Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81500
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorHestirianoto, Totok-
dc.contributor.advisorAgus, Syamsul Bahri-
dc.contributor.authorFebrianto, Try-
dc.date.accessioned2016-09-21T01:43:10Z-
dc.date.available2016-09-21T01:43:10Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81500-
dc.description.abstractPengukuran batimetri menggunakan kapal survei akustik sangat terbatas di perairan dangkal sekitar pantai, sehingga penggunaan teknologi citra satelit perlu dilakukan untuk melengkapi keterbatasan tersebut. Informasi topografi dasar laut penting bagi beberapa tujuan seperti alur pelayaran kapal rakyat, pelabuhan, wisata bahari dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan menganalisis data batimetri yang ditampilkan pada peta dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D) berdasarkan kombinasi data akustik dan data citra satelit Worldview-2. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni 2014 hingga Juni 2015, sedangkan pengukuran data lapang dilakukan di perairan dangkal Pulau Tunda pada tanggal 21-24 Agustus 2014. Metode yang digunakan adalah metode akustik dengan melakukan pemeruman di perairan pulau tersebut, kemudian data pemeruman tersebut diinterpolasi dan metode pengolahan citra Worldview-2 menggunakan algoritma Stumpf yang menghitung rasio antar kanal sinar tampak (band 1-5). Penghitungan slope menggunakan ArcGis Benthic Terrain Modeler (BTM). Nilai kedalaman perairan Pulau Tunda berkisar 0,9 m - 52 m berdasarkan data akustik dan data satelit. Nilai kedalaman berdasarkan citra satelit diperoleh dari hasil rasio kanal B1/B3 (coastal band dan green band). Nilai koefisien determinasi (R2) tertinggi adalah 0,73 yang dihubungkan dengan 59 titik kedalaman akustik yang tersebar di sekitar perairan dangkal Pulau Tunda. Nilai kedalaman aktual diperoleh menggunakan persamaan hasil nilai R2 B1/B3 yaitu z = 0,50621+1,36941*B1:B3. Tampilan 3D memperlihatkan kondisi topografi dasar laut yang sangat rata di bagian Timur laut pada kedalaman 52 m, sedangkan di bagian Utara terlihat dasar laut yang hanya berkisar 30-40 m. Nilai slope dari 0∘⃘ hingga 57o yang terdiri dari 3 kategori, yaitu yaitu kategori flat (0o -1o), kategori slope atau miring (1o-30o) dan kategori steeply sloping atau tebing (30o-60o). Berdasarkan tampilan melintang kondisi topografi dasar laut bagian Utara dapat dijadikan informasi dasar sebagai lokasi peletakan perangkap ikan dan lokasi wisata bahari.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricutural University (IPB)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcAcousticid
dc.subject.ddcPulau Tunda-Bantenid
dc.titleKombinasi Data Akustik Dan Satelit Untuk Pemetaan Batimetri Di Perairan Dangkal Pulau Tundaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbatimetriid
dc.subject.keywordakustikid
dc.subject.keywordcitra satelitid
dc.subject.keywordkedalamanid
dc.subject.keyworddasar lautid
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016tfe.pdf
  Restricted Access
1.94 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.