Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81209
Title: Arahan Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Komoditas Sayuran Unggulan Di Kabupaten Agam
Authors: Hadi, Setia
Sjaf, Sofyan
Kasmadiharja, Hendrick
Issue Date: 2016
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Kawasan agropolitan Kabupaten Agam ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 312/TU.210/A/X/2002 perihal penunjukan Kabupaten Agam sebagai wilayah rintisan pengembangan kawasan agropolitan dengan komoditas unggulan ternak sapi dan kerbau yang kemudian ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Agam Nomor 29 Tahun 2003, Tentang Penetapan Pusat Pertumbuhan serta Daerah Hinterland Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Agam. Berdasarkan Perda Kabupaten Agam Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Agam, kawasan agropolitan ditetapkan sebagai bagian dari kawasan strategis Kabupaten Agam yang terdiri atas delapan kecamatan yang terbagi atas 27 nagari dengan komoditas unggulan berupa ternak sapi dan hortikultura. Rendahnya potensi komoditas unggulan ternak sapi berdasarkan sumbangan sub sektor peternakan (7,56%) dibandingkan dengan sub sektor tanaman pangan (37,12%), tanaman perkebunan (31,59%) dan tanaman hortikultura (21,11%) terhadap PDRB Kabupaten Agam (Bappeda Kabupaten Agam 2015), sehingga perlu dilakukan kajian terhadap penetapan komoditas unggulan ternak sapi dan hortikultura sebagaimana yang digagaskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Agam dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan pengembangan wilayah berbasis kawasan di Kabupaten Agam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keunggulan komoditas unggulan pada kawasan agropolitan yang difokuskan pada komoditas sayuran dengan tujuan : (1) menentukan komoditas sayuran unggulan pada kawasan agropolitan; (2) menganalisis lahan potensial untuk pengembangan komoditas unggulan; (3) menganalisis ketersediaan fasilitas, dan (4) menyusun arahan pengembangan kawasan agropolitan berbasis komoditas sayuran unggulan di Kabupaten Agam. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan terstruktur dan metode purposive sampling. Sementara data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dan dinas instansi terkait. Metode analisis yang digunakan adalah analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis (SSA), analisis ketersediaan dan kesesuaian lahan, analisis distribusi frekuensi serta Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Hasil analisis terhadap delapan komoditas sayuran yang diidentifikasi pada kawasan agropolitan, berdasarkan analisis LQ dan SSA terdapat lima komoditas sayuran utama yaitu kentang, kubis, buncis, mentimun, bawang merah. Kemudian berdasarkan hasil analisis TOPSIS terhadap komoditas utama pada kawasan agropolitan dengan memperhatikan rataan luas panen, tingkat perubahan harga, tingkat pertumbuhan konsumsi serta preferensi petani terhadap komoditas tersebut diperoleh hasil bahwa komoditas buncis (R.U.V 0,95745), kubis (R.U.V 0,53175) dan kentang (R.U.V 0,39550) merupakan komoditas sayuran unggulan pada kawasan agropolitan Kabupaten Agam. Analisis terhadap daerah potensial bagi pengembangan komoditas sayuran unggulan pada kawasan agropolitan diperoleh hasil bahwa luas area yang tersedia untuk pengembangan komoditas sayuran adalah 22 275,75 Ha dengan luas lahan yang sesuai untuk komoditas buncis adalah 14 539,71 Ha, kubis 14 539,71 Ha, dan kentang 24 230,01 Ha. Sementara luas areal yang tersedia dan sesuai untuk komoditas buncis dan kubis adalah kelas lahan sesuai S3 dengan luas masing-masing adalah 9 570,57 Ha, sementara komoditas kentang adalah lahan kelas kesesuaian S2 dengan luas 23,74 Ha dan S3 dengan luas 16 429,73 Ha. Potensi pengembangan di luar kondisi eksisting tegalan diperoleh hasil bahwa luas lahan potensial untuk pengembangan komoditas buncis dan kubis adalah 7 925,74 Ha dan kentang 14 808,63 Ha. Hasil analisis skalogram untuk melihat melihat hirarki wilayah ketersediaan fasilitas pada kawasan agropolitan diperoleh bahwa rata-rata IPK kawasan agropolitan adalah 34,85 dengan standar deviasi 6,04. Hirarki wilayah kawasan menunjukkan bahwa Kecamatan Baso (IPK 43,41 dan 28 jenis fasilitas) dan Kecamatan Kamang Magek (IPK 41,26 dan 23 jenis fasilitas) berada pada Hirarki 1, diikuti oleh Kecamatan Ampek Angkek pada Hirarki 2, serta Kecamatan IV Koto, Kecamatan Tilatang Kamang, Kecamatan Banuhampu, Kecamatan Sungai Pua dan Kecamatan Canduang pada Hirarki 3 dengan nilai IPK di bawah nilai rata-rata kawasan agropolitan. Penentuan arahan dan prioritas daerah pengembangan komoditas sayuran unggulan dilakukan dengan menggunakan metode AHP-TOPSIS terhadap kriteria lahan potensial yang tersedia dan sesuai untuk pengembangan, hirarki wilayah dan preferensi petani terhadap masing-masing komoditas unggulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada Prioritas 1 terdapat Kecamatan IV Koto (rata-rata nilai R.U.V 0,8042) dengan komoditas unggulan utama kubis dan Kecamatan Canduang (rata-rata R.U.V 0,7802) dengan komoditas unggulan utama buncis. Sementara pada Prioritas 2 terdapat Kecamatan Baso (rata-rata R.U.V 0,7215) dengan komoditas unggulan utama buncis dan Kecamatan Sungai Pua (rata-rata R.U.V 0,5991) dengan komoditas unggulan kubis. Kemudian pada Prioritas 3 terdapat Kecamatan Kamang Magek (rata-rata R.U.V 0,5229) dengan komoditas unggulan utama buncis, Kecamatan Banuhampu (rata-rata R.U.V 0,3209) dengan komoditas unggulan utama kubis, Kecamatan Tilatang Kamang (rata-rata R.U.V 0,3214) dengan komoditas unggulan utama buncis serta Kecamatan Ampek Angkek (rata-rata R.U.V 0,1315) dengan komoditas unggulan utama kentang.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81209
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016hka.pdf
  Restricted Access
5.6 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.