Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82186Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Sudrajat, Agus Oman | - |
| dc.contributor.advisor | Fahmi, Melta Rini | - |
| dc.contributor.author | Nur, Bastiar | - |
| dc.date.accessioned | 2016-12-09T06:50:20Z | - |
| dc.date.available | 2016-12-09T06:50:20Z | - |
| dc.date.issued | 2016 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82186 | - |
| dc.description.abstract | Ikan ringau (Datnioides microlepis) merupakan salah satu spesies ikan dari famili Datnioididae yang hidup di perairan sungai dan danau di daerah Sumatera dan Kalimantan (Kottelat et al. 1993). Ikan ini memiliki potensi untuk dikembangkan karena merupakan salah satu ikan hias endemik komoditas ekspor yang memiliki harga yang tinggi. Pemenuhan kebutuhan ekspor masih mengandalkan dari hasil tangkapan alam sehingga menyebabkan ketersediaannya di alam menurun. Kegiatan budidaya ikan ringau dapat mengatasi kelangkaan dan menjaga kelestarian populasinya dalam jangka panjang, namun terkendala oleh ketersediaan induk matang gonad dari hasil penangkaran. Aktivitas reproduksi ikan dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan dikontrol oleh sistem endokrin reproduksi melalui jalur hipotalamus, kelenjar pituitari dan gonad. Perlakuan hormon menjadi salah satu solusi untuk induk ikan yang sulit matang gonad dalam lingkungan budidaya seperti halnya yang terjadi pada ikan ringau. Kombinasi hormon Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) dan antidopamin (AD) atau Oodev telah diketahui dapat menginduksi kematangan gonad ikan-ikan tropis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan serotonin (5-HT) dalam formulasi hormon Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) dan antidopamin (AD) terhadap perkembangan gonad ikan ringau. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan penyuntikan hormon per kg bobot tubuh yaitu: (P1) 1 ml NaCl 0,9% (kontrol); (P2) 20 IU PMSG + 0.01 mg AD; (P3) 20 IU PMSG + 0,01 mg AD + 0,2 mg 5-HT; (P4) 20 IU PMSG + 0,01 mg AD + 2 mg 5-HT; dan (P5) 20 IU PMSG + 0,01 mg AD + 4 mg 5-HT. Setiap perlakuan diujikan pada lima ekor ikan sebagai ulangan individu. Ikan yang digunakan merupakan hasil tangkapan alam dengan ukuran panjang total 17,5-33,0 cm dan bobot tubuh 118-926 g. Penyuntikan hormon dilakukan setiap 10 hari dengan lama penelitian 60 hari. Hormon disuntikkan secara intramuskular pada bagian bawah sirip punggung ikan uji. Selama penelitian, ikan uji dipelihara dalam bak beton dan diberi pakan berupa udang dan ikan-ikan kecil (hidup) dua kali sehari secara satiasi (pukul 08.00 dan 16.00). Pengambilan sampel darah untuk mengukur konsentrasi hormon estradiol-17β (E2) dalam plasma darah dilakukan setiap 10 hari sebelum penyuntikan hormon perlakuan. Pada akhir penelitian dilakukan pembedahan ikan uji untuk mengetahui indeks gonadosomatik (IGS), indeks hepatosomatik (IHS) dan tingkat kematangan gonad berdasarkan morfologi dan histologi gonadnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penyuntikan hormon dapat merangsang perkembangan gonad ikan ringau, meningkatkan nilai IGS dan IHS serta mempengaruhi konsentrasi hormon E2 dalam darah. Nilai IGS yang diperoleh pada masing-masing perlakuan sebesar 0,76±0,09% (P1); 1,41±0,05% (P2); 1,62±0,04% (P3); 2,38±0,06% (P4); dan 1,70±0,05% (P5), nilai IGS perlakuan P4 berbeda nyata (p<0.05) dengan perlakuan lainnya. Sedangkan nilai IHS yang diperoleh pada masing-masing perlakuan sebesar 1,51±0,09% (P1); 1,77±0,11% (P2); 2,15±0,08% (P3); 3,09±0,12% (P4); dan 1,63±0,15% (P5), nilai IHS perlakuan P4 berbeda nyata (p<0.05) dengan perlakuan lainnya. Konsentrasi E2 plasma pada semua perlakuan meningkat pada akhir penelitian, konsentrasi E2 pada perlakuan P4 meningkat dua kali lebih besar dibandingkan sebelum penyuntikan hormon dan berbeda nyata (p<0.05) dengan perlakuan lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan serotonin (5-HT) sebanyak 2 mg ke dalam kombinasi hormon Pregnant Mare Serum Gonadotropin sebanyak 20 IU dan antidopamin 0,01 mg dapat lebih meningkatkan efektivitasnya dalam menginduksi pematangan gonad ikan ringau. Dosis 5-HT tersebut dapat meningkatkan nilai IGS dari 0,76±0,09% (kontrol) menjadi 2,38±0,06%, meningkatkan nilai IHS dari 1,51±0,09% (kontrol) menjadi 3,09±0,12%, dan meningkatkan konsentrasi estradiol-17β (E2) dari 17,70±3,99 ρg/ml sebelum penyuntikan (awal penelitian) menjadi 37,14±2,99 ρg/ml, serta dapat menstimulasi perkembangan gonad ikan ringau hingga mencapai TKG III. Peningkatan dosis serotonin menjadi 4 mg dalam kombinasi hormon perlakuan ternyata memberikan efek negatif terhadap perkembangan gonad ikan ringau. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | Bogor Agricultral University (IPB) | id |
| dc.subject.ddc | Aquaculture | id |
| dc.subject.ddc | 2014 | id |
| dc.subject.ddc | Depok-Jawa Barat | id |
| dc.title | Induksi Maturasi Ikan Ringau Datnioides Microlepis Secara Hormonal | id |
| dc.type | Thesis | id |
| dc.subject.keyword | Datnioides microlepis | id |
| dc.subject.keyword | anti dopamin | id |
| dc.subject.keyword | induksi maturasi | id |
| dc.subject.keyword | PMSG | id |
| dc.subject.keyword | serotonin | id |
| Appears in Collections: | MT - Fisheries | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2016bnu.pdf Restricted Access | 13.79 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.