Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82881
Title: Status Resistensi Aedes Aegypti Terhadap Insektisida Dan Hubungan Iklim Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Kota Sukabumi
Authors: Hadi, Upik Kesumawati
Soviana, Susi
Hidayati, Lisa
Issue Date: 2016
Publisher: Bogor Agricultral University (IPB)
Abstract: Kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kota Sukabumi sampai sekarang masih tinggi dengan angka kasus pada tahun 2011 terdapat 531 kasus (IR = 149.12), 2012 tercatat penderita DBD sebanyak 922 kasus (IR = 252.88), 597 kasus (IR = 174.52) pada tahun 2013, dan sekitar 801 kasus (IR = 254.28) di tahun 2014. Pengendalian Aedes aegypti sebagai vektornya lebih difokuskan pada pengasapan (fogging) menggunakan beberapa insektisida. Penggunaan insektisida kimia lebih praktis tetapi penggunaan satu jenis insektisida dalam jangka waktu yang lama dan frekuensi yang tinggi dapat menimbulkan masalah baru yaitu munculnya populasi nyamuk yang resisten terhadap insektisida yang digunakan. Tujuan penelitian ini untuk mengukur dan memetakan status resistensi nyamuk Ae. aegypti, dan menganalisis hubungan faktor iklim (curah hujan, kelembapan udara, dan suhu udara) terhadap kejadian DBD di Kota Sukabumi. Penelitian dilakukan dengan metoda uji kerentanan standar WHO (1975) dengan impragnated paper berbahan aktif malathion 0.8%, bediokarb 0.1% dan deltamethrin 0.025%. Ae. aegypti diperoleh dengan cara mengumpulkan telur menggunakan ovitrap pada 14 Kelurahan endemis DBD di Kota Sukabumi. Telur-telur tersebut ditetaskan dan dipelihara hingga generasi kedua (F2) lalu diujikan terhadap insektisida. Hasil penelitian menunjukan hampir semua isolat Ae. aegypti yang berasal dari 14 Kelurahan telah resisten terhadap malathion, bendiocarb dan deltamethrin. Berdasarkan pengukuran status resistensi dapat dinyatakan bahwa semua isolat Ae. aegpti di Kota Sukabumi telah resisten terhadap malathion baik berdasarkan persentase kematian maupun Lethal time (RR95 > 10). Enam dari 14 isolat Ae. aegypti di Kota Sukabumi resisten terhadap bendiocarb dan selebihnya (8 isolat Ae. aegypti) toleran terhadap bendiocarb. Waktu terlama yang dibutuhkan untuk mematikan 95% populasi Ae. aegypti oleh bendiocarb adalah 70.03 jam pada isolat Gunung Puyuh dan waktu tersingkat adalah 8.67 jam pada isolat Nanggeleng. Pengujian kerentanan pada isolat Ae. aegypti terhadap deltamethrin diperoleh hasil bahwa isolat yang telah resisten sebanyak 12 isolat. Dua isolat dari Kelurahan Babakan dan Cikundul masih toleran terhadap deltamethrin. Waktu terlama yang dibutuhkan untuk mematikan 95 % Ae. aegypti adalah 153.43 jam pada isolat Lembur Situ, sedangkan waktu tersingkat adalah 10,63 jam pada isolat Cikundul. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan bahwa suhu (r = 0.253 dan p = 0,032) memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian DBD dengan nilai positif dan berkekuatan sangat lemah. Kenaikan suhu sejalan dengan peningkatan kejadian DBD di Kota Sukabumi (6.4%). Hubungan curah hujan dan kelembapan udara di Kota Sukabumi menunjukan p value > 0.05 yang artinya kedua faktor tersebut tidak berpengaruh terhadap kejadian DBD. Status resistensi Ae. aegypti terhadap insektisida dan pengaruh iklim penting diperhatikan dalam merencanakan program pengendalian secara efektif dan efisien di masa depan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82881
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016lhi.pdf
  Restricted Access
20.58 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.