Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81213
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMaryana, Nina-
dc.contributor.advisorHidayat, Purnama-
dc.contributor.authorPasaribu, Irfan-
dc.date.accessioned2016-07-29T03:33:32Z-
dc.date.available2016-07-29T03:33:32Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81213-
dc.description.abstractHama menjadi kendala dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian, baik dari segi kualitas maupun kuantitas bahkan sampai menggagalkan panen. Apabila populasi hama terlalu tinggi maka penurunan hasil produksi semakin tinggi. Salah satu komoditas pangan di Indonesia yang mengalami penurunan hasil produksi yaitu kedelai. Kebutuhan kedelai di Indonesia semakin meningkat, akan tetapi produksinya mengalami penurunan. Faktor penyebabnya adalah serangan hama pada tanaman kedelai dan berkurangnya jumlah lahan produksi. Hama utama pada tanaman kedelai antara lain lalat bibit (Ophiomya phaseoli), ulat grayak (Spodoptera litura), ulat pemakan polong (Helicoverpa armigera), hama pengisap polong (Riptortus linearis), dan penggerek polong (Etiella zinckenella). Strategi pengendalian hama cukup beragam tergantung bagaimana petani mengaplikasikannya. Diperlukan informasi dasar mengenai keberadaan hama dan musuh alaminya, sehingga aplikasi pengendalian yang dipilih efektif dan efisien. Musuh alami meliputi serangga predator dan serangga parasitoid. Parasitoid merupakan spesies kunci di suatu ekosistem, karena bersifat spesifik terhadap jenis inangnya. Oleh karena itu masih banyak informasi yang diperlukan mengenai keberadaan parasitoid hama pada tanaman kedelai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman serangga parasitoid hama pada tanaman kedelai dengan beberapa teknik pengendalian hama. Selain itu dilihat juga jumlah individu dan jumlah spesies parasitoid di setiap minggunya. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman kedelai Kebun Percobaan BALITKABI Ngale, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB. Pelaksanaan penelitian dilakukan dari Juni 2014 sampai Juni 2015. Penelitian ini dilakukan pada lahan dengan tiga perlakuan. Perlakuan yang diberikan antara lain perlakuan campuran (P-C), perlakuan kimiawi berdasarkan kalender atau berjadwal (P-K) dan perlakuan petani berdasarkan kegiatan monitoring keberadaan hama (P-P). Masing-masing perlakuan dibedakan dari jenis pestisida yang digunakan, jadwal aplikasi dan campuran sistem budidayanya. Lahan yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 70 m x 50 m. masing-masing perlakuan diulang sebanyak lima ulangan. Setiap petak pengamatan (ulangan) berukuran 20 m x 7.5 m. Penentuan ulangan dilakukan secara acak sistematis. Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah hama utama dan parasitoidnya. Metode pengamatan yang dilakukan adalah metode pemeliharaan serangga inang terparasit, dilakukan dengan cara pengambilan serangga inang pada lahan petak pengamatan kemudian dipelihara hingga parasitoidnya keluar. Metode lainnya yaitu, koleksi serangga parasitoid dengan menggunakan jaring serangga. Koleksi serangga menggunakan jaring serangga dilakukan untuk menangkap parasitoid yang terdapat di sekitar lahan pengamatan. Penjaringan dilakukan dengan sepuluh kali ayunan tunggal pada lima titik di dalam petak pengamatan. Serangga parasitoid hasil tangkapan di lapangan disimpan di dalam botol koleksi yang telah diisi alkohol 70%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa serangga parasitoid yang dikoleksi dengan metode pemeliharaan serangga inang (hama kedelai) terparasit sebanyak 16 spesies parasitoid dan satu spesies hyperparasitoid dari 8 famili pada Ordo Hymenoptera, sedangkan serangga parasitoid yang berhasil dikoleksi dengan menggunakan jaring serangga sebanyak 55 spesies parasitoid dari 16 famili Ordo Hymenoptera dan 2 spesies dari 2 famili Ordo Diptera. Spesies serangga parasitoid yang paling banyak ditemukan adalah kelompok Famili Eulophidae. Jumlah individu parasitoid yang paling mendominasi adalah kelompok Aphelinidae. Indeks keanekaragaman Shanon-Wiener pada semua perlakuan termasuk ke dalam kategori sedang (H’ = 2.55-2.75). Keanekaragaman serangga parasitoid tersebut secara nyata dikarenakan kekayaan dan kemerataan spesies tanaman dan serangga inang juga tidak berbeda nyata. Keanekaragaman parasitoid dipengaruhi oleh tipe lanskap pertanian, yaitu lanskap pertanian dengan struktur yang kompleks. Perlakuan pengendalian yang dilakukan oleh petani setempat dengan mengaplikasikan teknik pemantauan keberadaan hama (monitoring) baik untuk dilanjutkan karena mengurangi intensitas aplikasi pestisida dan akan berdampak terhadap jumlah populasi musuh alami di lahan pertanaman. Penggunaan pestisida secara intensif akan berpengaruh besar terhadap keberadaan musuh alami serangga hama pada lokasi pertanaman.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEntomologyid
dc.subject.ddcHemipteraid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleKeanekaragaman Parasitoid Pada Tanaman Kedelai Dengan Beberapa Teknik Pengendalian Di Kebun Percobaan Balitkabi Ngale, Ngawiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordHymenopteraid
dc.subject.keywordkacang-kacanganid
dc.subject.keywordmusuh alamiid
dc.subject.keywordpertanian Indonesiaid
dc.subject.keywordpestisidaid
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016ipa1--------.pdf
  Restricted Access
20.89 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.