Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82819
Title: Ekstraksi Dan Purifikasi Minyak Hati Cucut Pisang (Charcarinus Falciformis) Sesuai Standar Internasional
Authors: Suseno, Sugeng Heri
Jacoeb, Agoes M.
Rozi, Anhar
Issue Date: 2016
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Ikan cucut memiliki rendemen by-product berupa hati yang memiliki berat hingga mencapai 20% dari berat tubuhnya, 50% dari total minyak ikan cucut terdapat pada bagian hati. Hati ikan cucut merupakan bahan baku utama pembuatan minyak hati sering dijumpai sebagai hasil samping dari ikan cucut. Hati ikan cucut diolah menjadi minyak ikan dengan cara merebus hati ikan cucut dalam wajan atau drum logam tanpa mengendalikan suhu. Minyak yang dihasilkan umumnya memiliki penampakan yang keruh, berwarna coklat, berbau tengik, dan mengandung pengotor dari hati ikan cucut tersebut. Upaya meningkatkan kualitas minyak hati tersebut perlu perbaikan metode ekstraksi dengan memperhatikan suhu ekstraksi dan pemurnian minyak kasar sehingga minyak yang dihasilkan sesuai dengan standar IFOS (International Fish Oil Standard). Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk pemanfaatan by-product ikan cucut dijadikan sebagai minyak hati serta pemurnian demi meningkatkan kualitas dari minyak sesuai standar IFOS. Hati cucut pisang yang digunakan sebagai bahan baku dalam penelitian diperoleh dari Muara Angke. Perlakuan yang digunakan yaitu suhu ekstraksi (40, 50, 60, 70, dan 80°C), netralisasi NaOH 18°Be pada suhu (40, 50, 60, 70, dan 80°C), dan kosentrasi magnesol XL (1, 3, dan 5%). Parameter yang dianalisis yaitu profil asam lemak, residu logam berat, dan kualitas minyak (oksidasi primer, oksidasi sekunder, viskositas, kejernihan dan total mikroba). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Hasil statistik menunjukkan bahwa suhu ekstraksi berpengaruh nyata terhadap kualitas minyak (P<0.05), netralisasi minyak hasil ekstraksi berpengaruh nyata terhadap kualitas minyak (P<0.05), sedangkan hasil statistik pemucatan minyak dengan magnesol XL tidak berbeda nyata pada analisis persentase asam lemak bebas (FFA), nilai peroksida (PV), total oksidasi (TOTOX), dan bilangan asam (AV) (P>0.05), serta berbeda nyata pada analisis nilai anisidin (p-AV) dan viskositas (P<0.05). Ekstraksi dengan metode sokhlet menghasilkan 26 asam lemak dan ekstraksi hati cucut pisang dengan metode dry rendering (50°C) dan netralisasi NaOH menghasilkan 27 asam lemak. Asam oleat merupakan asam lemak yang dominan pada kedua metode tersebut. Nilai rendemen tertinggi pada suhu ekstraksi 50°C, pemurnian menurunkan kadar kadmium (Cd) minyak hati cucut pisang dan sesuai dengan standar IFOS (≤ 0.1 ppm). Semi pemurnian dengan metode netralisasi NaOH 18°Be meningkatkan kualitas minyak. Pemucatan dengan magnesol XL 3% menghasilkan minyak yang sesuai standar IFOS (FFA: ≤ 1.13%; PV: ≤ 3.75 mEq/kg; p-AV: ≤ 15 mEq/kg; TOTOX: ≤ 20 mEq/kg; AV: ≤ 3). Minyak ikan terbaik memiliki karakteristik sesuai standar IFOS dan tidak mengandung cemaran mikroba.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82819
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016aro.pdf
  Restricted Access
17.45 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.