Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82757| Title: | Formulasi Ekstrak Tanaman Aglaia Odorata Dan Piper Aduncum Untuk Pengendalian Ulat Krop Kubis Crocidolomia Pavonana (F.) (Lepidoptera: Crambidae). |
| Authors: | Dadang Ratna, Endang Sri Mahfud, Ridwan Isnaeni |
| Issue Date: | 2016 |
| Publisher: | IPB (Bogor Agricultural University) |
| Abstract: | Ulat krop kubis Crocidolomia pavonana merupakan hama penting pada tanaman sayuran famili Brassicaceae. Larva instar awal hidup bergerombol di permukaan bawah daun dan instar akhir biasanya menyerang krop kubis. Dalam rangka mengendalikan hama ini, insektisida sintetik umum digunakan oleh petani. Pengendalian hama dengan memanfaatkan bahan tumbuhan merupakan alternatif pengendalian yang relatif lebih efisien, ramah lingkungan, dan aman terhadap kesehatan manusia. Ekstrak tanaman Aglaia odorata (Meliaceae) dan Piper aduncum (Piperaceae) diketahui memiliki sifat toksik terhadap serangga Lepidoptera. Tujuan penelitian ini mempelajari keefektifan dua jenis ekstrak tanaman A. odorata dan P. aduncum sebagai insektisida nabati, baik aplikasi tunggal maupun campuran terhadap larva C. pavonana dan mengevaluasi keefektifan formulasi ekstrak menggunakan tiga jenis adjuvan. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, meliputi pemeliharaan dan perbanyakan serangga, ekstraksi bahan tanaman, pengujian keefektifan ekstrak terhadap larva, pengujian stabilitas dan pH larutan ekstrak, dan uji toksisitas formulasi. Ekstrak P. aduncum lebih toksik terhadap larva instar II C. pavonana dibandingkan dengan ekstrak A. odorata pada pengamatan 96 jam setelah perlakuan. Nilai LC50, LC90 dan LC95 ekstrak P. aduncum terhadap larva berturut-turut; 0.180%, 0.245%, dan 0.268%, sedangkan untuk A. odorata 0.490%, 1.170%, dan 1.497%. Campuran P. aduncum dan A. odorata dengan rasio 2:1 (w/w) menunjukkan lebih toksik terhadap larva C. pavonana instar II dibandingkan dengan dua campuran lainnya (rasio 1:1 dan 1:2; w/w). Hal ini ditunjukkan oleh nilai LC50, LC90 dan LC95 campuran ekstrak pada rasio 2:1 (w/w) berturut-turut sebesar 0.212%, 0.339%, dan 0.386%; rasio 1:1 (w/w) sebesar 0.274%, 0.521%, dan 0.625 %; dan rasio 1:2 (w/w) sebesar 0.814%, 1.275%, 1.448%. Selain itu, campuran ekstrak P. aduncum dan A. odorata rasio 2:1 (w/w) menunjukkan sifat interaksi aditif. Sediaan formulasi campuran ekstrak P. aduncum dan A. odorata dengan ajuvant Triton X menunjukkan relatif lebih stabil dibandingkan dengan formulasi ekstrak yang mengandung adjuvant Tween 80 atau Agristik 400L. Namun, mortalitas larva tertinggi ditunjukkan pada sediaan campuran ekstrak yang mengandung Tween 80 yaitu 98% pada pengamatan 96 jam setelah perlakuan. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82757 |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2016rim.pdf Restricted Access | 13.27 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.