Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83202
Title: Penerapan Sistem Perangkat Penilaian Pada Kawasan Perumahan, Studi Kasus Kawasan Perumahan Di Kota Bogor, Indonesia
Authors: Sulistyantara, Bambang
Fatimah, Indung Sitti
Rejoni, Rahmat
Issue Date: 2017
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Konsep ‘Green Architecture’ atau arsitektur hijau menjadi topik yang menarik saat ini. Salah satunya karena kebutuhan untuk memberdayakan potensi tapak/site dan menghemat sumber daya alam akibat semakin menipisnya sumber energi tak terbarukan. Selain itu juga mengakibatkan peningkatan kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya kualitas lingkungan menjadi lebih baik. Hal ini dimulai sejak deklarasi Stockholm tahun 1972, dengan diselenggarakannya konferensi internasioanal PBB di Rio de Jenairo Brazil yang akhirnya menghasilkan sebuah rumusan yang memuat prinsip-prinsip dan pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan yang berwawasan lingkungan yang tercantum dalam Protokol Kyoto tahun 1997. Tingkat kehijauan suatu bangunan harus dapat diposisikan dalam level yang dapat dimengerti atau diukur oleh suatu acuan (standar) tertentu. Setiap negara mempunyai sistem rating masing – masing. Untuk negara Indonesia sendiri terdapat sebuah standar bangunan hijau yaitu GREENSHIP yang dikembangkan oleh Lembaga Konsul Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia (GBCI) yang dibentuk tahun 2009, Amerika Serikat – LEED tahun 1998, Singapura - Green Mark, Australia - Green Star yang dicetuskan oleh Green Building Council Australia (GBCA) tahun 2002, dan lain sebagainya. Namun di Indonesia belum tersedia penilaian terhadap kawasan hijau seperti kawasan perumahan yang disebabkan karena perangkat hijau kawasan saat ini masih berupa draf. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk (1) membandingkan beberapa perangkat hijau di dunia untuk melengkapi draf perangkat penilaian di Indonesia, (2) menilai kawasan perumahan dengan perangkat penilaian, (3) membuat konsep perumahan berkelanjutan sesuai standar perangkat penilaian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei observasi lapang ke lokasi penelitian terpilih secara langsung, wawancara, dan studi pustaka dengan melakukan metode komparasi. Metode komparasi yaitu membandingkan antara beberapa perangkat hijau yang ada terutama yang berhubungan dengan kawasan, dengan melihat persamaan parameter yang ada disetiap perangkat hijau, lalu dibandingkan juga dengan perangkat penilaian Greenship yang ada di Indonesia untuk didapatkan kekurangan atau tambahan bagi perangkat tersebut, Perhitungan untuk persentase tiap aspek pada masing-masing perangkat dapat diperoleh dengan cara menghitung persentase untuk masing-masing kriteria. Hasil rata-rata persentase tertinggi terdapat pada aspek transportasi sebesar 17 persen, Greenship dengan nilai poin tertinggi yaitu 23 persen, dan Leed yaitu sebesar 35 poin terdapat pada tolok ukur tentang jalan yang ramah bagi pejalan kaki, meningkatkan kesehatan masyarakat, nyaman, dan aman. Poin terbesar Greenship terdapat pada beberapa tolok ukur, yaitu: konektivitas jaringan jalan yang mengatur tentang jalan yang efisien untuk aksesibilitas kawasan, transportasi umum yang mengatur penggunaan kendaraan umum sehingga mengurangi emisi, serta jaringan dan fasilitas pedestrian yang bertujuan untuk mendorong gaya hidup sehat. Sehingga diperlukan penyempurnaan draf Greenship Sustainable Neighborhood dengan menambah poin pada kriteria transportasi yang merupakan kriteria terpenting. Aspek rata-rata yang paling rendah terdapat pada aspek limbah yaitu 4%. Sebagian tolok ukur Greenship tentang limbah sudah masuk ke dalam aspek manajemen sehingga nilai pada aspek limbah menjadi berkurang. Sedangkan pada Greenstar aspek limbah sudah masuk dalam aspek material. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada penilaian aspek energi, terutama oleh perangkat hijau Greenship yang hanya mendapatkan nilai persentase 2%, sangat jauh dibandingkan dengan persentase rata-rata aspek energi yaitu 12%. Hal ini disebabkan untuk aspek energi sendiri sudah diapresiasikan dalam perangkat hijau Greenship homes, sehingga tolok ukur untuk energi menjadi berkurang. Dilakukan evaluasi penilaian terhadap studi kasus perumahan terpilih yaitu Sinbad Green Residence. Hasil evaluasi menunjukkan penilaian akhir dari total nilai yang bisa didapat oleh Perumahan Sinbad adalah 7 poin dengan kesimpulan Perumahan Sinbad bukanlah perumahan yang berbasiskan perumahan hijau atau kawasan berkelanjutan seperti pernyataan yang dibuat oleh pengembang. Untuk menambah nilai pada perumahan Sinbad agar bisa mendapatkan sertifikat sesuai draf greenship adalah dengan membuat beberapa rekomendasi konsep, diantaranya: menambah ruang terbuka publik, mengurangi iklim mikro, area untuk pangan lokal, menambah sarana pedestrian dan fasilitas difabel, pengadaan bus transit dan shelter terintegrasi, pengolahan limbah cair dan padat, keterlibatan ahli profesional greenship serta perwakilan masyarakat, artikel bulanan, unsur lokal, memperkuat keamanan, menambah inovasi dan energi alternatif. Sehingga sertifikat yang dicapai adalah silver dengan total poin adalah 54 poin.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83202
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2017rre.pdf
  Restricted Access
55.59 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.