Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79489
Title: Analisis Sosio-Agraria Dan Konversi Lahan Serta Strategi Perlindungan Lahan Sawah Di Kota Sukabumi.
Authors: Soetarto, Endriatmo
Munibah, Khursatul
Mansur, Yuda Hidayat
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Padi akan selalu menjadi salah satu komoditi pertanian terpenting dalam kehidupan manusia. Namun demikian, kondisi yang kontradiktif terjadi ketika konversi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian seperti permukiman, industri atau fungsi lahan lainnya menjadi gerakan yang sangat masif ketika kelayakan ekonomi menjadi dasar pertimbangan tata guna lahan. Lahan pertanian yang tidak terlindungi akan rentan untuk beralih fungsi, terutama di wilayah perkotaan, atau kota yang sedang berkembang. Dampak konversi lahan pertanian bukan hanya terhadap hilangnya potensi produksi hasil pertanian dan mengancam kedaulatan pangan, tetapi juga hilangnya sumber agraria petani dan hilangnya kelembagaan sosio-agraria yang sudah berlangsung lama. Tujuan penelitian untuk: (1) menganalisis kondisi sosio-agraria pada lahan sawah di Kota Sukabumi, (2) menganalisis pola konversi lahan pada lahan sawah di Kota Sukabumi dan (3) merumuskan strategi perlindungan lahan sawah di Kota Sukabumi. Strategi penelitian ini menggunakan mixed method dengan cara menggabungkan metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian di lapangan dimulai dengan menemui informan kunci yang mengetahui tentang pokok permasalahan penelitian. Tahap selanjutnya, dilakukan wawancara kualitatif secara terbuka agar dapat mengumpulkan pandangan-pandangan dari informan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumen. Pengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dilakukan dalam satu waktu, kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif yaitu Cluster Analysis, LQ dan SSA, dan analisis kualitatif yang digunakan secara berdampingan untuk memberikan penguatan analisis satu sama lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran social quality petani lahan sawah di Kota Sukabumi dengan empat pendekatan konfigurasi, yaitu konfigurasi socio-economic security, konfigurasi social cohesion, konfigurasi social inclusion dan konfigurasi social empowerment. Tipologi wilayah secara agregat menghasilkan dua klaster yaitu: klaster 1 terdiri atas 5 kecamatan yaitu Kecamatan Cikole, Gunungpuyuh, Warudoyong, Citamiang dan Baros, sedangkan klaster 2 terdiri dari 2 kecamatan yaitu Kecamatan Lembursitu dan Cibeureum. Klaster 2 merupakan wilayah yang dipertahankan atau prioritas utama lahan sawah dan keberadaan petani secara social quality-nya tetap dipertahankan. Variabel yang nyata membedakan karakteristik klaster yaitu pembiayaan, pemilik lahan, penyakap, buruh tani dan kelompok tani. Kelompok relasi agraria petani dengan mekanisme makaya terbentuk enam jenis komunitas, yaitu (1) petani pemilik, (2). petani pemilik juga penggarap, (3) petani pemilik merangkap pengepul (tengkulak), (4) petani penggarap (5) petani penggarap juga buruh tani, dan (6) buruh tani. Hasil analisis LQ, lokasi pemusatan penggunaan lahan sawah tahun 2002 berada di wilayah Warudoyong, Baros dan Cibeureum, sedangkan pada tahun 2012 berada di wilayah Kecamatan Baros, Cibeureum dan Lembursitu. Berdasarkan SSA, nilai komponen proportional shift penggunaan lahan yang mengalami pergeseran secara agregat berupa penambahan luas terdiri atas lahan terbangun dan kolam, sedangkan yang mengalami pengurangan luas adalah kebun campuran, lahan terbuka dan sawah. Hasil analisis perubahan penggunaan lahan menunjukan bahwa lahan sawah mengalami penurunan sebesar 2.23 persen sedangkan lahan terbangun telah meningkat sebesar 3.35 persen dalam waktu 10 tahun (2002-2012). Pola perubahan lahan yang terjadi meliputi: (1) lahan terbuka menjadi kebun campuran, (2) sawah menjadi kebun campuran, (3) kebun campuran menjadi kolam, (4) lahan terbuka menjadi kolam, (5) sawah menjadi kolam, (6) kebun campuran menjadi lahan terbangun, (7) kolam menjadi lahan terbangun, (8) lahan terbuka menjadi lahan terbangun, (9) sawah menjadi lahan terbangun, (10) kebun campuran menjadi lahan terbuka, (11) lahan terbangun menjadi lahan terbuka dan (12) sawah menjadi lahan terbukaKonversi lahan yang terbesar terjadi pada pola lahan terbuka menjadi lahan terbangun mencapai 57.06 ha, sawah menjadi lahan terbangun 53.75 ha, kebun campuran menjadi lahan terbangun 52.44 ha, dan sawah menjadi kebun campuran 28.38 ha. Faktor pendorong konversi lahan dipengaruhi oleh tenaga kerja, regenerasi petani, fragmentasi penguasaan lahan dan kepadatan penduduk serta secara fisik dipengaruhi oleh jalan dan lereng. Alternatif strategi perlindungan lahan sawah di Kota Sukabumi dapat dilakukan dengan: (1) peningkatan kapasitas agribisnis petani, (2) mengendalian perizinan perubahan penggunaan lahan, (3) Pembelian sawah produktif oleh Pemerintah Kota Sukabumi. Dalam konteks kewilayahan, pemerintah daerah sangat perlu untuk menetapkan lahan sawah eksisting menjadi kawasan agropolitan yang bersinergi dengan sistem internal perkotaan dan jaringan prasarana dan sarana perkotaan serta membuat peraturan zonasi. Penelitian lanjutan yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan studi tentang Kota Sukabumi sebagai Agropolis dan Studi kelayakan Wisata Pendidikan Agro (Agroedutourism) di Kota Sukabumi.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79489
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015yhm.pdf
  Restricted Access
30.01 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.