Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82123
Title: Arahan Pengembangan Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan Di Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua
Authors: Widiatmaka
Suwardi
Keratorop, Marianus
Issue Date: 2016
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup petani dan kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional maupun daerah. Sektor ini dapat menopang pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua. Data BPS Boven Digoel tahun 2012 menunjukkan bahwa berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Boven Digoel tahun 2012, kontribusi sektor pertanian sebesar 13,99%. Kontribusi ini berada pada urutan ketiga terhadap PDRB Kabupaten Boven Digoel. Pada sector pertanian tersebut, subsektor tanaman pangan memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi terhadap PDRB Kabupaten Boven Digoel sebesar 1,13%. Kabupaten Boven Digoel memiliki bentang alam yang beragam antara dataran rendah, bergelombang, perbukitan sampai pegunungan dan memiliki potensi sumberdaya alam yang besar. Potensi sumberdaya alam tersebut merupakan peluang untuk pengembangan pertanian, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Potensi lahan pertanian tersebut, saat ini baru tergarap untuk subsektor tanaman pangan seluas 250 ha (BPS Boven Digoel 2012). Komoditas pertanian tanaman pangan yang diusahakan adalah ubi kayu, ubi jalar, padi, jagung, kacang tanah dan kacang hijau. Luas panen ubi kayu saat ini adalah 16 ha dengan produksi 109 ton, ubi jalar memiliki luas panen 18 ha dengan produksi sebanyak 88 ton, tanaman padi seluas 22 ha dengan produksi 7 ton, dan kacang hijau seluas 4 ha dengan produksi 3 ton. Luas lahan yang sudah digarap saat ini sangat kecil dibandingkan dengan luas lahan keseluruhan. Perluasan pengusahaan pertanian tanaman pangan Kabupaten Boven Digoel diarahkan pada komoditas-komoditas strategis dan unggulan. Pengembangan komoditas unggulan pertanian tanaman pangan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, ekologi dan sosial agar mendukung keberlanjutan pembangunan sektor pertanian. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memberikan arahan dan strategi pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Boven Digoel. Untuk mencapai tujuan utama tersebut, ditetapkan 4 tujuan antara sebagai berikut: (1) mengidentifikasi dan menetapkan komoditas unggulan pertanian tanaman pangan, (2) mendelineasi lahan tersedia untuk pengembangan komoditas unggulan pertanian tanaman pangan, (3) menilai kesesuaian lahan pada lahan tersedia untuk pengembangan komoditas unggulan pertanian tanaman pangan, dan (4) menyusun arahan pengembangan komoditas unggulan pertanian tanaman pangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Location Quotient (LQ) dan Differential Shitf (DS) dalam Shitf Share Analysis (SSA), analisis ketersediaan lahan, analisis kesesuaian lahan, analisis presepsi stakeholder dengan metode SWOT dan penyusunan arahan penggunaan lahan untuk komoditas unggulan pertanian tanaman pangan. Hasil analisis LQ-DS dalam SSA menunjukkan bahwa komoditas unggulan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Boven Digoel adalah ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, padi dan jagung. Lahan tersedia untuk pengembangan komoditas unggulan pertanian tanaman pangan berdasarkan pada ketentuan formal pada pola ruang RTRWK dan peta status kawasan hutan adalah seluas 36.227 ha. Karena kecilnya lahan tersedia, diusulkan perubahan pada RTRWK dan pemanfaatan hutan produksi konversi. Usulan pertama adalah memasukkan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) dalam peta status kawasan hutan sebagai lahan tersedia. Jika ini dapat dilakukan, maka berdasarkan usulan 1 ini, lahan yang tersedia untuk pengembangan komoditas tanaman pangan adalah seluas 43.401 ha. Usulan kedua adalah dengan memasukkan lahan HPK dari pola ruang dalam RTRWK Boven Digoel sebagai lahan tersedia. Jika ini dilakukan, maka lahan yang tersedia berdasarkan usulan 2 ini adalah seluas 610.990 ha. Kedua usulan tersebut berimplikasi pada usulan untuk merevisi RTRW Kabupaten Boven Digoel. Analisis kesesuaian lahan dilakukan pada lahan tersedia untuk komoditas unggulan pertanian tanaman pangan utama yaitu ubi kayu, ubi jalar dan padi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan pada komoditas utama pada lahan tersedia adalah kelas lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3) dan tidak sesuai (N). Dalam hal arahan pengembangan komoditas unggulan pertanian tanaman pangan, komoditas ubi kayu diarahkan pengembangannya pada lahan tersedia di 11 distrik yaitu Distrik Arimop, Fofi, Iniyandit, Jair, Ki, Kombut, Mandobo, Mindiptana, Ninati, Subur dan Waropko. Komoditas ubi jalar diarahkan pada 9 distrik yaitu Distrik Ambatkwi, Arimop, Iniyandit, Jair, Kombut, Mandobo, Mindiptana, Ninati, dan Waropko. Komoditas padi diarahkan pengembangan pada 11 distrik yaitu Distrik Arimop, Fofi, Iniyandit, Jair, Ki, Kombut, Mandobo, Mindiptana, Ninati, Subur dan Waropko. Selain itu distrik yang diarahkan pengembangannya lebih dari satu jenis komoditas yaitu ubi kayu dan atau padi di Distrik Fofi, Jair, Ki, Mandobo, dan Subur. Komoditas ubi kayu dan atau ubi jalar pengembangannya diarahkan pada Distrik Iniyandit, Jair, Subur dan Waropko.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82123
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016mke.pdf
  Restricted Access
32.54 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.