Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83267
Title: Studi Perbandingan Pemetaan Risiko Bencana Longsor Berbasis Pendekatan Normatif Dan Pendekatan Kuantitatif Di Kabupaten Garut
Authors: Barus, Baba
Baskoro, Dwi Putro Tejo
Hikmah, Nurul
Issue Date: 2016
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Kabupaten Garut sering dipengaruhi tanah longsor. Berdasarkan data dari penelitian-penelitian sebelumnya, tanah longsor disebabkan oleh hujan, lereng, jenis tanah, penggunaan lahan, dan geologi. Beberapa metode untuk pemetaaan risiko longsor dibuat berdasarkan skor dan bobot yang dibuat BNPB. Sejauh ini, peta bahaya longsor hanya dibuat oleh RTRW Kabupaten Garut dan PVMBG. Peta tersebut tidak mencerminkan data yang sebenarnya, banyak tanah longsor terjadi di kelas bahaya rendah. Oleh karena itu, penelitian perlu dilakukan untuk menemukan metode yang tepat dalam pemetaan bahaya longsor yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan peta kerentanan dan risiko longsor. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengevaluasi pemetaan bahaya longsor berbasis pola ruang dan pemetaan bahaya longsor berbasis normatif di Kabupaten Garut, (2) Mengevaluasi pemetaan bahaya longsor berbasis normatif level Kabupaten dan berbasis normatif level detil, (3) Mengevaluasi pemetaan bahaya longsor berbasis normatif level detil dan pemetaan bahaya longsor berbasis kuantitatif level detil, (4) Mengevaluasi pemetaan kerentanan berbasis batas administrasi Kabupaten Garut dan berbasis penggunaan lahan level detil dan (5) Mengevaluasi pemetaan risiko longsor berbasis normatif level kabupaten dan berbasis kuantitatif level detil. Hasil penelitian menunjukkan formula berdasarkan skor dan bobot parameter yang dibuat BNPB (2012) untuk bahaya longsor dengan rumus (LH)=(0,25*Penggunaan Tanah dan Konservasi)+(0,35*Tanah)+(0,40*Lereng), dan berbasis pada skor dan bobot berdasarkan data aktual kejadian longsor di wilayah penelitian dengan cara Analisis Regresi Linier dengan rumus Bahaya Longsor (LH)= -2,059+(1,762*Penggunaan Lahan dan Konservasi)+(0,022* Tanah)+(0,002*Lereng). Formula untuk menilai kerentanan berbasis batas administrasi adalah V=wVf+wVs+wVe+wVl dan berbasis penggunaan lahan V=(0,5*Penggunaan Lahan dan Konservasi)+(0,2*Kepadatan Penduduk)+(0,3* Nilai Lahan). Rumus risiko longsor adalah R = H x V. Evaluasi hasil pemetaan antara peta bahaya longsor level Kabupaten dengan pola ruang pada Peta RTRW Kabupaten Garut 2011-2030 memiliki nilai inkonsistensi 96,95 %. Evaluasi hasil pemetaan antara peta bahaya longsor metode normatif level Kabupaten pada Skala 1 : 10.000 dengan metode normatif level detil memiliki nilai inkonsistensi 89,06 %. Evaluasi hasil pemetaan antara peta bahaya longsor metode normatif level detil dengan metode kuantitatif level detil memiliki nilai inkonsistensi 57,78 %. Peta bahaya longsor metode kuantitatif lebih akurat ditunjukan dengan nilai determinasi yang tinggi sebesar R2 = 0,907. Hasil pemetaan kerentanan longsor berbasis penggunaan lahan menunjukan kelas sangat tinggi didominasi oleh tanaman wortel, kubis, teh dan kopi yang tidak memiliki konservasi, kepadatan penduduk 47,94 dengan nilai lahan sebesar Rp.1.617.000 - Rp.29.655.150,-/hektar. Evaluasi hasil pemetaan risiko longsor level detil menunjukan kelas risiko longsor tinggi memiliki luas area sebesar 30,62 %.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83267
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016nhi.pdf
  Restricted Access
50.58 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.