Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83533
Title: Pemodelan Pengelolaan Risiko Rantai Pasok Dengan Pendekatan Performance Based Contract Pada Agroindustri Udang
Authors: Arkeman, Yandra
Soewardi, Kadarwan
Djatna, Taufik
Syarifuddin
Issue Date: 2016
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Kontrak pengadaan bahan baku dalam rantai pasok agroindustri udang masih terbatas sehingga perlu dilakukan upaya pengembangan model performance based contract manajemen risiko rantai pasok udang yang berkeadilan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model performance based contract manajemen risiko rantai pasok pada agroindustri udang. Untuk mencapai tujuan tersebut beberapa tujuan spesifik dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko, menghasilkan model performance based contract manajemen risiko rantai pasok udang berdasarkan pendekatan revenue sharing, menghasilkan model reward (bonus) dan penalty (denda), dan simulasi model kontrak rantai pasok udang dengan menggunakan dinamika sistem. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik untuk mencapai tujuan masing-masing tahapan. Studi literatur dan wawancara pakar dilakukan untuk mendapatkan faktor dan variabel risiko rantai pasok agroindustri udang. Fuzzy FMEA digunakan untuk memilih urutan prioritas tindakan (risiko dominan) yang sesuai dengan faktor-faktor risiko yang telah teridentifikasi. Untuk merancang model performance based contract manajemen risiko rantai pasok berdasarkan revenue sharing digunakan pendekatan goal programming, sedangkan untuk model bonus dan penalti digunakan dengan pendekatan quantity dan quality level agreement. Sedangkan model simulasi dinamis kontrak rantai pasok digunakan metodologi dinamika sistem. Konsep performance based contract yang dikembangkan berdasarkan pendekatan revenue sharing berfokus pada transfer risiko antara pemasok-pembeli dalam rangka mendorong keduanya untuk lebih fokus pada kinerja. Kelengkapan utama dalam pengembangan model performance based contract yaitu indikator kinerja, risk (revenue sharing) dan mekanisme pembayaran reward (bonus) dan penalty (denda). Identifikasi dan evaluasi risiko rantai pasok, diperoleh tingkat risiko tertinggi pada pelaku petani adalah risiko kualitas (0,42) dan risiko harga (0,22), pelaku pengumpul adalah risiko kuantitas (0,34) dan risiko harga (0,29), kemudian pelaku prosesor adalah risiko kuantitas (0,29) dan risiko harga (0,29). Sedangkan, risiko prioritas yang harus dikendalikan berdasarkan risiko dominan pada pelaku petani berupa kegagalan panen akibat serangan hama dan penyakit, pada pelaku pengumpul berupa kegagalan panen akibat serangan hama dan penyakit, keberadaan dan loyalitas pemasok yang rendah, kemudian pada pelaku prosesor adalah keragaman mutu pasokan dan adanya kontaminasi antibiotika pada komoditi dan produk udang. Model performance based contract manajemen risiko rantai pasok dengan pendekatan revenue sharing dapat memecahkan masalah kontrak yang adil untuk masing-masing pelaku rantai pasok. Kontrak revenue sharing dianalisis untuk 2 pelaku dalam rantai pasok 1 (petani-pengumpul) dan rantai pasok 2 (pengumpul- industri). Dengan pendekatan goal programming diperoleh bahan baku yang optimal untuk pelaku petani adalah 0,002 kg benur untuk budidaya, 2.117 kg dalam pengumpul dan 1.271 kg di industri. Sedangkan share of revenue dalam rantai pasok 1 adalah 0,74 dan 0,7 dalam rantai pasok 2. Mekanisme pemberian bonus atau denda terkait dengan pencapaian kinerja berdasarkan indikator kualitas dan kuantitas. Rancangan model ini dapat menghasilkan besaran bonus dan penalti untuk masing-masing pelaku rantai pasok. Sehingga besaran bonus dapat ditentukan dan penalti berlaku untuk koordinasi antara industri dan pengumpul. Berdasarkan simulasi model dinamika sistem diperoleh bahwa pendapatan pelaku rantai pasok, khususnya petani dan pengumpul dengan adanya mekanisme revenue sharing dalam kontrak performance based contract pengelolaan risiko rantai pasok. Sedangkan, prosesor mendapatkan keuntungan berupa pasokan yang memenuhi spesifikasi kuantitas dan kualitas bahan baku untuk diproses menjadi produk yang bernilai tambah tinggi. Kemudian, dengan adanya transparansi antar pelaku rantai pasok berdasarkan kontrak berbasis kinerja mewujudkan pola hubungan berbasis adanya kesetaraan untuk membangun trust building saat melaksanakan proses bisnis dalam konteks rantai pasok. Kontribusi utama dari penelitian ini adalah dihasilkannya model revenue sharing yang berkeadilan berdasarkan share of revenue untuk masing-masing pelaku rantai pasok. Untuk kesepakatan masing-masing pelaku dihasilkan model kesepakatan kuantitas berupa target produksi dan kesepakatan kualitas berupa target kualitas yang harus dipenuhi masing-masing pelaku rantai pasok. Kemudian, dihasilkan model besaran bonus dan penalti berdasarkan pencapaian kinerja kuantitas dan kualitas yang telah disepakati dalam perjanjian.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83533
Appears in Collections:DT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016sya.pdf
  Restricted Access
38.17 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.