Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81302
Title: Populasi Dan Autekologi Acacia Decurrens (Wendl.) Wild Di Taman Nasional Gunung Merapi
Authors: Sulistijorini
Setyawati, Titiek
Sunardi
Issue Date: 2016
Abstract: Erupsi gunung Merapi tahun 2010 telah mengubah komposisi vegetasi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Perubahan kondisi lingkungan pasca erupsi disertai penurunan jumlah spesies tumbuhan asli dan tergantikan oleh spesies asing invasif. Spesies asing atau alien adalah spesies yang dibawa/terbawa masuk ke suatu ekosistem secara tidak alami. Spesies invasif adalah spesies, baik spesies asli maupun bukan, yang secara luas mempengaruhi habitatnya, dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, kerugian ekonomi, atau membahayakan manusia. Spesies asing invasif memiliki kemampuan mendegradasi spesies asli dan mendominasi lokasi yang mengalami gangguan atau kerusakan. Pengendalian spesies asing invasif perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran dan dampak negatif terhadap ekosistem. Langkah awal pengendalian spesies tumbuhan invasif adalah mempelajari karakter biologi spesies tersebut dengan lingkungannya. Studi mengenai karakter biologi, faktor ekologi, dan interaksi spesies dengan lingkungannya disebut Autekologi. Secara umum penelitian ini dilaksanakan untuk menjelaskan populasi dan Autekologi tumbuhan asing invasif Acacia decurrens di TNGM. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: 1) Mengetahui komposisi dan keanekaragaman spesies serta persebaran tumbuhan asing di kawasan TNGM yang terkena dampak oleh erupsi gunung Merapi; 2) Mengkaji autekologi A. decurrens sebagai langkah awal dalam penanggulangan invasi tumbuhan asing tersebut di TNGM; 3) Mengetahui perlakuan pendahuluan yang tepat dalam pematahan dormansi biji A. decurrens; 4) Mengetahui perlakuan pengendalian yang efektif untuk menghambat perkecambahan dan pertumbuhan A. decurrens. 5) Menganalisis risiko invasif dari Invasive Alien Species (IAS) di Taman Nasional Gunung Merapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa erupsi gunung Merapi berpengaruh terhadap keanekaragaman spesies khususnya di daerah terdampak erupsi. Daerah yang terkena dampak erupsi (Cangkringan dan Kemalang) memiliki jumlah tumbuhan Invasive Alien Species (IAS) yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang tidak terkena dampak erupsi (Selo). Tumbuhan IAS yang ditemukan pada lokasi penelitian merupakan spesies herba dan pohon. A. decurrens adalah IAS yang mendominasi sejumlah area di kawasan TNGM berdasarkan Indeks nilai penting (INP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah yang terinvasi oleh A. decurrens merupakan daerah terkena dampak erupsi yaitu Resort Cangkringan dan Resort Kemalang. Erupsi gunung Merapi yang disertai luncuran awan panas mengakibatkan vegetasi tumbuhan mengalami kematian, sehingga di kedua lokasi tersebut menjadi lahan yang terbuka. Kondisi lahan terbuka dimanfaatkan oleh A. decurrens untuk tumbuh dengan baik. Erupsi disertai awan panas diduga memecah dormansi biji yang tersimpan dalam tanah. Spesies A. decurrens memiliki biji yang keras sehingga mampu bertahan untuk tetap dorman pada kondisi tertentu. Hal ini didukung oleh hasil penelitian bahwa suhu tinggi merupakan stimulan yang dapat meningkatkan viabilitas dan kemampuan perkecambahan biji A. decurrens. Perlakuan yang efektif dalam memecah dormansi biji A. decurrens adalah perendaman, pemanasan serta pemberian zat kimia dan hormon pertumbuhan. Hasil penelitian ini juga memaparkan data bahwa viabilitas biji A. decurrens dapat ditekan dengan menggunakan ekstrak alelopati Centella asiatica dan Imperata cylindrica. Ekstrak alelopati dari kedua tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian biologis. Hasil penelitian ini secara umum memberikan informasi autekologi dan risiko invasi A. decurrens. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan upaya pengendalian dan mencegah terjadinya dampak yang lebih buruk terhadap ekosistem TNGM. Pengendalian invasi A. decurrens direkomendasikan kepada pihak TNGM untuk mencegah penyebaran tumbuhan A. decurrens pada wilayah yang lebih luas. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu secara mekanis, kimiawi dan biologi. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan direkomendasikan kepada pihak pengelola TNGM untuk melalukan pengendalian secara mekanik dan biologi. Upaya tersebut lebih efisien dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan ekosistem TNGM. Erupsi gunung Merapi tahun 2010 telah mengubah komposisi vegetasi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Perubahan kondisi lingkungan pasca erupsi disertai penurunan jumlah spesies tumbuhan asli dan tergantikan oleh spesies asing invasif. Spesies asing atau alien adalah spesies yang dibawa/terbawa masuk ke suatu ekosistem secara tidak alami. Spesies invasif adalah spesies, baik spesies asli maupun bukan, yang secara luas mempengaruhi habitatnya, dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, kerugian ekonomi, atau membahayakan manusia. Spesies asing invasif memiliki kemampuan mendegradasi spesies asli dan mendominasi lokasi yang mengalami gangguan atau kerusakan. Pengendalian spesies asing invasif perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran dan dampak negatif terhadap ekosistem. Langkah awal pengendalian spesies tumbuhan invasif adalah mempelajari karakter biologi spesies tersebut dengan lingkungannya. Studi mengenai karakter biologi, faktor ekologi, dan interaksi spesies dengan lingkungannya disebut Autekologi. Secara umum penelitian ini dilaksanakan untuk menjelaskan populasi dan Autekologi tumbuhan asing invasif Acacia decurrens di TNGM. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: 1) Mengetahui komposisi dan keanekaragaman spesies serta persebaran tumbuhan asing di kawasan TNGM yang terkena dampak oleh erupsi gunung Merapi; 2) Mengkaji autekologi A. decurrens sebagai langkah awal dalam penanggulangan invasi tumbuhan asing tersebut di TNGM; 3) Mengetahui perlakuan pendahuluan yang tepat dalam pematahan dormansi biji A. decurrens; 4) Mengetahui perlakuan pengendalian yang efektif untuk menghambat perkecambahan dan pertumbuhan A. decurrens. 5) Menganalisis risiko invasif dari Invasive Alien Species (IAS) di Taman Nasional Gunung Merapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa erupsi gunung Merapi berpengaruh terhadap keanekaragaman spesies khususnya di daerah terdampak erupsi. Daerah yang terkena dampak erupsi (Cangkringan dan Kemalang) memiliki jumlah tumbuhan Invasive Alien Species (IAS) yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang tidak terkena dampak erupsi (Selo). Tumbuhan IAS yang ditemukan pada lokasi penelitian merupakan spesies herba dan pohon. A. decurrens adalah IAS yang mendominasi sejumlah area di kawasan TNGM berdasarkan Indeks nilai penting (INP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah yang terinvasi oleh A. decurrens merupakan daerah terkena dampak erupsi yaitu Resort Cangkringan dan Resort Kemalang. Erupsi gunung Merapi yang disertai luncuran awan panas mengakibatkan vegetasi tumbuhan mengalami kematian, sehingga di kedua lokasi tersebut menjadi lahan yang terbuka. Kondisi lahan terbuka dimanfaatkan oleh A. decurrens untuk tumbuh dengan baik. Erupsi disertai awan panas diduga memecah dormansi biji yang tersimpan dalam tanah. Spesies A. decurrens memiliki biji yang keras sehingga mampu bertahan untuk tetap dorman pada kondisi tertentu. Hal ini didukung oleh hasil penelitian bahwa suhu tinggi merupakan stimulan yang dapat meningkatkan viabilitas dan kemampuan perkecambahan biji A. decurrens. Perlakuan yang efektif dalam memecah dormansi biji A. decurrens adalah perendaman, pemanasan serta pemberian zat kimia dan hormon pertumbuhan. Hasil penelitian ini juga memaparkan data bahwa viabilitas biji A. decurrens dapat ditekan dengan menggunakan ekstrak alelopati Centella asiatica dan Imperata cylindrica. Ekstrak alelopati dari kedua tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian biologis. Hasil penelitian ini secara umum memberikan informasi autekologi dan risiko invasi A. decurrens. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan upaya pengendalian dan mencegah terjadinya dampak yang lebih buruk terhadap ekosistem TNGM. Pengendalian invasi A. decurrens direkomendasikan kepada pihak TNGM untuk mencegah penyebaran tumbuhan A. decurrens pada wilayah yang lebih luas. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu secara mekanis, kimiawi dan biologi. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan direkomendasikan kepada pihak pengelola TNGM untuk melalukan pengendalian secara mekanik dan biologi. Upaya tersebut lebih efisien dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan ekosistem TNGM.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81302
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016sun.pdf
  Restricted Access
27.63 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.