Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80519
Title: Keanekaragaman Kemukus Di Jawa
Authors: Ariyanti, Nunik Sri
Rifai, Mien Ahmad
Kusumarini, Niken
Issue Date: 2016
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Kemukus (Piper cubeba L.f.) merupakan tanaman obat dan rempah dari suku lada-ladaan (Piperaceae). Karakter diagnosis tanaman ini adalah buah yang bertangkai dan beraroma rempah. Jenis Piper lainnya yang disebut dengan kemukus semu (Piper caninum Blume) juga memiliki karakter buah bertangkai dan sering ditemukan di habitat yang sama dengan kemukus tetapi buahnya tak beraroma. Buah kemukus bernilai tinggi sebagai komoditas ekspor, namun saat ini pembudidayaannya terbatas pada daerah tertentu di Jawa, serta variasinya belum dideskripsikan. Karakterisasi kemukus perlu dilakukan dalam rangka menyeleksi dan mengembangkan kultivar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variasi kemukus dan kemukus semu di Jawa dan mengelompokkannya berdasarkan karakter yang diamati. Spesimen kemukus dan kemukus semu dikoleksi dari perkebunan skala kecil dan pekarangan rumah pada enam kabupaten di Jawa Tengah. Karakter morfologi meliputi struktur vegetatif dan generatif, serta karakter anatomi daun yang diamati digunakan untuk mendeskripsikan dan mengelompokkan spesimen. Sebanyak 35 karakter terpilih dianalisis menggunakan koefisien simple matching pada Unweighted Pair-Group Method with Aritmetic Average (UPGMA) untuk mengelompokkan spesimen kemukus dan kemukus semu. Kemukus dapat dibedakan dari kemukus semu melalui karakter warna pucuk magenta keabu-abuan hingga cokelat kemerahan, daun penumpu cokelat keunguan hingga cokelat keabu-abuan; tekstur daun menjangat; bentuk daun pada cabang lateral menjorong, menjorong melanset dan melonjong; tipe perbungaan menyilinder; braktea kuning, perlekatan duduk, menyirap; indumen gundul; buah bertangkai lebih panjang, bentuk membulat, berperikarp tebal, indumen gundul, rasa pedas dan pahit, beraroma rempah; warna buah saat muda hijau atau cokelat kekuningan, dewasa cokelat atau hijau zaitun, dan saat masak jingga atau jingga kecokelatan; serta tekstur buah kering keriput. Anatomi daun kemukus berbeda dari kemukus semu berdasarkan stomata siklositik, tidak adanya trikom sederhana pada permukaan abaksial daun, dan sel idioblas dijumpai pada jaringan hipodermis atas dan bawah, serta pada jaringan bunga karang. Sedangkan karakter anatomi daun kemukus semu meliputi stomata tetrasitik dan anisositik, ada trikom sederhana pada permukaan abaksial daun, dan sel idioblas dijumpai pada hipodermis atas dan bawah, tetapi tidak ditemukan pada jaringan bunga karang, serta tidak ada sel idioblas yang sangat besar. Spesimen kemukus dibagi menjadi tiga kelompok yang terpisah dengan kelompok kemukus semu. Kelompok kemukus dapat diidentifikasi berdasarkan karakter pangkal daun, tepi daun, tekstur kulit buah, dan warna buah. Kelompok I yang berasal dari Kendal, Magelang, Semarang, dan Purworejo serta Kelompok III yang berasal dari Semarang sama-sama memiliki karakter buah dewasa berwarna hijau zaitun sehingga disebut dengan kemukus hijau, sedangkan Kelompok II berasal dari Purworejo dan memiliki buah dewasa berwarna cokelat atau jingga kecokelatan sehingga disebut kemukus merah. Kemukus hijau dan merah diusulkan sebagai dua kultivar lokal kemukus yang berbeda yakni Kemukus ‘Hijau’ dan Kemukus ‘Merah’. Kemukus ‘Hijau’ dari Kelompok I diusulkan untuk dikembangkan menjadi kultivar turunan esensial karena memiliki sifat karakter seleksi yang lebih banyak. Karakter seleksi dan sifat karakternya yang dapat membantu pengembangan cultivated variety (kultivar) meliputi tipe cabang lateral (horizontal vs. menggantung), produksi pucuk lateral (banyak pucuk vs. sedikit pucuk), indeks perbungaan (tinggi vs. rendah), tipe perbuahan (rapat vs. jarang), jumlah buah per perbuahan (>30 vs. ≤24), warna buah muda (hijau vs. cokelat kekuningan), dan warna buah dewasa (hijau zaitun vs. cokelat atau jingga kecokelatan). Kemukus yang dibudidayakan di Jawa memiliki variasi yang dapat dikembangkan menjadi kultivar, namun budi daya kemukus saat ini terus-menerus menurun dan lahan budi daya semakin sempit. Oleh karena itu, perlu upaya pelestarian keanekaragaman kemukus.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80519
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016nku.pdf
  Restricted Access
3.17 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.