Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82371
Title: Kajian Konektivitas Sedimentasi Dan Dampaknya Terhadap Sistem Sosial-Ekologis Laguna (Studi Kasus Laguna Segara Anakan).
Authors: Adrianto, Luky
Soewardi, Kadarwan
Atmadipoera, Agus Saleh
Hilmi, Endang
Sari, Lilik Kartika
Issue Date: 2016
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Laguna Segaran Anakan (LSA) memiliki potensi ekonomi yang besar sebagai penyumbang produksi perikanan tangkap, utamanya udang dengan nilai lebih dari atau US$ 11,7 juta atau Rp. 154 Milyar pertahun. Besarnya manfaat ini dipengaruhi oleh keberadaan mangrove di dalamnya yang menunjang serta mendukung siklus kehidupan ikan, kepiting, kerang, udang serta fauna lainnya. Selain potensi ekonomi yang dirasakan masyarakat, LSA juga berfungsi secara ekologis sebagai tempat berkembang biak (spawning ground), pengasuhan (nursery ground), serta sumber nutrisi (feeding ground) bagi biota perairan serta mendukung lestarinya ketersediaan plasma nutfah serta keanekaragaman hayati. Perkembangan dan pertumbuhan daratan pada kawasan LSA berkembang begitu cepat. Pada tahun 1990an Segara Anakan masih dinyatakan sebagai daerah nelayan dan perikanan darat yang potensial. Dewasa ini, kawasan LSA makin menyempit karena proses sedimentasi yang sangat intensif. Menurunnya luasan mangrove ini mengakibatkan fungsi ekosistem mangrove sebagai tempat berkembang biak, pengasuhan dan area mencari makan ikan berkurang. Tingginya sedimentasi di kawasan tersebut mengakibatkan makin kecilnya badan air serta menurunnya kualitas perairan sebagai tempat hidup ikan. Kedua hal diatas mengakibatkan kemampuan menunjang kehidupan (carrying capacity) LSA menurun sehingga kesempatan ikan untuk hidup dan berkembang biak juga semakin terbatas. Akibat dari terbatasnya kesempatan hidup ikan tersebut mengakibatkan sumberdaya ikan di kawasan ini mengalami penurunan. Adanya penurunan hasil tangkapan menyebabkan masyarakat atau sistem sosial yang hidup di kawasan ini melakukan adaptasi agar tetap dapat hidup di kawasan ini. Adaptasi dan konektivitas sistem sosial-ekologis LSA ini menghasilkan dinamika perubahan kawasan, ekologi dan sosial. Dinamika perubahan ini akan mempengaruhi proses ekologi sehingga akan mengakibatkan berubahnya fungsi lingkungan. Perubahan fungsi lingkungan ini mempengaruhi ketersediaan barang dan jasa yang nantinya akan masuk dalam sistem sosial (human system) yang akan mempengaruhi manfaat serta biaya yang ditimbulkan akibat adanya permasalahan pada sistem ekologi sehingga akan mempengaruhi nilai bersih (net value) suatu sumberdaya. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) memprediksi laju sedimentasi dan mengetahui perubahan kawasan Laguna Segara Anakan; (2) memetakan jasa ekosistem dan ko-evolusi sistem sosial-ekologis Kawasan Laguna Segara Anakan (3) mengetahui nilai ekonomi total kawasan Laguna Segara Anakan dan (4) mengidentifikasi dampak sedimentasi terhadap sistem sosial-ekologis kawasan Laguna Segara Anakan. Penelitian ini dilakukan melalui survey dan pengamatan laboratorium. Pada penelitian ini laju sedimentasi dan perubahan luasan LSA diketahui melalui pengamatan dinamika hidro-oseanografi dengan pengamatan arus, temperatur, salinitas dan Muatan Padatan Tersuspensi (MPT). iii Hasil pengukuran menunjukkan laju sedimentasi pada musim hujan sangat besar dimungkinkan karena adanya sedimen yang dipasok oleh DAS Citanduy. Laju sedimentasi dari Sungai Citanduy ini sebesar 7,4 juta ton per tahun dan yang mengendap di LSA 0,8 juta ton per tahun. Kecepatan rata-rata arus Sungai Citaduy pada musim hujan adalah 0,20 meter per detik dan 0,05 meter per detik pada musim kemarau. Debit rata-rata musim hujan adalah 1.083,3 meter kubik per detik, debit rata-rata musim kemarau 273,43 meter kubik per detik, dengan fluks sedimen sebesar 257,7 gram per meter persegi per detik saat musim hujan dan 6,8 gram per meter persegi per detik saat musim kemarau. Berdasarkan analisa perubahan luas laguna pada tahun 2003 dan 2016 pada citra OLI 7 dan 8 yang digunakan dalam penelitian ini, terjadi perubahan luas laguna dari 1.199 ha menjadi 1.043 ha, sehingga terjadi perbedaan luasan sebesar 156 ha selama 13 tahun atau laju penambahan area daratan pada laguna tersebut sebesar 12 ha per tahun pada 13 tahun terakhir. Penelitian nilai ekonomi kawasan LSA dilaksanakan dengan melakukan pengambilan contoh populasi yang turut serta dalam penelitian ini adalah masyarakat beserta lembaga terkait baik langsung maupun tidak langsung dalam pemanfaatan kawasan Laguna Segara Anakan, dalam semua ragam penggunaan lahan. Jumlah responden ditetapkan berdasarkan azas keterwakilan serta berdasar jenis kegiatan yang memanfaatkan sumberdaya di kawasan ini pada empat desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampung Laut. Hasil penelitian menunjukkan nilai ekonomi total kawasan LSA dengan luasan area 14.807 ha yang meliputi Kecamatan Kampung Laut yang terdiri dari 4 desa ini memiliki nilai ekonomi total Rp 153.873.795.181,50 atau Rp 86.025.491,68 dari tiap ha hutan mangrove. Dampak perubahan kawasan Laguna Segara Anakan terhadap sosial ekonomi masyarakat dikethui dengan melakukan pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan metode wawancara masyarakat mengenai persepsi masyarakat terhadap jasa lingkungan dengan dilakukan terhadap masyarakat yang terkait dengan manfaat LSA yang terdiri dari nelayan, petani, petambak, pembuat gula merah dan pengrajin ikan asin, ebi serta petis. Hasil penelitian menunjukkan perubahan bentang alam yang terjadi di Laguna Segara Anakan mendorong penduduk setempat mengembangkan mata pencaharian lain yang sesuai dengan perubahan alam yang terjadi. Penduduk beradaptasi untuk melakukan kegiatan yang bertumpu pada keberadaan tanah timbul tersebut. Adanya pengaruh dari pendatang yang sebagian besar adalah petani memberi wawasan kepada penduduk asli untuk melakukan kegiatan selain kegiatan kenelayanan. Mata pencaharian beragam, masyarakat melakukan adaptasi terhadap perubahan alam dan untuk mempertahankan kehidupannya. Jasa ekosistem kawasan LSA n masih memungkinkan untuk mendukung sistem sosial-ekologis. Natural capital asset di kawasan laguna ini dalam kondisi mampu menyediakan sejumlah barang dan jasa ekosistem berupa kondisi perairan laguna dan hutan mangrove yang mampu menjalankan fungsinya sebagai penyedia jasa regulasi, penyedia jasa penunjang dan penyedia jasa budaya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82371
Appears in Collections:DT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016lks.pdf
  Restricted Access
9.13 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.