Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81203
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSyukur, Sobir Muhamad-
dc.contributor.advisorMaharijaya, Awang-
dc.contributor.authorPutri, Faradila Danasworo-
dc.date.accessioned2016-07-29T03:25:42Z-
dc.date.available2016-07-29T03:25:42Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81203-
dc.description.abstractKeanekaragaman tanaman serta pemuliaan tanaman memainkan peran penting dalam meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman, termasuk tanaman sayuran. Terung (Solanum melongena L.) merupakan sayuran yang bernilai ekonomis tinggi dan dapat menunjang kesehatan manusia sekaligus menunjang pangan di masa depan. Informasi mengenai genotipe yang sesuai di suatu lingkungan maupun di berbagai lingkungan diperlukan untuk program pemuliaan tanaman terung. Tanaman dengan daya hasil stabil dan keragaan relatif terbaik di setiap lokasi dapat diseleksi sebagai genotipe yang berpenampilan stabil dan beradaptasi luas. Penelitian ini mencakup (1) evaluasi keragaan 25 genotipe terung, (2) pendugaan kriteria seleksi terung berdaya hasil tinggi dan (3) analisis stabilitas 25 genotipe terung di tiga lingkungan dengan menggunakan pendekatan parametrik dan non parametrik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan : (1) Terdapat interaksi genotipe dengan lingkungan yang sangat berbeda nyata untuk semua karakter pengamatan. Genotipe yang memiliki produktivitas tinggi dan stabil menurut konsep stabilitas statis dan dinamis secara berurutan adalah G18 dengan produktivitas setara 13.18 ton ha-1 dan G15 dengan produktivitas setara 24.99 ton ha-1. (2) Bobot buah, diameter buah dan jumlah buah per tanaman dapat dijadikan kriteria seleksi yang efektif untuk merakit terung berproduksi tinggi. Karakter tinggi tanaman, umur berbunga, umur berbuah, panjang buah, dan ukuran calyx dapat digunakan sebagai karakter seleksi tidak langsung terhadap karakter daya hasil. (3) Dalam metode stabilitas parametrik, G7 dan G24 adalah genotipe stabil menurut konsep statis dengan metode Eberhart-Russel dan Francis-Kannenberg. Genotipe G4, G13, G15 dan G25 adalah genotipe stabil menurut konsep dinamis dengan metode Wricke, Shukla dan Finlay-Wilkinson. (4) Genotipe G3, G5, G6, G13 dan G15 memiliki frekuensi kestabilan tertinggi pada metode stabilitas non-parametrik. Metode Nassar-Huehn dan Thennarasu merupakan metode stabilitas non parametrik yang bersifat statis, namun pada penelitian ini memiliki hasil yang setara dengan konsep stabilitas yang bersifat dinamis.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcBiotechnologyid
dc.titleKeragaan, Kriteria Seleksi Dan Stabilitas Hasil 25 Genotipe Terung (Solanum Melongena L.) Di Tiga Lokasiid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordmultilokasiid
dc.subject.keywordkorelasiid
dc.subject.keywordanalisis lintasid
dc.subject.keywordparametrikid
dc.subject.keywordnon parametrikid
dc.subject.keywordAMMIid
dc.subject.keywordstabilitas statisid
dc.subject.keywordstabilitas dinamisid
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016fdp.pdf
  Restricted Access
38.95 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.