Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79287
Title: Penentuan Waktu Optimal Kawin Berdasarkan Ultrasonografi Ovarium Dengan Gejala Klinis Estrus Dan Sitologi Vagina Pada Kambing Peranakan Etawa.
Authors: Yusuf, Tuty Laswardi
Amrozi
Satria, Yudi Eka
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan waktu optimal kawin pada kambing Peranakan Etawa (PE). Penelitian ini menggunakan 10 ekor kambing betina, berusia 2-3 tahun yang memiliki siklus estrus yang normal. Inisiasi estrus menggunakan Implant Controlled Internal Drug Release (CIDR) secara intra vagina dan dilepas 12 hari setelah pemasangan. Perkembangan folikel dalam ovarium, diamati menggunakaan ultrasonografi (USG) secara transrektal setiap 6 jam sampai 66 jam setelah pelepasan CIDR. Gejala diam dinaiki dan gejala klinis vulva juga diamati seiring pengamatan USG. Gambaran folikel dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan diameter : kecil (≤ 3 mm), sedang (4-4.9 mm) dan besar (≥ 5 mm) yang diamati selama fase estrus. Ovulasi diperkirakan telah terjadi ketika folikel besar (folikel dominan) tidak terlihat lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata folikel pada ovarium setelah pelepasan CIDR jam ke 36 adalah 0-1 (0.8±0.4 mm) folikel kecil, 0-1 (0.9±0.6 mm) folikel sedang, dan 1-2 (1.7±0.8 mm) folikel besar. Folikel besar (7-8 mm) terlihat 36 jam setelah pelepasan CIDR atau 24 jam setelah diam dinaiki. Setelah 42 jam pelepasan CIDR, folikel besar tidak terlihat lagi. Disimpulkan bahwa ovulasi terjadi pada 36-42 jam setelah pelepasan CIDR atau 24-30 setelah diam dinaiki. Hubungan antara perkembangan folikel dengan perubahan gejala klinis vulva (kemerahan, kebengkak, dan intensitas lendir) menunjukan gejala klinis tinggi (+++) terlihat pada 36-42 jam setelah pelepasan CIDR. Gejala klinis yang optimal berkaitan dengan hasil sitologi vagina, yang menunjukkan persentase lebih tinggi (44,6%-48.6%) dari sel epitel superfisial pengamatan jam 30-48 dengan jumlah tertinggi jam 36 (60.3%). Disimpulkan bahwa waktu ovulasi terjadi 36-42 jam setelah pelepasan CIDR, dengan intensitas gejala klinis yang optimal (kemerahan, bengkak, lendir) dan persentase tertinggi sel superfisial diamati dari sitologi vagina. Dengan demikian, waktu optimal kawin pada kambing Etawa adalah pada 24 sampai 30 jam dari diam dinaiki atau 36 sampai 42 jam setelah pencabutan CIDR. Kata kunci: Ultrsonografi, Folikel, Kambing Peranakan Etawa, CIDRTujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan waktu optimal kawin pada kambing Peranakan Etawa (PE). Penelitian ini menggunakan 10 ekor kambing betina, berusia 2-3 tahun yang memiliki siklus estrus yang normal. Inisiasi estrus menggunakan Implant Controlled Internal Drug Release (CIDR) secara intra vagina dan dilepas 12 hari setelah pemasangan. Perkembangan folikel dalam ovarium, diamati menggunakaan ultrasonografi (USG) secara transrektal setiap 6 jam sampai 66 jam setelah pelepasan CIDR. Gejala diam dinaiki dan gejala klinis vulva juga diamati seiring pengamatan USG. Gambaran folikel dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan diameter : kecil (≤ 3 mm), sedang (4-4.9 mm) dan besar (≥ 5 mm) yang diamati selama fase estrus. Ovulasi diperkirakan telah terjadi ketika folikel besar (folikel dominan) tidak terlihat lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata folikel pada ovarium setelah pelepasan CIDR jam ke 36 adalah 0-1 (0.8±0.4 mm) folikel kecil, 0-1 (0.9±0.6 mm) folikel sedang, dan 1-2 (1.7±0.8 mm) folikel besar. Folikel besar (7-8 mm) terlihat 36 jam setelah pelepasan CIDR atau 24 jam setelah diam dinaiki. Setelah 42 jam pelepasan CIDR, folikel besar tidak terlihat lagi. Disimpulkan bahwa ovulasi terjadi pada 36-42 jam setelah pelepasan CIDR atau 24-30 setelah diam dinaiki. Hubungan antara perkembangan folikel dengan perubahan gejala klinis vulva (kemerahan, kebengkak, dan intensitas lendir) menunjukan gejala klinis tinggi (+++) terlihat pada 36-42 jam setelah pelepasan CIDR. Gejala klinis yang optimal berkaitan dengan hasil sitologi vagina, yang menunjukkan persentase lebih tinggi (44,6%-48.6%) dari sel epitel superfisial pengamatan jam 30-48 dengan jumlah tertinggi jam 36 (60.3%). Disimpulkan bahwa waktu ovulasi terjadi 36-42 jam setelah pelepasan CIDR, dengan intensitas gejala klinis yang optimal (kemerahan, bengkak, lendir) dan persentase tertinggi sel superfisial diamati dari sitologi vagina. Dengan demikian, waktu optimal kawin pada kambing Etawa adalah pada 24 sampai 30 jam dari diam dinaiki atau 36 sampai 42 jam setelah pencabutan CIDR.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79287
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015yes.pdf
  Restricted Access
12.65 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.