Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81210
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAmanah, Siti-
dc.contributor.advisorTjitropranoto, Prabowo-
dc.contributor.authorDelima, Isniyunisyafna Diah-
dc.date.accessioned2016-07-29T03:33:10Z-
dc.date.available2016-07-29T03:33:10Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81210-
dc.description.abstractKompetensi pelaku usaha mikro tentang pengolahan dan mutu produk senantiasa harus ditingkatkan. Pengolahan makanan ringan terutama gipang dan ceprek melinjo, merupakan usaha kecil dan mikro yang berkembang di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Banten. Daerah Banten dan sekitarnya, memiliki potensi beras ketan dan melinjo yang dapat diolah menjadi gipang dan ceprek melinjo. Produk hasil olahan ini dipasarkan kepada masyarakat setempat dan wisatawan. Kesulitan yang dihadapi oleh pelaku usaha pengolahan pangan pembuatan gipang antara lain, kurangnya modal dan pemasaran dalam menjual gipang kepada konsumen. Sampai saat ini, pengolahan Gipang dan Ceprek Melinjo di Banten dilakukan secara sederhana di rumah penduduk. Produk gipang sudah dikemas sesuai dengan kebutuhan konsumen namun ceprek melinjo belum dikemas dengan baik. Produk gipang dikemas dengan menggunakan toples plastik dan ceprek melinjo dikemas dengan menggunakan kantong plastik putih transparan. Permintaan akan makanan ringan berkualitas telah meningkat seiring dengan meningkatnya pemahaman konsumen akan makanan sehat. Permintaan konsumen tersebut memerlukan respon produsen makanan ringan untuk mengontrol kualitas produk. Berkaitan dengan hal itu, tujuan penelitian adalah menjelaskan profil pelaku usaha mikro pengolahan pangan gipang dan ceprek melinjo di Banten dalam menjamin mutu, menganalisis faktor-faktor yang berkaitan tingkat kompetensi pelaku usaha mikro pengolahan pangan gipang dan ceprek melinjo dan merumuskan alternatif strategi pengembangan kompetensi pelaku usaha pengolahan pangan tersebut dalam menjamin mutu dan daya saing olahan pangan. Penelitian ini didisain sebagai studi kasus, dengan kasus satu pelaku usaha “Gipang” di Cilegon dan satu usaha “Ceprek Melinjo” di Pandeglang. Pelaku usaha gipang mempunyai lima pekerja dan pelaku usaha ceprek melinjo memiliki 50 orang pekerja sekaligus binaan untuk menjelaskan Kompetensi Pelaku Usaha Mikro Makanan Ringan Gipang dan Ceprek Melinjo dalam Penjaminan Mutu Produk di Cilegon dan Pandeglang. Wawancara mendalam, observasi, analisis korelasi dan analisis SWOT dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi tentang mutu produk. Kuesioner untuk mengumpulkan data kuantitatif, sebagai pendukung data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, tingkat kompetensi dalam pengolahan makanan ringan pelaku usaha mikro Gipang termasuk tinggi, sedangkan kompetensi pelaku usaha mikro makanan ringan Ceprek Melinjo termasuk dalam kategori rendah. Tingkat kompetensi pelaku usaha gipang diperoleh secara turun temurun dengan difasilitasi oleh pemilik usaha, sedangkan kompetensi pelaku usaha ceprek melinjo diperoleh dari pelatihan oleh pemilik usaha dan keluarganya, yang sebelumnya telah memperoleh secara turun temurun. Strategi pengembangan yang bisa dilakukan pelaku usaha mikro makanan ringan gipang dan ceprek melinjo: meningkatkan desain, bentuk, rasa dan kemasan yang kreatif dan menarik, memperkuat atau menonjolkan ciri khas kedaerahan, menambah atau menciptakan variasi produk, pengelolaan usaha secara online dan meningkatkan kemampuan untuk promosi dengan efektif terutama ke wisatawan luar Banten. Kesimpulan dari penelitian ini adalah usaha gipang dan ceprek melinjo memiliki kekhasan tersendiri. Usaha gipang didapat secara turun temurun sedangkan pelaku usaha ceprek meilnjo pemilik usaha mewarisi kompetensi usaha orangtuanya yang kemudian melatih dan membina 50 orang pekerjanya. Tingkat kompetensi pelaku usaha gipang diperoleh secara turun temurun dengan difasilitasi oleh pemilik usaha, sedangkan kompetensi pelaku usaha ceprek melinjo diperoleh dari pelatihan oleh pemilik usaha dan keluarganya. Strategi pengembangan yang bisa dilakukan pelaku usaha mikro makanan ringan gipang dan ceprek melinjo dengan cara: meningkatkan desain bentuk, rasa dan kemasan yang kreatif dan menarik, memperkuat ciri khas kedaerahan, menambah atau menciptakan variasi produk, pengelolaan usaha secara online dan meningkatkan kemampuan untuk promosi dengan efektif terutama ke wisatawan luar Banten.id
dc.language.isoidid
dc.subject.ddcIntrucsional agricultureid
dc.subject.ddcExtensionid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcCilegon-Bantenid
dc.titleKompetensi Pelaku Usaha Mikro Makanan Ringan “Gipang” Dan “Ceprek Melinjo” Dalam Penjaminan Mutu Produkid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordpelaku usaha mikroid
dc.subject.keywordkompetensiid
dc.subject.keywordpenjaminan mutuid
dc.subject.keywordmakanan ringan khas localid
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016idd.pdf
  Restricted Access
27.65 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.