Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81413
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSudarwanto, Mirnawati B.-
dc.contributor.advisorLatif, Hadri-
dc.contributor.authorMasruroh, Cholilia Abadiatul-
dc.date.accessioned2016-08-30T04:04:52Z-
dc.date.available2016-08-30T04:04:52Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81413-
dc.description.abstractResistensi antibiotik merupakan masalah penting dalam dunia peternakan karena bakteri meningkatkan respon pertahanan diri terhadap antibiotik. Penggunaan antibiotik golongan Sefalosporin generasi ketiga untuk hewan penghasil pangan menyebabkan munculnya bakteri penghasil Extended Spectrum β-laktamase. Extended Spectrum β-laktamase (ESBL) banyak ditemukan di bakteri Escherichia coli pada beberapa tahun terakhir. Keberadaan E. coli penghasil ESBL tersebut tidak hanya ditemukan pada manusia, namun juga pada sebagian besar hewan termasuk hewan ternak serta pada pangan. Gen pengkode ESBL diketahui terdapat di dalam plasmid sehingga mudah ditransfer oleh satu spesies bakteri ke spesies bakteri lain. Masalah kesehatan yang muncul akibat adanya E. coli penghasil ESBL antara lain terjadinya multidrug resistance, kesulitan dalam deteksi dan pengobatan, serta meningkatnya angka kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kejadian E. coli penghasil ESBL dan pola resistensinya terhadap antibiotik dari feses ayam ras pedaging di Kota Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2015 sampai Januari 2016. Sebanyak 100 sampel feses diambil dari Sentra Pemotongan Ayam Kota Bogor. Isolasi E. coli dilakukan dengan menumbuhkan bakteri pada agar MacConkey lalu diidentifikasi menggunakan kit API 20E. Konfirmasi E. coli sebagai penghasil ESBL dilakukan dengan metode cakram ganda. Pada penelitian ini digunakan Klebsiella pneumoniae ATCC 700603 dan Escherichia coli ATCC 25922 sebagai kontrol. Adapun pengujian kepekaan E. coli terhadap antibiotik selain Sefalosporin generasi ketiga (sulfametaksazol, ampisilin, doksisiklin, kanamisin, streptomisin, dan eritromisin) dilakukan dengan metode disk diffusion. Escherichia coli yang ditemukan dari penelitian ini sebesar 16 isolat dan 25%nya merupakan E. coli penghasil ESBL. Tingkat resistensi terhadap antibiotik selain Sefalosporin generasi ketiga yaitu 93.7% (ampisilin), 75% (streptomisin), 68.75% (eritromisin), 62.5% (sulfametoksazol), 18.75% (doksisiklin), dan 6.25% (kanamisin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa E. coli dari feses ayam ras pedaging di Kota Bogor bersifat multidrug resistance. Sifat multidrug resistance terhadap antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga dan golongan lain sering ditemukan pada bakteri penghasil ESBL. Bakteri komensal indikator yang bersifat multidrug resistance dapat menjadi masalah kesehatan karena E. coli mampu mentransfer gen resistennya kepada bakteri patogen.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricutural University (IPB)id
dc.subject.ddcVeterinaryid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleTingkat Kejadian Escherichia Coli Penghasil Extended Spectrum Β-Lactamase Pada Feses Ayam Ras Pedaging Di Kota Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordantibiotikid
dc.subject.keywordEscherichia coliid
dc.subject.keywordESBLid
dc.subject.keywordresistensi.id
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016cam.pdf
  Restricted Access
12.24 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.