Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83315
Title: Biologi Reproduksi Ikan Seriding, Ambassis Nalua (Hamilton, 1822) Di Perairan Teluk Pabean Jawa Barat
Authors: M.F. Rahardjo
Zahid, Ahmad
Arianti, Nisha Desfi
Issue Date: 2016
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Ikan seriding (Ambassis nalua) merupakan salah satu ikan yang hidup di Teluk Pabean Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek reproduksi yang meliputi ukuran ikan kali pertama matang gonad, musim dan lokasi pemijahan, serta tipe pemijahan ikan seriding. Ikan sampel dikumpulkan dari April hingga Oktober 2015 dengan menggunakan alat tangkap sero dan jaring (trammel net) pada tiga zona, yaitu zona dalam, tengah, dan luar. Ikan contoh yang tertangkap diawetkan dengan formalin 10% dan dibawa ke Laboratorium Biologi Makro I, Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, FPIK, Institut Pertanian Bogor. Ikan contoh diukur panjang total dan ditimbang bobot tubuh. Panjang total digunakan untuk menentukan ukuran kali pertama matang gonad. Kemudian ikan contoh dibedah guna menentukan jenis kelamin dan diamati tingkat kematangan gonad secara makroskopis. Gonad ikan contoh dipisahkan dan diawetkan untuk pengamatan fekunditas, diameter telur dan histologi. Total 424 ikan seriding yang dikumpulkan terdiri atas 114 jantan dan 310 betina dengan panjang total antara 38,04-112,63 mm dan bobot antara 0,37-25,44 gram. Perkembangan oosit dibagi dalam empat tahapan, yaitu pertumbuhan awal (kromatin nukleus dan perinuklear), kortikal alveoli, vitelogenesis, dan matang. Berdasarkan tahapan tersebut, ikan seriding termasuk pemijah asinkroni. Dalam oosit terdapat semua tahapan perkembangan tanpa ada yang mendominasi. Total nisbah kelamin ikan jantan dan ikan betina pada tingkat kematangan gonad (TKG) IV adalah 1:1,9. Ikan jantan dan ikan betina (TKG IV) ditemukan setiap bulan pengamatan. Nilai indek kematangan gonad berkisar antara 0,40-0,83 untuk ikan jantan dan 2,36-4,54 untuk ikan betina. Puncak pemijahan terjadi pada bulan September. Ukuran kali pertama matang gonad ikan jantan (79,17 mm) lebih kecil daripada ikan betina (91,25 mm). Fekunditas bervariasi dari 3.451-32.465 butir. Sebaran telur menunjukkan bahwa pola pemijahan ikan seriding adalah pemijahan bertahap. Pengelolaan ikan seriding harus tetap memperhatikan keberadaan spesies lain di perairan Teluk Pabean. Adapun hal yang menjadi fokus dalam pengelolaan ikan seriding adalah perlindungan habitat dan pengaturan alat tangkap yang digunakan di perairan Teluk Pabean.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83315
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016nda.pdf
  Restricted Access
33.21 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.