Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82172
Title: Pertumbuhan Benih Ikan Botia Yang Diberi Hormon Pertumbuhan Rekombinan Dengan Metode Berbeda
Authors: Alimuddin
Hadie, Wartono
Permana, Asep
Issue Date: 2016
Publisher: Bogor Agricultral University (IPB)
Abstract: Permasalahan utama dalam budidaya ikan botia adalah pertumbuhannya yang lambat, memerlukan waktu sekitar enam bulan untuk mencapai ukuran jual (panjang total 4-5 cm). Pertumbuhan yang lambat tentunya menyebabkan waktu produksi yang lama dan menambah biaya produksi. Peningkatan pertumbuhan dapat dipacu melalui penggunaan hormon pertumbuhan rekombinan (recombinant growth hormone/rGH). Hormon rGH dapat diaplikasikan dengan tiga metode, yaitu: injeksi, oral melalui pakan, dan perendaman. Pemberian rGH melalui kombinasi dua metode (perendaman dan oral) mampu memberikan respons yang lebih baik dibandingkan satu metode, dikarenakan adanya pemberian yang berulang. Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respons pemberian rGH yang berasal dari ikan kerapu kertang (rElGH) melalui metode berbeda terhadap pertumbuhan ikan botia. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: tahap 1 (penentuan dosis rElGH terbaik melalui metode perendaman). Pada tahap 1, ikan uji yang digunakan adalah larva ikan botia umur tujuh hari setelah menetas. Larva diberi kejut salinitas dengan NaCl 2,0% selama satu menit, kemudian direndam selama satu jam dalam air yang mengandung 0,3% NaCl, 0,01% bovine serum albumin (BSA) dan rElGH dosis berbeda (0,12; 1,2; 12 dan 120 mg/L bobot basah). Sebagai kontrol, larva direndam dalam air tanpa rElGH dan NaCl (kontrol-1), air mengandung 0,3% NaCl dan 0,01% BSA (kontrol-2), dan air mengandung 0,3% NaCl (kontrol-3). Selanjutnya larva ikan botia dipelihara sampai umur tiga bulan dengan padat tebar 5 ekor/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis rElGH 1,2; 12 dan 120 mg/L memberikan peningkatan panjang total dan laju pertumbuhan panjang (P<0,05) dibandingkan kontrol-1 dengan nilai tertinggi pada dosis 1,2 mg/L sebesar 7,3% (panjang total) dan 4,7% (laju pertumbuhan harian panjang), sedangkan dosis 0,12 mg/L tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan semua kontrol. Selain itu, persentase benih ukuran besar pada akhir penelitian meningkat sekitar 5% pada dosis 1,2 mg/L, persentase ukuran sedang hampir sama dan persentase ukuran kecil menurun dibandingkan kontrol-1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dosis perendaman terbaik rElGH adalah 1,2 mg/L. Penelitian selanjutnya yaitu tahap 2, bertujuan untuk menentukan dosis rElGH terbaik melalui metode oral lewat pakan alami bloodworm. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan botia umur tiga bulan yang sudah bisa makan bloodworm. Penelitian pemberian rElGH melalui pakan menggunakan dosis (bobot basah): 0 (kontrol); 0,3; 3; dan 30 mg/kg pakan. Bloodworm yang telah dicairkan dan ditiriskan, disemprot larutan rElGH sesuai perlakuan dan diberi binder berupa kuning telur 0,13 mg/mL. Bloodworm yang telah disemprot rElGH dibiarkan selama 5-10 menit sebelum diberikan ke ikan. Frekuensi pemberian pakan adalah dua kali seminggu (tiga kali sehari) dan disiapkan setiap akan diberikan ke ikan. Ikan dipelihara sampai umur enam bulan dengan padat tebar 1 ekor/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan benih ikan botia dengan pemberian rElGH melalui bloodworm pada dosis 30 mg/kg pakan, lebih panjang (P<0,05) dibandingkan kontrol dan perlakuan rElGH dosis 0,3 mg/kg pakan, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan dosis rElGH 3 mg/kg pakan. Pada perlakuan dosis rElGH 0,3 dan 3 mg/kg pakan tidak berbeda nyata (P>0,05) dan keduanya juga tidak berbeda nyata dengan kontrol. Nilai pertumbuhan panjang benih ikan botia meningkat seiring peningkatan dosis rElGH, nilai paling tinggi terdapat pada perlakuan 30 mg/kg pakan sebesar 5,87% lebih cepat dibandingkan kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dosis pemberian rElGH terbaik melalui pakan alami bloodworm adalah 30 mg/kg pakan. Penelitian tahap 3 merupakan kegiatan lanjutan penelitian 1 dan penelitian 2. Pada penelitian tahap 3 ini, tiga metode pemberian rElGH yang diujikan yaitu melalui perendaman, oral dan kombinasi antara perendaman dan oral. Dosis rElGH melalui perendaman adalah 1,2 mg/L, dan dosis melalui oral yang diterapkan adalah 30 mg/kg pakan yang telah ditentukan sebagai hasil terbaik pada penelitian sebelumnya. Ikan uji dipelihara dalam akuarium dengan volume 50 L dengan sistem resirkulasi, selama 168 hari dengan kepadatan 50 ekor/akuarium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi perendaman dan oral memberikan hasil pertumbuhan sebesar 12,04% lebih tinggi dibandingkan kontrol (P<0,05) untuk panjang total, dan 5,83% lebih tinggi dibandingkan kontrol (P<0,05) untuk laju pertumbuhan harian panjang. Selain itu, perlakuan kombinasi juga dapat meningkatkan ekspresi gen insulin-like growth factor-1/IGF-1 sebesar 29,37% dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan kombinasi juga dapat mengurangi biaya produksi sebesar Rp. 224,78,- per ekor dengan waktu pemeliharaan 18 hari lebih cepat dibandingkan kontrol untuk mendapatkan ukuran tubuh yang sama. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian rElGH dengan dosis yang tepat melalui perendaman, oral dan kombinasinya mampu meningkatkan pertumbuhan benih ikan botia. Metode pemberian yang menghasilkan respons pertumbuhan terbaik pada penelitian ini adalah dengan mengkombinasikan pemberian melalui perendaman (pada saat larva) dan dilanjutkan pemberian secara oral melalui pakan alami bloodworm (pada saat ikan sudah bisa mengkonsumsi bloodworm). Peningkatan pertumbuhan ini bermanfaat untuk mempersingkat waktu produksi sampai ukuran jual dan juga mengurangi biaya produksi.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82172
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016ape.pdf
  Restricted Access
11.13 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.