Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79192
Title: Analisis Volatilitas Harga Beras di Indonesia: Efek Stok dan Perubahan Kebijakan.
Authors: Adhi, Andriyono Kilat
Rifin, Amzul
Brümmer, Bernhard
Anggraeni, Dessy
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Studi ini bertujuan untuk memahami tren volatilitas harga beras di Indonesia, dengan cara mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh dan menguji seberapa besar pengaruh dari fakrot-faktor tersebut terhadap keseluruhan estimasi fluktuasi harga. Berdasarkan studi literatur yang banyak ditemukan akhir-akhir ini, tingkat fluktuasi harga untuk berbagai komoditas pertanian cenderung rendah, kecuali untuk beras. Studi ini tergerak untuk mengetahui berbagai tantangan dalam menstabilkan harga beras di Indonesia. Sebagian besar rumah tangga di pedesaan berperan baik sebagai produsen dan konsumen beras, dengan demikian proporsi yang tidak seimbang antara jumlah beras yang diproduksi dengan harga yang terbentuk di pasar akan sangat merugikan bagi rumah tangga miskin dan berada diambang batas kemiskinan. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi studi tentang estimasi ekonometrika terhadap volatilitas harga dan pengaruh kebijakan penanggulangannya. Estimasi pada studi ini dilakukan berdasarkan data harga beras nasional mulai bulan Januari 2006 hingga Desember 2013 dengan total 2086 observasi, di mana data tersebut diperoleh dari Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Sementara itu, estimasi jumlah stok beras menggunakan data dari USA WASDE untuk periode yang sama. Pada tahap awal, model GARCH digunakan untuk memperkirakan volatilitas harga beras. Selanjutnya, beberapa variable makroekonomi yang diteliti dimasukkan ke dalam model GARCH-X sebagai regresor eksternal. Seluruh regresor eksternal tersebut diuji baik pada model rata-rata dan model varians. Hasil pendugaan menunjukkan bahwa volatilitas harga beras lebih banyak didorong oleh variansnya sendiri dibandingkan guncangan eksternal. Secara formal, tujuan penelitian dapat diformulasikan sebagai berikut: 1) memahami trend volatilitas harga beras di Indonesia, 2) mengekplorasi beberapa variabel makroekonomi yang berpengaruh terhadap pengukuran volatilitas harga beras di Indonesia, 3) menguji dampak signifikan variable-variable tersebut terhadap pengukuran volatilitas harga beras di Indonesia. Ada 3 kesimpulan utama yang bisa diambil dari hasil penelitian ini. Pertama, volatilitas harga beras didorong lebih oleh variasinya sendiri dibandingkan lonjakan yang berasal dari luar. Dengan mempertimbangkan regresor eksternal yang relevan, seperti tingkat stok atau vector dummy sebagai variable makroekonomi pada model GARCH-X, maka secara keseluruhan estimasi model volatilitas harga beras dapat dijelaskan dengan lebih baik. Parameter-parameter untuk regresor eksternal tersebut teruji signifikan secara statistic dan dapat menjelaskan deret harga pada model GARCH-X. Namun, pengaruh dari regresor eksternal tersebut terbukti sangat kecil bila dibandingkan dengan pengaruh variasi deret harganya sendiri atau pun pengaruh luar lainnya. Kedua, seluruh variabel yang diuji terbukti memiliki pengaruh terhadap volatilitas. Hal in berarti bahwa, memasukkan regresor eksternal yang relevan seperti estimasi tingkat stok, musim panen padi, harga beras internasional, dan vector dummy untuk makroekonomi, ke dalam model GARCH-X dapat membantu memperbaiki keseluruhan estimasi volatilitas harga. Ketiga, berdasarkan hasil uji diagnostic, kami menemukan bahwa variabel-variabel yang diuji berpengaruh signifikan terhadap model. Dengan membandingkan hasil diagnostic test, maka kombinasi antara dummy matrx untuk kebijakan pangan sebelum dan seudah tahun 2009, dengan estimasi stok dapat memberikan kesesuaian model yang paling baik. Namun, variabel lainnya juga terbukti memiliki pengaruh, walau pun lebih rendah, terhadap pemodelan volatilitas harga beras. Dengan demikian, penulis dapat merekomendasikan beberapa hal berikut. Dalam rangka menstabilkan harga, penting sekali untuk memastikan kestabilan rantai pasok beras, dengan demikian setiap agen dalam distribusi beras dapat berperan secara seimbang dan sesuai proporsinya. Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai hal ini adalah dengan menhilangkan segala bentuk rintangan yang mungkin menghambat kelancaran rantai pasok, contohnya dengan memperbaiki sarana transportasi dan infrastruktur, menyederhanakan proses administrasi pergudangan, dan mengaplikasikan mekanisme monitoring yang handal. Untuk mengatasi ketidakpastian dan volatilitas harga, pemerintah perlu lebih fleksibel terutama dalam kaitannya dengan kebijakan pangan, sehingga dapat memberikan respon yang cepat pada berbagai situasi. Pemerintah juga perlu untuk memiliki cadangan beras yang cukup untuk menghadapi berbagai kendala pada penyediaan bahan pangan utama.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79192
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015dan.pdf
  Restricted Access
21.43 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.