Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79147
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAmbarsari, Laksmi-
dc.contributor.advisorSumaryada, Tony Ibnu-
dc.contributor.authorPratama, Ridho-
dc.date.accessioned2016-03-10T02:57:28Z-
dc.date.available2016-03-10T02:57:28Z-
dc.date.issued2015-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79147-
dc.description.abstractKasus kanker payudara adalah satu dari lima jenis penyakit kanker terbesar di dunia. Kasus kanker payudara di Indonesia mencapai 347.792 jiwa pada tahun 2013 (Kemenkes RI 2015). Kanker payudara diketahui memiliki kaitan erat dengan inflamasi kronis yang dikontrol oleh Siklooksigenase 2 (COX- 2). Penghambatan pada enzim ini memiliki potensi untuk pengembangan obat antikanker payudara. Beberapa obat sintetis telah digunakan secara komersial untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Namun demikian obat ini memiliki beberapa efek samping yang berbahaya bagi tubuh seperti kerontokan rambut, diare, muntah, dan gangguan tidur. Untuk menghadapi tantangan ini, saat ini banyak dikembangkan obat yang berasal dari tanaman herbal. Temulawak (Curcuma xanthoriza) adalah tanaman rimpang biasa digunakan sebagai tanaman obat terhadap beberapa penyakit antara lain sebagai senyawa obat anti kanker, anti inflamasi dan menurunkan kadar kolesterol pada manusia. Komponen temulawak terdiri dari kurkuminoid dan santorizol. Kurkumin banyak diteliti karena memiliki berbagai khasiat obat yaitu dalam penurunan plak β-amiloid, menunda degradasi saraf, pengkelat logam, anti inflamasi, antioksidan, penurunan pembentukan mikroglia pada penyakit alzaimer, hepatoprotektif ,dan menghambat angiogenesis. Santorizol merupakan senyawa yang berperan sebagai zat antiproliferasi dengan cara menginduksi proses apoptosis pada sel MDA-MB-231. Potensi senyawa aktif dari temulawak sebagai inhibitor dari enzim COX- 2telah diuji dengan metode penambatan molekuler menggunakan perangkat lunak Autodock Vina. Hasil uji senyawa ligan dengan aturan Lipinski didapatkan hasil bahwa senyawa kurkuminoid dan santorizol memenuhikriteria sebagai senyawa obat. Seluruh senyawa aktif berhasil tertambat pada sisi aktif enzim COX-2. Kurkumin memiliki energi ikatan terbesar yaitu (ΔG) = -9,3 kkal/mol mendekati afinitas ikatan obat komersial selekoksib. Terdapat 3 ikatan hidrogen pada asam amino Arg106, Tyr341, dan His75,ketiga asam amino ini merupakan bagian sisi aktif dari COX-2. Terdapat 16 asam amino yang memiliki ikatan yang sama dengan obat komersial selekoksib. Senyawa kurkuminoid dan santorizol diprediksi memiliki potensi sebagai agen anti kanker payudara.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcBiochemistryid
dc.subject.ddcMolecular Biologyid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcJawa Baratid
dc.titlePenambatan Molekuler Senyawa Aktif Temulawak (Curcuma Xanthoriza) Dengan Enzim Cox-2 SebagaiKandidat Obat Anti Kanker Payudara.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkanker payudaraid
dc.subject.keywordCOX-2id
dc.subject.keywordKurkuminoidid
dc.subject.keywordSantorizolid
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2015rpr.pdf
  Restricted Access
16.4 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.