Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82713
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorJusadi, Dedi-
dc.contributor.advisorSetiawati, Mia-
dc.contributor.advisorMasumoto, Toshiro-
dc.contributor.authorDiamahesa, Wastu Ayu-
dc.date.accessioned2017-01-30T07:29:53Z-
dc.date.available2017-01-30T07:29:53Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82713-
dc.description.abstractLimbah utama budidaya ikan adalah nitrogen dalam bentuk amonia. Peningkatan aktivitas budidaya akan meningkatkan jumlah limbah budidaya. Upaya mereduksi dampak peningkatan limbah terhadap penurunan kualitas air dapat dialihkan dengan cara memanfaatkan limbah anoganik tersebut sebagai sumber nutrisi rumput laut. Aliran air atau debit air merupakan aspek penting untuk mengelola ketersediaan hara. Peningkatkan aliran air, akan menyebabkan aliran nutrien meningkat dan memungkinkan peningkatan produksi biomass yang lebih tinggi sehingga serapan hara akan lebih rendah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan kandungan protein Ulva prolifera yang dipelihara dengan debit air yang berbeda pada sistem budidaya terpadu. Ikan Yellowtail sebanyak 9 ekor dengan biomassa 5.095 g dan berat rata-rata 566,11 ± 81,51 g dipelihara dalam tangki kapasitas 540 L selama 24 hari, dan diberi air mengalir dengan debit 10 L min-1. Air dari tangki budidaya ikan didistribusikan ke dalam tangki sedimentasi kemudian dialirkan ke dalam 6 tangki pemeliharaan Ulva pada debit 0,5, 1,0 dan 1,5 L min-1, masing-masing 2 ulangan. Ulva ditebar sebanyak 0,83 ± 0,02 g pada tangki berukuran 30 L. Parameter uji yang diukur adalah kinerja pertumbuhan ikan Yellowtail, biomass Ulva prolifera, kandungan protein Ulva prolifera, dan total ammonia nitrogen. Hasil pengukuran menunjukakan bahwa biomass ikan meningkat menjadi 5,408 g, sedangkan biomassa Ulva meningkat menjadi 42 g, 156 g dan 155 g untuk masing-masing laju aliran 0,5 L, 1,0 L dan 1,5 L min-1. Kadar protein dari Ulva di semua perlakuan sama (P>0,05). Pada perlakuan 1,0 dan 1,5 L min-1, pertumbuhan Ulva secara signifikan lebih tinggi dari Ulva di 0,5 L min-1 (P<0,05). Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa debit air yang tinggi (1,0 L dan 1.5 L min-1) akan menghasilkan biomassa yang lebih tinggi sebesar 156 g, namun efisiensi penyerapan nutrien akan semakin rendah dengan nilai kadar protein 25%. Namun kadar protein rumput laut tersebut pada akhir pemeliharaan selama 24 hari meningkat sekitar 4,4 – 4,9 kali. Pada debit air 1,0 L dan 1,5 L min-1 pada penelitian ini waktu yang dibutuhkan untuk 100% pergantian air pada tangki rumput laut berukuran 30 L untuk dapat menyerap nutrien dengan baik adalah 30 menit dan 20 menit berturut-turut. Total ammonia pada tangki outlet (0.0202 - 0.1137 mg N L-1) Ulva lebih kecil dari inletny (0.0286 - 0.1394 mg N L-1). Namun penurunan NH3 di setiap perlakuan sama. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingginya nilai debit yang diaplikasikan pada Ulva mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, tetapi tidak mempengaruhi kadar protein Ulva.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcFish Breedingid
dc.titlePertumbuhan Dan Kandungan Protein Ulva Prolifera Yang Dipelihara Dengan Laju Aliran Berbeda Pada Sistem Budidaya Terpaduid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordUlva proliferaid
dc.subject.keywordpertumbuhanid
dc.subject.keywordproteinid
dc.subject.keywordsistem budidaya terpaduid
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016wad.pdf
  Restricted Access
11.86 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.