Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81725
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPutri, Eka Intan Kumala-
dc.contributor.advisorDharmawan, Arya Hadi-
dc.contributor.authorWahyuni, Kemala Indah-
dc.date.accessioned2016-10-13T02:25:57Z-
dc.date.available2016-10-13T02:25:57Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81725-
dc.description.abstractPendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menghitung nilai indeks kerentanan rumahtangga petani yang berada di kawasan beriklim kering di Indonesia, yaitu di Nusa Tenggara Timur. Kerentanan yang terjadi disebabkan karena adanya variabilitas iklim, yaitu kekeringan. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan hubungan antara kerentanan, resiliensi, serta nilai kerugian yang dialami akibat variabilitas iklim. Data yang diambil menggunakan 160 responden yang dibagi menjadi 80 responden di Kelurahan Boronbaen dan 80 responden di Desa Taunbaen Timur. Hasil penilaian indeks kerentanan rumahtangga petani di Kelurahan Boronubaen lebih rendah dari pada nilai indeks kerentanan rumahtangga petani di Desa Taunbaen Timur yang dihitung menggunakan Livelihood Vulnerablity Index (LVI). LVI untuk rumahtangga petani di Kelurahan Boronubaen adalah 0,3982 sedangkan LVI rumahtangga petani di Desa Taunbaen Timur adalah 0,4218. Angka tersebutlah yang menunjukkan bahwa Desa Taunbaen Timur lebih rentan dibandingkan Kelurahan Boronubaen. Kekeringan menyebabkan produktivitas pertanian padi di kedua lokasi mengalami perubahan. Perubahan produktivitas padi di Kelurahan Boronubaen lebih kecil daripada perubahan produktivitas padi di Desa Taunbaen Timur yaitu sebesar 0,181 kg/m2/tahun sedangkan perubahan produktivitas padi di Desa Taunbaen Timur adalah sebesar 0,240 kg/m2/tahun. Hal tersebut disebabkan karena sawah rumahtangga petani di Desa Taunbaen Timur lebih sulit mendapatkan air untuk pengairannya, sehingga kerugian yang dialami juga lebih besar. Resiliensi nafkah rumahtangga petani di Kelurahan Boronubaen lebih rendah dibandingkan dengan resiliensi nafkah rumahtangga petani di Desa Taunbaen Timur, sekalipun kerentanannya lebih tinggi di Desa Taunbaen Timur. Hal tersebut dikarenakan rumahtangga petani di Desa Taunbaen Timur memiliki diversitas nafkah yang lebih beragam, sumber nafkah yang relatif lebih beragam, modal sumber daya alam yang lebih beragam, serta modal sosial yang lebih baik sehingga tolong menolong di Desa Taunbaen Timur lebih baik pula.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultral University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcFamily economyid
dc.titlePenilaian Ekonomi Dan Indeks Kerentanan Rumahtangga Petani Padi Di Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timurid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordindeks kerentananid
dc.subject.keywordresiliensiid
dc.subject.keywordvariabilitas iklimid
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016kiw.pdf
  Restricted Access
33.58 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.