Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79164
Title: Peran Dan Strategi Pengembangan Subsektor Peternakan Dalam Pembangunan Ekonomi Kabupaten Agam.
Authors: Baga, Lukman M
Tinaprilla, Netti
Yulia
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Pengembangan subsektor peternakan diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga dapat memberikan peran nyata bagi pembangunan Kabupaten Agam. Kabupaten Agam dalam mengimplementasikan otonomi daerah berusaha untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Potensi yang dimiliki Kabupaten Agam pada subsektor peternakan diharapkan mampu meningkatkan Pendapatan Daerah Regional Bruto yang menjadi salah satu indikator peningkatan kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan peran subsektor peternakan terhadap pembangunan Kabupaten Agam serta menyusun rancangan alternatif strategi pengembangan subsektor peternakan yang tepat dalam rangka meningkatkan peran subsektor peternakan di Kabupaten Agam. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Agam. Pengambilan data dilaksanakan mulai bulan Desember 2014 sampai dengan Maret 2015. Penelitian ini menggunakan Analisis Location Quotient (LQ), Analisis Shift Share, dan Analisis Strategi Pengembangan menggunakan SWOT dan QSPM diperoleh beberapa alternatif-alternatif strategi yang kemudian dirumuskan kedalam beberapa program dan selanjutnya dipetakan kedalam gambar arsitektur strategik. Berdasarkan hasil analisis LQ subsektor peternakan di Kabupaten Agam merupakan komoditi basis. Nilai LQ subsektor peternakan pada tahun 2011-2013 adalah 1.43 1.47 dan 1.46. Ditingkat kecamatan subsektor peternakan menjadi basis hampir disetiap kecamatan, kecuali Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Malalak, Kecamatan Sungai pua, dan Kecamatan Palembayan. Surplus pendapatan peternakan Kabupaten Agam pada tahun 2013 adalah sebesar Rp3 467.44 juta. Ditingkat kecamatan surplus pendapatan peternakan terbesar adalah Kecamatan Tilatang Kamang, Kecamatan Baso dan Kecamatan Lubuk Basung. Sedangkan yang memiliki surplus pertumbuhan negatif terbesar adalah Kecamatan Ampek Angkek dan Kecamatan Palembayan. Nilai kousien lokalisasi subsektor peternakan adalah sebesar 0.01 hal ini berarti subsektor peternakan memiliki pola yang menyebar. Sektor basis hanya menjadi penerimaan potensial dan merupakan aset bagi wilayah, sehingga peternakan perlu dipertahankan dan dikembangkan lagi guna pembangunan ekonomi berkelanjutan. Pertumbuhan proporsional subsektor peternakan Kabupaten Agam antara tahun 2009-2013 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 10.72 persen. Pertumbuhan pangsa wilayah pada periode yang sama mengalami peningkatan sebesar 2.33 persen, walaupun subsektor peternakan mengalami pertumbuhan yang lambat/negatif. Kekuatan yang dimiliki Kabupaten Agam dalam pengembangan peternakan terdiri dari empat faktor yaitu basis ekonomi peternakan, potensi sumber daya alam, kebijakan pemerintah dan kemampuan memasarkan. Sedangkan kelemahan yang dimiliki yaitu sumberdaya manusia peternak, penyebaran peternakan, adopsi teknologi, kemampuan modal usaha, ketersediaan sarana prasarana dan motivasi peternak. Peluang yang ada untuk pengembangan subsektor peternakan di Kabupaten Agam terdiri dari lima faktor yaitu potensi pasar, otonomi daerah, pertumbuhan ekonomi, tuntutan keamanan produk (ASUH) dan ketersediaan kredit. Ancaman yang dihadapi adalah fluktuasi harga, tingkat inflasi, kejadian penyakit ternak, pengaruh global dan sosial budaya masyarakat. Strengths-Opportunities (S-O) yaitu pengembangan serta pembinaan di setiap wilayah berdasarkan potensi yang ada; Strategi Strengths-Threats (S-T) adalah pengoptimalan dalam pengamanan sumberdaya lokal yang ada; Strategi Weaknesses-Opportunities (W-O) yakni pembinaan, penerapan dan pengembangan teknologi yang tepat guna dan meningkatkan pembinaan dan pengembangan SDM peternak; dan Strategi Weaknesses-Threats (W-T) dilakukan dengan cara membentuk dan mengembangkan sistem kerja sama/bermitra yang lebih luas dan saling menguntungkan serta melakukan pemeriksaan kesehatan ternak secara berkelanjutan dan pencegahan penyakit hewan. Berdasarkan hasil analisis QSPM diperoleh beberapa prioritas alternatif strategi dalam pengembangan subsektor peternakan dalam pembangunan sebagai berikut (1) Pengembangan subsektor peternakan serta pembinaan di setiap wilayah berdasarkan potensi yang ada (2) Meningkatkan pembinaan dan pengembangan sumber daya peternak (3) Membentuk dan mengembangkan sistem kerja kerja/bermitra yang lebih luas dan saling menguntungkan (4) Melakukan pemeriksaan kesehatan ternak secara berkelanjutan dan pencegahan penyakit hewan (5) Pembinaan, penerapan dan pengembangan teknologi yang tepat guna dan (6) Pengoptimalan dalam pengamanan sumberdaya lokal yang ada.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79164
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015yul.pdf
  Restricted Access
29.53 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.