Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81518
Title: Suplementasi Tepung Kulit Manggis Dan Vitamin E Terhadap Produktivitas Dan Ekspresi Gen Heat Shock Protein 70 (Hsp 70) Pada Ayam Petelur Di Lingkungan Tropis
Authors: Wiryawan, Komang G
Toharmat, Toto
Mutia, Rita
Jakaria
Rusli, Ridho Kurniawan
Issue Date: 2016
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis dengan suhu lingkungan (230C - 330C ) berupa panas diatas thermoneutral zone untuk ayam petelur (180C - 240C) menjadi fokus perhatian karena dapat menyebabkan ayam petelur mengalami stres. Stres panas pada tingkat seluler dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif dalam tubuh sehingga munculnya radikal bebas secara berlebihan. Radikal bebas dapat menyerang protein, asam nukleat dan menyebabkan peroksidasi lemak membran. Ayam secara alami dapat menangkal radikal bebas dengan cara meningkatkan aktivitas enzim antioksidan seperti superoksida dismutase (SOD), gluthatione peroxidase (GSH-Px) dan catalase (CAT). Stres panas berkepanjangan akan menurunkan aktivitas enzim SOD yang disebabkan meningkatnya eksresi mineral (Cu, Fe, Mn, Se dan Zn) yang berperan sebagai kofaktor antioksidan. Penurunan aktivitas juga terjadi pada enzim GSH-Px yang disebabkan meningkatnya eksresi vitamin E dan selenium (Se) yang berperan sebagai kofaktor antioksidan. Apabila stres terus meningkat dan tubuh tidak mampu mengatasi melalui jalur metabolisme maka akan digunakan jalur genetis dengan mengaktifkan gen heat shock protein 70 (HSP 70), yang hanya berfungsi dalam keadaan stres. Gen HSP 70 bertujuan untuk melindungi protein yang sensitif terhadap suhu tinggi, melindungi dari degradasi atau mencegah kerusakan protein dan mencegah rusaknya sel secara permanen yang selanjutnya mempengaruhi kelangsungan hidup. Tepung kulit manggis (TKM) dan vitamin E (VE) merupakan antioksidan tambahan dalam ransum ayam petelur diharapkan dapat mengurangi stres panas. Penelitian pertama dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrien dan non nutrien TKM. Serangkaian analisis kandungan nutrien yang dilakukan meliputi : analisis bahan kering, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, energi bruto, kalsium, fosfor. Analisis kandungan non nutrien yang dilakukan meliputi: saponin, tanin, α-mangostin, dan antioksidan. Penelitian kedua dilakukan untuk mengetahui dampak suhu kandang yang berbeda menggunakan 80 ekor ayam petelur strain Lohmann umur 24 minggu dipelihara selama 11 minggu dengan rancangan acak lengkap 2 perlakuan dan 4 ulangan (10 ekor setiap ulangan). Perlakuan terdiri dari R0 (ransum kontrol tanpa suplementasi, kandang terbuka tanpa menggunakan AC) dan A (ransum kontrol tanpa suplementasi, kandang tertutup menggunakan AC), pada saat yang sama dilakukan penelitian suplementasi antioksidan (TKM dan VE) di dalam ransum menggunakan 160 ekor ayam petelur strain Lohmann umur 24 minggu dipelihara selama 11 minggu dengan rancangan acak lengkap 4 perlakuan dan 4 ulangan (10 ekor setiap ulangan). Perlakuan terdiri dari R0 (ransum kontrol tanpa suplementasi, kandang terbuka tanpa menggunakan AC), R1 (R0 + 1 g TKM kg-1), R2 (R0 + 2 g TKM kg-1), dan R3 (R0 + 200 mg VE kg-1) dimana R0 perlakuan dampak suhu kandang yang berbeda digunakan sebagai kontrol. Peubah yang diamati adalah performa, kualitas telur, profil darah, diferensiasi leukosit, profil lipida darah dan ekspresi dari gen HSP 70. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan jika terdapat perbedaan nyata antar perlakuan maka dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan nutrien TKM yaitu bahan kering 92.17%, kadar abu 2.37%, protein kasar 4.37%, lemak kasar 0.98%, serat kasar 24.20%, energi bruto 4676 kkal kg-1, kalsium 0.12%, fosfor 0.02%. Nilai α-mangostin dan antioksidan TKM sangat tinggi yaitu 40.63 ppm dan 11.15 ppm. Kandungan non nutrien TKM rendah yaitu saponin 8.24 g 100 g-1, tanin 32.49 g 100 g-1, sehingga aman dikonsumsi oleh ternak unggas. Hasil kajian ini menyimpulkan bahwa TKM berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan sumber antioksidan alternative dalam ransum ternak unggas. Hasil penelitian dampak suhu kandang yang berbeda menunjukkan bahwa perlakuan suhu tropis (suhu di atas 230C) signifikan (P<0.01) meningkatkan SOD dan thiobarbituric acid reactive substances (TBARS) kuning telur ayam serta meningkatkan (P<0.05) kolesterol darah dan kolesterol kuning telur ayam. Suhu terkontrol (240C) signifikan (P<0.05) menurunkan warna kuning terlur dan signifikan (P<0.01) menurunkan monosit darah ayam. Suhu kandang yang berbeda tidak mempengaruhi performa, kualitas telur (kecuali warna kuning telur), profil darah, diferensiasi leukosit (kecuali monosit) dan ekspresi gen HSP 70. Kesimpulannya, suhu terkontrol menurunkan warna kuning telur, sedangkan suhu tropis meningkatkan SOD dan TBARS. Hasil penelitian suplementasi TKM (1 g kg-1 dan 2 g kg-1) atau VE (200 mg kg-1) signifikan (P<0.01) meningkatkan aktifitas enzim antioksidan SOD dan menurunkan kandungan TBARS kuning telur ayam. Suplementasi 1 g TKM kg-1 di dalam ransum menurunkan (P<0.05) trigliserida darah jika dibandingkan dengan kelompok kontrol, ayam petelur yang diberi makan ransum yang disuplementasi 2 g TKM kg-1 dan 200 mg VE kg-1. Suplementasi TKM atau VE tidak mempengaruhi (P>0.05) performa, kualitas telur (kecuali tebal kerabang), profil darah, kolesterol darah, HDL dan ekspresi gen HSP 70. Kesimpulannya, suplementasi TKM (1 g kg-1 dan 2 g kg-1) atau VE (200 mg kg-1) dalam ransum ayam petelur dapat meningkatkan aktifitas enzim antioksidan SOD dan menurunkan kandungan TBARS pada kuning telur ayam.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81518
Appears in Collections:DT - Animal Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016rkr.pdf
  Restricted Access
25.05 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.