Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80541
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMuhadiono-
dc.contributor.advisorHilwan, Iwan-
dc.contributor.authorAndhika, Rana Rio-
dc.date.accessioned2016-05-19T06:15:15Z-
dc.date.available2016-05-19T06:15:15Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80541-
dc.description.abstractDamar dalam penelitian ini dihasilkan pohon famili Dipterocarpaceae dan Burseraceae. Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) bermukim di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) memanfaatkan damar untuk bahan bakar obor, obat, ritual dan perekat. TNBD merupakan areal pelestarian hutan terkait erat kearifan lokal masyarakat SAD. Informasi ekologi dan etnobotani pohon penghasil damar masih terbatas, selanjutnya penelitian bertujuan menginventarisasi pohon penghasil damar, mengungkap kearifan lokal SAD memanfaatkan pohon penghasil damar, mengkaji komposisi vegetasi di zona pemanfaatan TNBD, karakter edafik habitat pohon penghasil damar serta strategi konservasi tumbuhan agar berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan bulan April-Juni 2014 di zona pemanfaatan TNBD wilayah Sarolangun. Analisis vegetasi menggunakan metode nested sampling. Data etnobotani penghasil damar diperoleh melalui wawancara, observasi partisipasi aktif dan dokumentasi menggunakan teknik snowball sampling.Identifikasi sifat tanah dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB Dramaga Kab. Bogor. Identifikasi tumbuhan penghasil damar menggunakan Buku Pedoman Identifikasi Dipterocarpaceae Sumatera dan sebagian sampel tumbuhan dikirim ke Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong. Analisis data dengan Indeks Nilai Penting dan Indeks of Cultural Significance. Karakteristik tanah mencirikan keberadaan pohon penghasil damar ditentukan dengan analisis komponen utama (AKU). Kemiripan karakteristik tanah antar habitat pohon tersebut ditentukan dengan analisis Hirarki Gabungan Klaster (HGK) menggunakan software XLSTAT 2014. Hasil penelitian menyatakan terdapat 14 spesies tumbuhan penghasil damar, yaitu Canarium pilosum A.W. Benn., Hopea dryobalanoides Miq., H. mengarawan Miq., Dipterocarpus baudii Korth., D. hasseltii Blume, Santiria laevigata Blume, Sa. Dacryodifolia Koch., Shorea bracteolata Dyer, S. retinodes Sloot., S. cf. singkawang Burck, S. leprosula Miq., S. multiflora (Burck) Sym., Parashorea malaanonan Merr. dan Dacryodes rugosa (Blume) H.J.Lam. Jenis pohon penghasil damar mendominansi zona pemanfaatan adalah H. dryobalanoides (INP=10,37%) dan C. pilosum (INP=10,25%). Keberadaan P. malaanonan (Pasir=29,69%), Da. rugosa (Pasir=63,34%), H. mengarawan (Pasir=44,66%) dan Sa. dacryodifolia (Pasir=32,69%) dicirikan kuat oleh kadar pasir tanah. Analisis komponen utama menunjukkan keberadaan S. bracteolate dicirikan kuat oleh rasio C/N (13,52%). Keberadaaan S. retinodes dicirikan oleh pH tanah (6,5) dan rasio C/N (9,49%). Keberadaan C. pilosum dicirikan oleh kapasitas tukar kation (KTK=23 me/100g) dan karbon organik (C-org=4,94%), selanjutnya keberadaan S.cf. singkawang dicirikan kuat oleh nitrogen (N=0,4%) dan C-org (4,94%). Analisis HGK menunjukkan kemiripan karakteristik tanah habitat S. cf. singkawang, S. retinodes dan H. mengarawan pada unsur Ca (0,4-0,5 me/100g), kandungan Na (0,1-0,13 me/100g) dan KB (5-6 %). Kemiripan karakteristik tanah habitat H. dryobalanoides, Sa. dacryodifolia dan P. malaanonan pada unsur N total (0,15-0,21 %), Rasio C/N (9-10%), K (0,1-0,17 me/100g) dan C-org (1,51-1,91 %). Pemanfaatan penghasil damar oleh masyarakat SAD terbagi atas tujuh kategori yaitu sebagai sumber bahan bangunan, bahan pengobatan, pangan sekunder, bahan baku peralatan, bahan kerajinan, sarang lebah madu, dan penghasil damar. Masyarakat SAD menggunakan damar untuk sumber bahan bakar, pengobatan, perekat dan ritual adat. Jenis S. cf. singkawang berkategori ICS tertinggi (152), karena kulit batang sangat dibutuhkan masyarakat SAD untuk bahan baku obor. Selanjutnya pelestarian tumbuhan penghasil damar melalui dua kebijakan yaitu kebijakan adat pemanfaatan tumbuhan dan pengelolaan lanskap hutan. Strategi konservasi C. pilosum dengan cara mempertahankan habitat dan intensitas pemanfaatan, karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat SAD dan ketersediaan jenis cukup di zona pemanfaatan. Strategi konservasi H. dryobalanoides, dengan cara mempertahankan habitat dan meningkatkan intensitas pemanfaatan, karena ketersediaan jenis cukup dan intensitas pemanfaatan menurun. Strategi konservasi H. mengarawan dan Da. rugosa dengan cara budidaya dan tetap mempertahankan intensitas pemanfaatan, karena ketersediaan jenis dan intensitas penggunaan rendah. Strategi konservasi jenis D. baudii, D. hasseltii, Sa. dacryodifolia, S. laevigata, S. bracteolata, S. leprosula, S. multiflora, S. retinodes, S. cf.singkawang dan P. malaanonan dengan cara budidaya dan menurunkan intensitas pemanfaatan, karena ketersediaan jenis rendah dan intensitas pemanfaatan tinggi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcBotanyid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcJambiid
dc.titleEkologi Dan Etnobotani Pohon Penghasil Damar Pada Suku Anak Dalam Di Taman Nasional Bukit Duabelasid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddamarid
dc.subject.keywordekologiid
dc.subject.keywordetnobotani dan suku anak dalamid
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016rra.pdf
  Restricted Access
4.15 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.