Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80480| Title: | . Analisis Daya Saing Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perdagangan Komoditi Unggulan Indonesia-Turki |
| Authors: | Hartoyo, Sri Anggraeni, Lukytawati Adzimatinur, Fauziyah |
| Issue Date: | 2016 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Tujuan penelitian ini adalah menganalisis daya saing komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Turki, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor komoditi unggulan antara Indonesia dengan Turki, dan menganalisis kesesuaian struktur ekspor dan impor antara Indonesia dengan Turki. Studi menggunakan data time series pada tahun 1996-2014.Metode analisis adalah Revealed Comparative Advantage (RCA), Intra-Industry Trade (IIT), Trade Complementarity Index (TCI), dan Ordinary Least Square (OLS). Hasil RCA menunjukkan komoditas ekspor utama Indonesia ke Turki adalah kain tenun dari serat stapel buatan, asam stearat, palm oil dan karet alam. Indeks IIT menunjukkan bahwa perdagangan hanya terjadi satu arah dari Indonesia. Komoditas impor dari Turki adalah karpet, boraks, tepung gandum, dan tembakau. TCI menunjukkan rendahnya kesesuaian antara ekspor Indonesia dan impor Turki. GDP per capita Turki memiliki pengaruh positif terhadap ekspor dan GDP per capita Turki memberikan pengaruh positif terhadap impor. Nilai tukar memiliki pengaruh positif pada ekspor dan negatif pada impor. Harga dan tingkat tarif memiliki dampak negatif pada ekspor dan impor. Variabel Dummy Non-tariff memiliki pengaruh negatif pada ekspor kain tenun dari serat stapel. Sementara di sisi impor, berpengaruh negatif terhadap tepung gandum. Pemerintah Indonesia harus mengejar strategi dalam kerjasama perdagangan sebagai upaya untuk mengurangi hambatan perdagangan terutama tarif yang dikenakan pada kain tenun dari serat stapel buatan, asam stearat, palm oil, dan karet alam. Pengurangan tarif terutama bagi kain dari serat stapel yang terkena tarif 8%, asam stearat 5.1%, dan palm oil sebesar 24.9% yang meningkat dari tahun ke tahun yang pada awalnya hanya terkena tarif sebesar 8%. Sementara pada hambatan non-tarif, Pemerintah mengadakan sosialisasi kepada eksportir mengenai standar yang harus dipenuhi berkenaan dengan hambatan QR prohibition berupa pelarangan label ilegal yang dikenakan pada kain hasil tenunan serat stapel buatan. Indonesia banyak mengekspor komoditi Palm Oil dan Karet Alam. Perlunya pengembangan produk-produk primary goods untuk terus meningkatkan daya saing serta memproduksi komoditi-komoditi olahannya. Sehingga diharapkan Indonesia tidak hanya dibutuhkan sebagai negara sumber bahan utama dalam proses produksi, namun berkembang menjadi pemasok komoditi olahan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi bagi Indonesia. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80480 |
| Appears in Collections: | MT - Economic and Management |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2016fad.pdf Restricted Access | 22.48 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.