Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80462
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorJune, Tania-
dc.contributor.advisorImpron-
dc.contributor.authorSacita, Andi Safitri-
dc.date.accessioned2016-05-19T04:33:06Z-
dc.date.available2016-05-19T04:33:06Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80462-
dc.description.abstractKedelai merupakan komoditas yang kaya akan protein sehingga berperan sebagai sumber protein nabati dan sangat penting dalam peningkatan gizi masyarakat. Perubahan iklim memicu adanya perubahan cuaca secara ekstrim sehingga musim kemarau sangat rentan terjadi kekeringan. Cekaman kekeringan akan berpengaruh besar terhadap penurunan produksi kedelai terlebih lagi jika terjadi selama fase reproduktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon tanaman kedelai terhadap cekaman kekeringan sebagai acuan untuk menentukan varietas yang adaptif dan toleran serta membandingkan pengaruh pemberian cekaman pada fase vegetatif dan generatif sebagai acuan untuk informasi pengaturan waktu dan pola tanam. Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Maret – Juni 2015. Penelitian menggunakan rancangan petakpetak terpisah dengan varietas (Dering dan Argomulyo) sebagai petak utama, fase perkembangan (fase vegetatif dan generatif) sebagai anak petak, dan cekaman kekeringan berupa interval penyiraman (2 hari, 5 hari, dan 10 hari) sebagai anakanak petak. Penelitian ini merupakan percobaan pot dan menggunakan naungan dengan tutupan plastik transparan untuk menghindari kontaminasi air hujan yang dapat mengganggu pemberian perlakuan cekaman kekeringan. Cekaman pada fase vegetatif dimulai setelah tanaman berumur 2 MST dan cekaman dihentikan setelah tanaman memasuki fase generatif atau muncul bunga pertama. Pada waktu yang sama dimulai pemberian cekaman pada fase generatif hingga panen. Pada awal tanam hingga tanaman berumur 2 MST, semua tanaman disiram setiap hari. Tanaman disiram hingga jenuh dan dibiarkan beberapa saat hingga tercapai kondisi kapasitas lapang. Dilakukan metode penimbangan untuk mengetahui kehilangan air selama periode cekaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemberian cekaman pada fase vegetatif tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Sebaliknya, pemberian cekaman pada fase generatif sangat berpengaruh nyata menghambat pertumbuhan dan menurunkan produksi hingga 70 %. Pemberian cekaman menyebabkan tanaman melakukan mekanisme adapatasi yaitu dengan mengurangi jumlah daun, penyempitan daun, mengurangi bukaan stomata, degradasi klorofil daun, dan melakukan respon gerak dengan melipat daun. Mekanisme adapatasi tanaman mempengaruhi nilai efisiensi penggunaan air dan efisiensi penggunaan radiasi. Berdasarkan ketahanan terhadap cekaman, varietas Argomulyo lebih toleran kekeringan dibandingkan varietas Dering karena mengalami penurunan produksi yang lebih rendah pada kondisi cekaman yang sama.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcClimatologyid
dc.subject.ddcClimate changeid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleRespon Tanaman Kedelai (Glycine Max L.) Terhadap Cekaman Kekeringan Pada Fase Vegetatif Dan Generatifid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordcekaman kekeringanid
dc.subject.keywordkedelaiid
dc.subject.keywordfase vegetatif dan generatifid
dc.subject.keywordrespon adaptasiid
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016ass.pdf
  Restricted Access
25.22 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.