Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82745
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorArifiantini, R Iis-
dc.contributor.advisorYusuf, Tuty Laswardi-
dc.contributor.advisorDarwati, Sri-
dc.contributor.authorTelnoni, Sipora Petronela-
dc.date.accessioned2017-01-30T07:41:39Z-
dc.date.available2017-01-30T07:41:39Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82745-
dc.description.abstractAyam lokal Indonesia merupakan rumpun unggas asli atau plasma nutfah unggas yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Ayam SK kedu merupakan ayam hasil persilangan dari 3 rumpun ayam lokal Indonesia yaitu ayam sentul, ayam kampung, dan ayam kedu. Ayam SK kedu dapat memberikan kontribusi terhadap sumber daya keberagaman genetik unggas dan sumber pangan protein di Indonesia. Kontribusi dan keberadaan ayam SK kedu perlu dilestarikan dan dikembangkan melalui penerapan metode bioteknologi reproduksi yaitu kriopreservasi semen dan inseminasi buatan (IB). Keberhasilan kriopreservasi semen ayam dan IB pada ayam menggunakan semen beku masih memiliki tingkat keberhasilan yang rendah, hal ini dihubungkan dengan nilai motilitas, viabilitas, dan fertilitas spermatozoa. Kualitas semen beku ayam dipengaruhi oleh bahan pengencer dan krioprotektan yang digunakan. Beltsville poultry semen extender (BPSE) dan pengencer ringer laktat kuning telur (RL-KT) dapat mempertahankan kualitas semen beku setelah thawing. Disamping itu, Dimethilsulfoksida (DMSO) merupakan salah satu krioprotektan yang dapat melindungi spermatozoa selama kriopreservasi. Dalam upaya melestarikan dan mengembangkan ayam SK kedu menggunakan metode kriopreservasi semen dan IB dibutuhkan formulasi bahan pengencer semen beku ayam yang mampu menjaga kualitas semen beku oleh karena itu, guna pelaksanaan konservasi dan pengembangan ayam SK kedu menggunakan kriopreservasi semen dan IB, maka diperlukan formulasi bahan pengencer semen beku ayam yang dapat menjaga kualitas semen beku. BPSE dan pengencer RL-KT digunakan dalam kriopreservasi semen ayam SK kedu yang ditambahkan krioprotektan DMSO dengan konsentrasi 8%, 10%, dan 12%. Perlakuan dibagi ke dalam 2 kelompok, masing-masing kelompok memiliki 3 perlakuan dari pengencer semen beku, sehingga diperoleh 6 perlakuan dalam penelitian: BPSE+DMSO 8% (BPSED8), BPSE+DMSO 10% (BPSED10), BPSE+DMSO 12% (BPSED12) dan RL-KT+DMSO 8% (RL-KTD8), RL-KT+DMSO 10% (RL-KTD10), RL-KT+DMSO 12% (RL-KTD12). Koleksi semen menggunakan metode pengurutan (masase) pada bagian punggung ayam menuju kloaka. Semen yang telah dikoleksi, dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis. Semen yang memenuhi kriteria yaitu motilitas spermatozoa >70%, abnormalitas <20%, dan konsentrasi > 3000 x 106 sel mL-1 diencerkan ke dalam 6 tabung sesuai perlakuan. Semen hasil pengenceran dievaluasi motilitas dan viabilitas spermatozoa. Semen selanjutnya dikemas menggunakan straw 0.25 mL, disegel, dilabel, dan diekuilibrasi pada suhu 5 ºC selama 2 jam. Semen hasil ekuilibrasi selanjutnya dievaluasi terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa, dibekukan menggunakan uap nitrogen cair (± -150 °C) selama 10 menit. Semen beku disimpan dalam kontainer N2 cair (-196 °C) sampai 24 jam untuk pengujian lebih lanjut. Evaluasi kualitas semen beku dilakukan dengan cara semen beku dithawing dalam air hangat (37 °C) selama 30 detik. Kualitas semen beku dievaluasi terhadap motilitas, viabilitas spermatozoa, dan recovery rate, dan fertilitas spermatozoa. Persentase motilitas spermatozoa terbaik hasil kriopreservasi digunakan untuk IB. Hasil penelitian menunjukkan semen ayam SK kedu secara makroskopis memiliki volume 0.15±0.02 mL berwarna putih susu dengan konsistensi kental, dan pH 6.93±0.06. Secara mikroskopis semen memiliki gerakan massa 3, motilitas dan viabilitas spermatozoa masing-masing 82.75±1.38% dan 90.78±1.59%. Abnormalitas spermatozoa cukup rendah hanya 2.44±0.63%, dengan konsentrasi spermatozoa yang cukup tinggi 4 161±685.45 x106 sel mL-1. Motilitas spermatozoa ayam SK kedu dalam BPSE dan pengencer RL-KT dengan DMSO konsentrasi 8%, 10%, dan 12% tidak berbeda setelah pengenceran dan setelah ekuilibrasi. Motilitas spermatozoa setelah thawing dalam pengencer RL-KTD10 (40.83±1.67%) memiliki nilai tertinggi (P<0.05) dibandingkan kombinasi pengencer dan kriprotektan lainnya. Viabilitas spermatozoa tidak menunjukkan adanya perbedaan antara perlakuan setelah pengenceran, setelah ekuilibrasi, dan setelah thawing. Recovery rate spermatozoa dalam RL-KTD10 (46.71±1.97%) lebih tinggi (P<0.05) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Fertilitas spermatozoa hasil IB menggunakan RL-KTD10 menunjukkan nilai yang cukup tinggi yaitu 77.22% Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa pengencer RL-KT menggunakan DMSO 10% lebih baik dalam mempertahankan motilitas spermatozoa dan recovery rate spermatozoa dalam kriopreservasi semen ayam SK kedu. BPSE dan pengencer RL-KT menggunakan DMSO konsentrasi 8%, 10%, dan 12 % memiliki kemampuan yang sama baik dalam mempertahankan viabilitas spermatozoa. Pengencer RL-KT menggunakan DMSO 10% menghasilkan nilai fertilitas spermatozoa sebesar 77.22%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAnimal Husbandryid
dc.subject.ddcVeterinary Scienceid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleKriopreservasi Semen Ayam Sk Kedu Dalam Dua Pengencer Dengan Krioprotektan Dimethilsulfoksidaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkriopreservasiid
dc.subject.keywordpengencer semenid
dc.subject.keywordkualitas semenid
dc.subject.keywordayam SK Keduid
dc.subject.keyworddimethilsulfoksidaid
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016spt.pdf
  Restricted Access
14.61 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.