Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83400| Title: | Transmisi Dan Pembentukan Harga Cabe Merah Serta Perilaku Pasar Antar Lembaga Pemasaran Cabe Merah Di Indonesia |
| Authors: | Firdaus, Muhammad Fariyanti, Anna Elvina |
| Issue Date: | 2016 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Cabe merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura strategis dan bernilai ekonomi tinggi. Dari sisi makro cabe merah terkenal sebagai salah satu komoditi penyumbang inflasi nasional sebagai akibat dari tingginya fluktuasi harga cabe merah di sepanjang tahun. Fluktuasi harga yang tinggi di tingkat lembaga pemasaran akan memberikan peluang bagi pelaku pasar dalam memanipulasi harga. Hal ini dapat menyebabkan transmisi harga pada lembaga pemasaran menjadi tidak sempurna dan menciptakan inefisiensi pasar. Akibatnya, produsen tidak mendapat manfaat atas kenaikan harga di tingkat konsumen dan konsumen tidak mendapat manfaat atas penurunan harga produsen. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis transmisi harga antar lembaga pemasaran cabe merah, (2) menganalisis faktor pembentukan harga cabe merah dengan memasukan variabel harga yang terintegrasi dan faktor lainnya, (3) mengidentifikasi perilaku pasar lembaga pemasaran cabe merah dalam pembentukan harga. Model penelitian yang digunakan untuk menganalisis transmisi harga antar lembaga pemasaran cabe merah menggunakan pendekatan model Asymmetric Error Correction Model (AECM). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga cabe merah menggunakan model Error Correction Model(ECM). Perilaku pasar dianalisis secara deskrtiptif serta dengan pendekatan Game Theory. Data yang digunakan untuk analisis transmisi harga dan faktor pembentukan harga adalah data sekunder time series mingguan dari Januari 2012 sampai Oktober 2014 (136 minggu). Analisis perilaku pasar menggunakan data primer dengan teknik snowball sampling. Sampel terdiri dari 4 orang petani, 2 pedagang pengumpul, 4 pedagang grosir dan 4 pedagang eceran. Hasil pengujian kausalitas Granger menunjukkan transmisi harga pada rantai pemasaran cabe merah terjadi secara satu arah yaitu dari grosir ke produsen, grosir ke konsumen dan produsen ke konsumen. Berdasarkan hasil estimasi uji asimetris transmisi harga model AECM menunjukkan bahwa pada ketiga hubungan pasar tersebut terdapat perbedaan respon antara pasar pengikut dengan pasar acuan. Akan tetapi, setelah dilakukan uji statistik dengan uji Wald perbedaan respon pada ketiga hubungan pasar tersebut tidak terbukti secara statistik. Berdasarkan hal tersebut, maka disimpulkan transmisi harga pada rantai pemasaran cabe merah terjadi secara simetris dalam jangka panjang dan jangka pendek. Perubahan harga di pasar acuan segera ditransmisikan ke pasar pengikut dengan kecepatan yang sama. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam saluran pemasaran cabe merah tidak terdapat penyalahgunaan market power. Hasil analisis model jangka pendek pembentukan harga cabe merah di tingkat produsen menunjukkan bahwa harga grosir merupakan faktor utama dalam mempengaruhi harga produsen. Selanjutnya perubahan harga produsen dipengaruhi oleh pasokan dan harga produsen periode sebelumnya, sedangkan harga BBM tidak berpengaruh terhadap pembentukan harga di tingkat produsen. Hasil analisis model jangka pendek faktor pembentukan harga di tingkat konsumen menunjukkan bahwa variabel harga BBM mempunyai share yang paling besar dalam mempengaruhi perubahan harga konsumen. Selanjutnya faktor yang mempengaruhi perubahan harga konsumen dipengaruhi oleh perubahan harga grosir, harga produsen dan jumlah pasokan cabe merah yang masuk di pasar. Sementara, harga konsumen periode sebelumnya tidak berpengaruh signifikan. Struktur pasar dan karakteristik cabe merah mempengaruhi kemampuan pelaku pasar dalam penetapan harga. Struktur pasar cabe merah yang mengarah pada oligopsony di tingkat pedagang grosir memudahkan antara sesama pedagang dalam berkoordinasi dan secara kolektif mempunyai market power dalam menentukan harga di tingkat petani dan konsumen. Sementara itu, di tingkat petani dan pedagang pengecer yang menghadapi pasar bersaing dalam menjual cabe merah menyebabkan mereka tidak mempunyai market power dalam mempengaruhi harga. Hal ini menyebabkan baik petani maupun pedagang pengecer tidak dapat melakukan strategi setting harga dalam memaksimumkan penerimaannya. Dalam memaksimumkan keuntungan bagi petani stategi yang memungkinkan adalah memilih saluran pemasaran yang memberikan keuntungan yang lebih besar. Maksimum keuntungan di tingkat pengecer adalah ketika pedagang pengecer mengikuti harga yang berlaku sebagai stategi dominannya. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83400 |
| Appears in Collections: | MT - Economic and Management |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2016elv.pdf Restricted Access | 48.42 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.