batas nilai risiko. Model ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam menentukan harga susu dengan memperhatikan aspek risiko. Model identifikasi, model penilaian risiko dan model harga susu diintegrasikan dalam sebuah Sistem Pendukung Keputusan Cerdas yang diberi nama Risk System for Dairy Agroindustry (RSDA). Sistem ini dirancang untuk penilaian risiko pada rantai pasok agroindustri susu dan perhitungan harga susu di tingkat peternak berbasis risiko. Sistem menyediakan beberapa alternatif keputusan yang akan membantu pengambil keputusan dalam menyusun rencana penanganan risiko pada rantai pasok agorindustri susu. Selain itu, sistem ini juga menyediakan 9 skenario perhitungan biaya produksi dan 9 skenario harga susu di tingkat peternak yang memasukkan faktor risiko di peternak. Dengan adanya sistem ini, diharapkan peluang terjadinya risiko dan dampaknya pada rantai pasok agroindustri susu dapat diminimalisasi.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83537
Appears in Collections:DT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016wse.pdf
  Restricted Access
127.63 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.