Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81568
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAtmowidi, Tri-
dc.contributor.advisorKahono, Sih-
dc.contributor.authorNagir, Muhammad Teguh-
dc.date.accessioned2016-09-21T01:57:41Z-
dc.date.available2016-09-21T01:57:41Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81568-
dc.description.abstractdi Indonesia yang mendukung sektor ekonomi nasional dan berkontribusi pada proses regenerasi hutan melalui jasa polinasi. Lebah A. dorsata dikenal juga sebagai lebah madu hutan yang memiliki ukuran tubuh dan sarang paling besar, sarangnya berbentuk sisiran tunggal, bersarang di tempat terbuka, dan biasanya menggantung pada dahan pohon besar. Lebah Apis dorsata binghami merupakan subspesies A. dorsata yang hanya terdapat di Pulau Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan memetakan daerah sebaran sarang dan pohon persarangan, jumlah koloni, karakter pohon persarangan, dan perilaku bersarang A. d. binghami, serta kondisi biotik dan fisik dari hutan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Pengamatan dilakukan pada bulan Juli-November 2015 di kawasan hutan desa Laiya dan Cenrana Baru, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Waktu pengamatan dimulai pukul 07.00-17.00 WITA. Persebaran sarang diamati menggunakan metode jelajah dengan mengikuti jalur yang dilalui pencari madu di hutan dan mencatat sarang aktif dan bekas sarang yang ditemukan. Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang keberadaan sarang di lokasi tersebut. Pohon persarangan difoto bagian yang pentingnya (daun, bunga, dan buah) dan dibuat herbarium untuk keperluan identifikasi. Pengamatan karakteristik sarang meliputi tinggi sarang dari permukaan tanah, diameter pohon, karakter permukaan cabang, kemiringan dan arah percabangan, dan posisi terlindung atau tidaknya sarang. Kondisi sekitar sarang yang diamati meliputi tipe habitat, jarak pohon persarangan dari sumber air, dan pengukuran parameter fisik lingkungan meliputi kelembaban relatif, suhu, kecepatan angin, dan intensitas cahaya serta data rata-rata curah hujan, kelembaban, dan kecepatan angin dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Makassar, Sulawesi Selatan. Jumlah sarang A. d. binghami yang ditemukan berjumlah 102 sarang terdiri 17 sarang aktif dan 85 bekas sarang (75 sarang di desa Laiya dan 27 sarang di desa Cenrana Baru). Sarang A. d. binghami ditemukan berkelompok dan juga menyebar pada kawasan hutan. Semua sarang ditemukan pada daerah dengan ketinggian 520-750 m dpl. Hasil pengamatan dan wawancara dengan masyarakat menunjukkan bahwa koloni A. d. binghami banyak ditemukan pada bulan April-Agustus dan menurun pada bulan Desember-Maret. Hal ini berkaitan dengan perilaku migrasi lebah A. d. binghami. Tiga puluh empat jenis, dalam 27 genus, dan 17 famili pohon digunakan sebagai tempat persarangan A. d. binghami. Pohon yang paling sering digunakan sebagai tempat bersarang A. d. binghami yaitu Ficus subulata (Moraceae), Adenanthera sp. (Fabaceae), Spondias pinnata (Anacardiaceae), Artocarpus sericoarpus (Moraceae), Alstonia scholaris (Moraceae), Knema cinerea (Myristicaceae), Litsea mappacea (Lauraceae), dan Palaquium obovatum (Sapotaceae). Sebelas sarang ditemukan pada ketinggian 0-10.9 m, 40 sarang pada 5 ketinggian 11-20 m, dan 51 sarang pada ketinggian >21 m di atas permukaan tanah dengan rata-rata ketinggian dari permukaan tanah adalah 19.2 m. Pohon persarangan yang ditemukan memiliki diameter 0.1-2.52 m dengan rata-rata 0.7 m. Lima sarang dan 42 bekas sarang ditemukan pada cabang dengan sudut kemiringan 10-30°, 11 sarang dan 38 bekas sarang ditemukan pada cabang dengan sudut kemiringan 31-60°, 1 sarang dan 5 bekas sarang ditemukan pada cabang dengan dengan sudut kemiringan 61-90° dan rata-rata sudut kemiringan percabangan adalah 38°. Sembilan puluh empat persen A. d. binghami bersarang pada percabangan dengan sudut kemiringan 10-60°. Sebanyak 10 sarang (1 aktif, 9 bekas) ditemukan pada percabangan yang menghadap ke barat, 37 sarang (6 aktif, 31 bekas) menghadap ke selatan, 35 sarang (6 aktif, 29 bekas) menghadap ke timur, dan 20 sarang (4 aktif, 16 bekas) menghadap ke utara. Sembilan puluh enam persen sarang A. d. binghami ditemukan pada percabangan dengan kulit yang tidak mudah mengelupas (98 sarang) dan 4% (4 sarang) ditemukan pada pohon dengan kulit yang mudah mengelupas (Pterocarpus indicus dan Wendlandia glabrata). Sembilan puluh persen A. d. binghami bersarang pada percabangan yang terlindungi oleh tanaman liana, daun, atau keduanya. Sembilan puluh dua sarang (16 aktif, 76 bekas) ditemukan di hutan primer dan 10 sarang (1 aktif, 9 bekas) ditemukan di dekat perkebunan. Rata-rata jarak sarang dari sumber air yaitu 118.4 m. Rata-rata kelembaban udara pada sekitar sarang sebesar 42%, suhu sebesar 30°C, kecepatan angin sebesar 5 km/jam, dan intensitas cahaya sebesar 790 lux. Rata-rata curah hujan, kelembaban, dan kecepatan angin bulanan di lokasi penelitian 5 tahun terakhir masing-masing 310.63 mm/tahun, 81.26%, dan 6.2 km/jam.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcInsectid
dc.subject.ddcHoneyid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcSulawesi Selatanid
dc.titleSebaran Dan Karakteristik Persarangan Apis Dorsata Binghami Cockerell (Hymenoptera: Apidae) Di Hutan Maros, Sulawesi Selatan.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBekas sarangid
dc.subject.keywordlebah A. d. binghamiid
dc.subject.keywordpohon persaranganid
dc.subject.keywordsarangid
dc.subject.keywordSulawesi Selatanid
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016mtn.pdf
  Restricted Access
14.01 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.