Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81545| Title: | Karakterisasi Genotipe, Biometrik Dan Performa Silang Luar Potensial Ikan Tengadak Barbonymus Schwanenfeldii (Bleeker 1854) Asal Sumatera, Jawa Dan Kalimantan. |
| Authors: | Soelistyowati, Dinar Tri Carman, Odang Gustiano, Rudhy Radona, Deni |
| Issue Date: | 2016 |
| Publisher: | IPB (Bogor Agricultural University) |
| Abstract: | Ikan tengadak Barbonymus schwanenfeldii (Bleeker 1854) merupakan ikan spesifik lokal yang tersebar di beberapa daerah seperti Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Disamping dikenal sebagai ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi, ikan tengadak juga berpotensi sebagai ikan hias karena bentuknya unik, tubuh bewarna perak kekuningan, sirip punggung dan ekor bewarna jingga atau merah darah. Pengembangan budidaya ikan tengadak dilakukan karena keberadaannya sebagai jenis ikan lokal mulai langka akibat tingginya tingkat penangkapan di alam. Budidaya ikan tengadak di Indonesia sudah dilakukan sejak tahun 2010 tetapi belum dilaksanakan secara intensif. Sejauh ini kemampuan adaptasi ikan tengadak pada lingkungan budidaya masih tergolong rendah dengan nilai kelangsungan hidup <50% dan pertumbuhan pada umur 50-60 hari hanya mencapai ukuran 1-2 cm. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi keragaman dan kekerabatan genetik, biometrik (karakter morfometrik) serta performa silang luar potensial ikan tengadak 3 (tiga) populasi asal Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Informasi yang diperoleh berguna sebagai acuan untuk pengelolaan mutu sumber genetik ikan tengadak dalam pengembangan budidaya berkualitas dan berkelanjutan serta upaya pemuliaan genetik ikan tengadak. Informasi genetika populasi berdasarkan analisis keragaman genetik ikan tengadak dapat menentukan status dan potensi genetik. Ikan tengadak yang dianalisa terdiri dari tiga populasi asal Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Masing-masing populasi terdiri dari 15 sampel spesimen (8 ekor jantan dan 7 ekor betina) untuk analisis RAPD dan 30 sampel ikan uji (15 ekor jantan dan 15 ekor betina) untuk analisis biometrik berdasarkan truss morfometrik. Ekstraksi DNA dilakukan dengan metode Phenol-chloroform dengan menggunakan primer OPA 08, OPA 09 dan OPC 02. Karakterisasi biometrik secara truss morfometrik dilakukan dengan mengukur bentuk tubuh yang meliputi 21 karakter. Silang luar dilakukan secara resiprokal dengan mengawinkan antara individu-individu dari populasi ikan tengadak yang mempunyai jarak genetik yang jauh yaitu populasi asal Jawa dan Kalimantan. Ragam genotipe dan strukturasi genetik hasil silang luar dianalisis dengan RAPD. Performa reproduksi yang diamati adalah fekunditas dan kualitas embrio pada 250 butir telur yang sudah terbuahi dari hasil silang luar ikan tengadak Jawa dan Kalimantan secara resiprokal serta dibandingkan dengan truebreed. Telur ditebar kedalam mangkok plastik berukuran 15x10x5 cm dengan ketinggian air sekitar 2 cm dan diamati derajat pembuahan (%), derajat penetasan (%), waktu inkubasi telur (hari), durasi penyerapan yolk sack (hari) dan sintasan (%). Pengamatan pertumbuhan benih hasil silang luar resiprokal ikan tengadak asal Jawa dan Kalimantan dilakukan dalam akuarium berukuran 40x30x20 cm dengan ketinggian air berkisar 10 cm. Setiap akuarium ditebar benih sebanyak 250 larva setelah habis kuning telur (Yolk Sack) serta dilakukan pengamatan pertumbuhan panjang, bobot dan sintasan selama 90 hari. Pakan diberikan secara at-satiation 3 kali sehari, berupa chlorella hari ke 3-30, Artemia hari ke 31-60, pakan komersil berupa crumble sebanyak 10% dari bobot total ikan hari ke 61-90. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan penyiponan dan pergantian air sebanyak 50% setiap 5 hari. Persentase polimorfisme intrapopulasi antara ikan tengadak jantan dan betina asal Sumatera, Jawa dan Kalimantan memperlihatkan nilai polimorfisme tertinggi pada populasi ikan jantan asal Jawa dan betina asal Kalimantan (40,54%), sedangkan yang terendah pada populasi ikan betina asal Jawa (18,91%). Demikian juga nilai heterozigositas tertinggi pada populasi jantan asal Kalimantan (0,18) dan terendah pada populasi betina asal Jawa (0,08). Hubungan kekerabatan intrapopulasi berdasarkan jarak genetik menunjukan antara jantan dan betina (0,19-0,24) sedangkan jarak genetik interpopulasi (Sumatera, Jawa dan Kalimantan) berkisar 0,48-0,55. Secara morfologi (biometrik) dari 21 karakter yang terukur menunjukan perbedaan interpopulasi yaitu pada bagian kepala dan tubuh depan, ujung mulut-sirip ventral (A3) dan ujung operculum bawah-sirip ventral (A5) serta bagian pangkal ekor, akhir sirip dorsal-awal sirip ekor atas (D1) dan awal sirip ekor atas-akhir sirip ekor bawah (D6) yang didukung dengan sebaran fenotipe pada fungsi kanonikal dikuadran yang berbeda. Analisis persentase sharing component intrapopulasi menunjukan nilai tertinggi pada populasi jantan asal Jawa sebesar 86,7% dan terendah pada populasi betina asal Kalimantan dan jantan asal Sumatera sebesar 53,3%, sedangkan sharing component interpopulasi ikan tengadak sebesar 6,7% antara Kalimantan dengan Sumatera dan Jawa namun 0% (tidak terdapat hubungan) antara Jawa dan Sumatera. Dengan demikian silang luar dilakukan antara ikan tengadak asal Kalimantan dan Jawa yang memiliki jarak genetik relatif lebih jauh dibandingkan dengan Sumatera untuk peningkatan ragam genetik populasi. Kinerja reproduksi pada silang luar secara resiprokal antara ikan tengadak asal Kalimantan dan Jawa memperlihatkan ikan tengadak betina asal Jawa memiliki fekunditas yaitu 73.421 butir, 20% lebih tinggi dibandingkan Kalimantan dengan diameter telur 0,6-1,2 mm. Derajat pembuahan dan sintasan pada hasil silang luar ♀ Kalimantan x ♂ Jawa sebesar 94,17% dan 30,15% lebih tinggi dibandingkan dengan ♀ Jawa x ♂ Kalimantan dengan derajat penetasan yang tidak berbeda nyata berkisar 73,67-76,41%. Keragaan reproduksi silang luar ♀ Kalimantan x ♂ Jawa menunjukan heterosis hingga 17%. Demikian pula pada pertumbuhan hasil silang luar ikan tengadak ♀ Kalimantan x ♂ Jawa menunjukan pertambahan bobot dan panjang serta laju pertumbuhan spesifik lebih tinggi dibandingkan ♀ Jawa x ♂ Kalimantan dan truebreednya (2,85 cm, 0,33 g, 2,35% dan 4,02%). Nilai pertumbuhan tersebut secara statistik berbeda nyata (P<0,05), namun sintasan tidak berbeda nyata berkisar 57,20%. Benih hasil silang luar ♀ Kalimantan x ♂ Jawa menunjukan nilai heterosis tertinggi pada karakter bobot sebesar 60,98%, sedangkan persentase polimorfisme dan heterozigositas pada populasi hasil silang luar ikan tengadak ♀ Jawa x ♂ Kalimantan (32,43%) lebih tinggi dibandingkan ♀ Kalimantan x ♂ Jawa (21,62%). Ikan tengadak betina asal Kalimantan dan jantan asal Jawa dengan keragaman genetik tertinggi potensial dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan dan jantan Kalimantan dapat meningkatkan polimorfisme genetik betina Jawa sebesar 10%. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81545 |
| Appears in Collections: | MT - Fisheries |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2016dra.pdf Restricted Access | 14.52 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.